Kisah di Balik Watu Dodol Banyuwangi yang Legendaris, Ada Batu Raksasa yang Tak Bisa Dipindahkan
Pintu masuk Kabupaten Banyuwangi ini memiliki sejumlah kisah terkenal
Watu Dodol berada di jalur utama Situbondo-Banyuwangi. Penamaan kawasan ini merujuk pada sebongkah batu besar di tengah jalan raya yang diyakini bertuah.
Batu setinggi 10 meter dengan permukaan batu keras ini memiliki banyak versi cerita. Salah satunya menjadi sumber munculnya legenda Ki Buyut Jaksa yang menjadi cikal bakal tradisi Puter Kayun.
-
Apa saja tempat wisata yang hits dan terbaru di Banyuwangi? Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
-
Apa yang menjadi keunikan Dam Karangdoro di Banyuwangi? Eksotis Selain jembatan panjang, di sekitar bendungan (dam) itu terdapat banyak perkebunan kakao. Perpaduan ini menjadikan kawasan Dam Karangdoro memiliki pemandangan eksotis. Bendungan ini sangat disukai turis Eropa terutama dari Belanda.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
Mengutip Liputan6.com, warga sekitar menganggap batu raksasa ini sakral karena banyaknya peristiwa mistis dan janggal yang terjadi.
Bukit Watu Dodol
Bukit Watu Dodol dengan pemandangan Selat Bali dan patung gandrung terletak sekitar lima kilometer di utara pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Mengutip laman Geopark Ijen, secara morfologi, bukit ini memiliki tinggi sekitar 100 mdpl dan merupakan perbukitan karst yang terletak di lereng timur Kompleks Gunung Api Ijen hingga ketinggian 544mdpl (Gunung Remuk).
Bukit ini tersusun dari batu gamping terumbu yang banyak mengandung fosil alga, koral, dan foraminifera, serta batu gamping klastik yang mengandung fragmen litik (pecahan) basalt.
Secara umum batu gamping di Bukit Watu Dodol telah mengalami proses karstifikasi.
- Penuh Tradisi, Cara Desa Adat Kemiren Banyuwangi Rayakan Hari Jadi
- Melihat Watu Gilang, Batu Bersejarah Tempat Penobatan Raja Banten yang Penuh Misteri
- Mengenal Takjil Unik Asli Bandung Lontong Banjur, Legendaris Sejak 1920
- Kisah Warung Nasi Tempong Legendaris di Banyuwangi, Awalnya Langganan Anak Kos Kini Jadi Kuliner Favorit Wisatawan
Batu Raksasa
Batu besar di tengah jalan raya inilah yang disebut Watu Dodol. Berbagai upaya pernah dilakukan untuk memindahkan batu raksasa ini, mulai memecah hingga menariknya menggunakan kapal. Tak ada satu pun upaya tersebut yang berhasil. Batu raksasa itu tetap berdiri kokoh di tempatnya.
Bahkan kapal yang menarik Watu Dodol terbelah menjadi dua bagian. Hal ini menyebabkan warga percaya bahwa batu ini dijaga sosok- sosok gaib. Batu ini diyakini sebagai pintu gerbang kerajaan yang sering dilalui makhluk astral utusan Ratu Pantai Selatan.
“Cerita dulunya batu di tengah jalan itu tidak bisa dipindahkan. Berbagai macam cara dilakukan untuk memindahkan batu itu, tapi tidak berhasil," ungkap Pemerhati Sejarah Banyuwangi, Yeti Chotimah, dikutip dari Liputan6.com.
Banyak orang percaya sebelumnya batu itu berada di tepi pantai, tapi kemudian pada suatu malam tiba-tiba berpindah di tengah jalan raya.
Watu Dodol sangat besar, namun berdiri dengan dasar batu yang ukurannya lebih kecil, sehingga seolah-olah tampak melayang. Rasanya sangat tidak masuk akal jika batu ini bisa berdiri kokoh dengan tumpuan batu kecil.
Benteng Pertahanan Jepang
Kolonialis Jepang membangun benteng pertahanan di atas bukit Watu Dodol. Benteng ini digunakan sebagai tempat aman pada masa perang dunia kedua.
Saat ini, bunker peninggalan Jepang ini sering jadi jujugan para pertapa. Bahkan, mereka bisa bertapa di sini selama bertahun-tahun.
"Goa Jepang itu dulunya digunakan benteng pertahanan pada perang dunia ke-II. Setelah era kemerdekaan sudah tidak digunakan lagi,” jelas Yeti.
Dulu ada beberapa bagian lorong saling terhubung, kini lorong-lorong tersebut sudah buntu dan tertutup.
Masyarakat sekitar yakin bahwa bunker tersebut bisa tembus hingga wilayah Alas Purwo maupun pantai selatan.