Kisah Kakek Berusia 100 Tahun Berangkat Haji, Setiap Hari ke Sawah dan Mengaku Capek kalau Tidak Bekerja
Ia sudah lama ingin daftar haji, tapi baru tercapai saat usianya 94 tahun.
Ia sudah lama ingin daftar haji, tapi baru tercapai saat usianya 94 tahun.
Kisah Kakek Berusia 100 Tahun Berangkat Haji, Setiap Hari ke Sawah dan Mengaku Capek kalau Tidak Bekerja
Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci merupakan cita-cita mayoritas umat muslim. Indonesia merupakan negara dengan pemeluk agama Islam terbanyak di dunia. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki kuota ibadah haji terbanyak di dunia.
- Wakil Ketua Pansus Angket Haji Kesal Sampai Gebrak Meja Dengar Penjelasan Kemenag Soal Jemaah yang Enggak Berangkat
- Kemenag: Haji Tidak Sah Bila Jemaah Tinggalkan Salah Satu Rukun
- Kisah Jemaah Haji Aceh Berusia Hampir Satu Abad, Penuh Semangat ke Tanah Suci
- 300 Calon Jemaah Haji Asal Siak Berangkat, Termuda Berusia 20 Tahun dan Tertua 88 Tahun
Bersyukur
Imam Kartam Taselim atau Mbah Imam, kakek 100 tahun asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tak berhenti mengucap rasa syukur karena keinginannya berangkat haji terwujud. Ia terdaftar sebagai jemaah calon haji Indonesia tahun 2024.
Keterbatasan Uang
Mbah Imam menceritakan, ia mendaftar haji tahun 2018 saat usianya sudah 94 tahun.
“Keinginan berhaji sudah ada sejak lama. Namun karena keterbatasan keuangan, tahun 2018 itu saya baru bisa mendaftar,” ujarnya, pada Jumat (24/5/2024), dikutip dari Liputan6.com.
Pada 2018, Mbah Imam mendaftar dengan uang tabungan yang dimiliki. Ia juga dibantu anaknya untuk melunasi biaya haji.
"Alhamdulillah saya dibantu anak sehingga bisa mendaftar haji,” terangnya.
Utamakan Kebutuhan Anak
Mbah Imam mengaku sudah lama memiliki keinginan mendaftar haji. Meski demikian, sebagai orang tua yang memiliki banyak anak, dia lebih mengutamakan kebutuhan anak-anaknya.
"Sekarang anak saya yang masih hidup ada empat, yang lain sudah meninggal. Sebagai orang tua, meskipun ingin sekali mendaftar haji, saat itu anak-anak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi,” ungkap Mbah Imam, dikutip dari Liputan6.com.
Sempat Tertunda
Mbah Imam yang masuk kuota prioritas lansia sebenarnya mendapat panggilan berangkat haji pada 2020.
"Ternyata tidak jadi berangkat karena ada pandemi Covid-19,” tuturnya, dikutip dari Liputan6.com.
Terbiasa Jalan Kaki
Mbah Imam mengaku tidak memiliki persiapan kondisi fisik khusus menjelang berangkat haji.
“Saya terbiasa berjalan kaki. Setiap hari saya ke sawah (untuk mengawasi para pekerja),” ujarnya, dikutip dari Liputan6.com.
Setiap hari, Mbah Imam pulang pergi dari rumah ke sawah menempuh jarak sekitar sekitar 1,5 kilometer.
“Alhamdulillah saya masih kuat menempuh jarak sejauh itu setiap hari sendiri tanpa dibantu orang lain. Saya juga belum memakai tongkat,” imbuhnya.
Rajin Beraktivitas
Yoyok Wijaksono, anak Mbah Imam, menjelaskan rahasia bapaknya tetap sehat meski berusia lebih dari satu abad.
"Bapak makannya biasa saja. Tahu tempe ya mau. Kalau Iduladha, makan sate kambing pun masih bisa banyak. Anak-anaknya malah yang khawatir kalau beliau kena darah tinggi, tetapi waktu diperiksa Alhamdulillah tekanan darahnya normal saja,” ujar Yoyok.
Yoyok menambahkan, Mbah Imam masih sehat meskipun usianya sudah senja karena ia rajin beraktivitas.
"Bapak itu setiap hari ada saja kesibukannya. Kalau tidak ngapa-ngapain malah sakit semua badannya. Alhamdulillah kadar gula, kolesterol, dan tekanan darah Bapak semua normal,” jelas Yoyok, dikutip dari Liputan6.com.