Kisah Nabi Saleh AS dan Mukjizat yang Diterimanya dari Allah SWT, Sampaikan Banyak Nilai
Sebagai salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT, kisah nabi Saleh AS menyimpan banyak pelajaran.
Sebagai salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT, kisah nabi Saleh AS menyimpan banyak pelajaran.
Kisah Nabi Saleh AS dan Mukjizat yang Diterimanya dari Allah SWT, Sampaikan Banyak Nilai
Nabi Saleh diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran kepada kaum Tsamud yang berada di Al Hijr. Kaum Tsamud merupakan suatu kaum yang mayoritas warganya memiliki banyak keahlian seperti bercocok tanam, berternak dan arsiktektur. Namun, dengan keahliannya tersebut yang membuat kaum Tsamud menjadi sombong dan selalu merendahkan kaum yang lainnya.
Gaya hidup kaum Tsamud selalu dihiasi dengan kemaksiatan, yaitu berfoya-foya, mabuk-mabukkan, berzina dan melakukan tindak kejahatan. Karena gaya hidup kaum Tsamud telah menyimpang dari ajaran Allah. Maka, Allah mengutus Nabi Saleh AS untuk mengajak kembali kaum Tsamud kembali ke jalan yang benar.
Nabi Saleh mengajak agar mereka bertakwa, Nabi Saleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. Karena itu, mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya, Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi memperkenankan doa hamba-Nya, (QS Hud ayat 61). Berikut ini merupakan kisah Nabi Saleh A.S yang dilansir dari berbagai sumber.
-
Bagaimana kaum Tsamud menentang seruan Nabi Saleh? Mendengar seruan yang telah dikumandangkan oleh Nabi Saleh A.S, para kaum Tsamud malah marah dan menjawab,"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami,." (QS Hud ayat 62).
-
Apa yang menjadi salah satu bukti mukjizat Nabi Saleh yang terkenal? Salah satu mukjizat yang paling terkenal adalah kemunculan unta betina dari bebatuan yang dipecahkan oleh Nabi Saleh.
-
Apa warna kesukaan Nabi Muhammad SAW? Warna kesukaan Rasulullah SAW ternyata dijelaskan juga di dalam Al-Quran. Dalam surah Al Kahfi disebutkan jika warna kesukaan Rasulullah adalah hijau.
-
Siapa Nabi Khidir itu? Sejumlah ulama juga memiliki pendapat berbeda tentang siapa sebenarnya sosok Nabi Khidir, apakah dirinya seorang nabi, atau orang sholeh yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT.
-
Kapan Nabi Muhammad SAW lahir? Berdasarkan catatan beberapa buku sejarah, Nabi SAW lahir tanggal 12 Rabi’ul tahun Gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 M.
Mengenal Asal Usul dan Kehidupan Nabi Saleh AS
Saleh adalah seorang tokoh dalam Al-Qur'an, yakni seorang rasul yang diutus Allah swt kepada kaum Tsamūd. Nama Nabi Shaleh disebutkan sembilan kali dalam Al-Qur'an.
Kisahnya dan kaum Tsamud disebutkan dalam surah Al-A'raf (7): 73-79, Hud (11): 61-68, Al-Hijr (15): 80-84, Al-Isra' (17): 59, Asy-Syu'ara' (26): 141-159, An-Naml (27): 45-53, Fushshilat (41): 17-18, Al-Qamar (54): 23-32, dan Asy-Syams (91): 11-15.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Nabi Shaleh adalah Shaleh bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin Atsir bin Aram/Iram bin Sem/Sam bin Nuh. Menurut pendapat yang masyhur, Shaleh diutus sebelum masa Ibrahim, meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.
Nabi Saleh diutus pada saudara sekaumnya sesama keturunan Tsamud yang berkuasa setelah kehancuran kaum 'Ad awal. Sebagaimana para nabi lain dalam Al-Qur'an, kisah Shaleh juga sangat menekankan pesan keesaan Allah.
"Dan kepada kaum Ṡamūd (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) Unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih."
— Qur'an Al-A'raf:73
Mendengar seruan yang telah dikumandangkan oleh Nabi Saleh A.S, para kaum Tsamud malah marah dan menjawab,
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami,." (QS Hud ayat 62).
Dengan adanya respon tersebut, sekelompok kecil dari kaum Tsamud memang telah menerima ajaran Nabi Saleh, namun sebagian besar orang-orang kaya dan berkedudukan tinggi tetap bersikeras menolak. Mereka menganggap ucapan Nabi Saleh hanyalah kosong belaka.
Latar Belakang Kaum Tsamud
Disebutkan bahwa di tanah-tanah yang datar, kaum Tsamud membangun istana-istana, sedangkan bukit-bukit dan gunung-gunung mereka pahat untuk dijadikan rumah. Di negeri kaum Tsamud juga terdapat kebun-kebun dan mata air.
Saleh menyeru kaum Tsamud agar menyembah Allah semata dan bertakwa kepada-Nya. Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.
Saleh sebenarnya merupakan salah satu orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka. Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah Saleh menyeru agar mengesakan Allah dan mengharuskan untuk meninggalkan sesembahan yang sudah menjadi bagian adat mereka secara turun-temurun
Sebagian dari kaum Tsamud ada yang beriman kepada Saleh, sedangkan sebagian yang lain tidak menaatinya, bahkan menentangnya, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan. Pemimpin dari pengikut Shaleh adalah Junda' bin Amru bin Mahlah bin Lubaid bin Jawwas dan dia merupakan salah satu pemuka kaum Tsamud.
Beberapa tokoh lain juga berkeinginan untuk mengikuti Shaleh, tetapi Dzu'ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha'r bin Julmas yang merupakan pemuka kaum Tsamud penentang Saleh menghalang-halangi niatan mereka. Saleh juga mengajak sepupunya, Junda' bin Syihab, agar mengikuti ajarannya, tetapi Dzu'ab dan Rabbab mencegahnya.
- Kisah Nabi Syits, Anak Nabi Adam yang Mendapat Risalah Istimewa dari Allah SWT
- Kisah Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus, Berikut Doa yang Dipanjatkan
- Dzikir setelah Sholat Tahajud dan Bacaan Doanya, Jadi Pelengkap Sunah Malam
- Arti 'Masya Allah, laa quwwata illa billah' yang Benar, Ketahui Waktu Pengucapannya
Oleh para penentangnya, Saleh kemudian dituduh sebagai orang yang terkena sihir. Mereka juga tidak menerima bila utusan Allah hanyalah manusia biasa seperti mereka, sehingga Saleh dianggap pendusta dan orang yang sombong. Para penentangnya juga menuntut agar Saleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya.
Sikap Kaum Tsamud Terhadap Seruan Nabi Saleh AS
Dengan adanya penolakan dari kaum Tsamud sendiri, Nabi Saleh tidak lekas menyerah dengan keadaan. Kemudian Nabi Saleh memohon kepada Allah untuk memberikannya suatu mukjizat agar kaum Tsamud percaya kepadanya.
Allah memerintahkan Nabi Saleh untuk memukulkan tangannya ke atas permukaan batu yang ada di depannya. Lalu muncullah seekor unta betina yang sangat besar dan gemuk dari Allah.
Setelah diturunkannya mukjizat tersebut, Nabi Saleh berkata : "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan) kebenaran untukmu, sebab itu biarlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS Hud ayat 64).
Para kaum Tsamud melihat peristiwa tersebut langsung terperanjat. Sebagian mengakui akan kenabiannya. Namun, kebanyakan dari mereka masih menganggap yang dilakukan Nabi Saleh adalah permainan sihir untuk mengelabui mereka.
Nabi Saleh berpesan kepada kaumnya untuk tidak mengganggu unta betina tersebut. Dia mengizinkan kaumnya untuk bergantian memerah dan meminum susu unta ajaib tersebut.
Namun, keberadaan unta ajaib tersebut membuat khawatir beberapa kaum Tsamud yang menentang ajaran Nabi Saleh. Karena unta betina tersebut meminum banyak air di sumber air kaum Tsamud.
Selain itu, banyak ternak kaum Tsamud yang kekurangan air. Hal itulah yang menjadi dasar kaum Tsamud untuk melakukan rencana jahat, yakni membunuh unta betina tersebut.
Suatu hari, dua pemuda kaum Tsamud yang bernama Mushadda bin Muharrij dan Gudar bin Salif berhasil membunuh unta betina tersebut dengan cara mengawasi unta saat akan minum. Dengan cepat Mushadda memanah betis betina tersebut dan Gudar menikam pedangnya di perut unta tersebut.
Melihat unta yang telah dibunuh oleh kaum Tsamud membuat Nabi Saleh bersedih. Lalu, Dia mengatakan bahwa akan datang azab bagi kaum Tsamud yang tidak kembali ke jalan yang benar.
Tanda-tanda diturunkannya azab tersebut adalah pada hari pertama, saat terbangun mereka akan menemui wajah mereka menjadi kuning. Pada hari kedua, wajah mereka akan berubah menjadi merah. Dan pada hari ketiga, wajah mereka akan berubah menjadi hitam. Pada hari keempat, turunlah azab Allah.
Sebelum hari turunnya azab Allah, Nabi Saleh serta para pengikutnya pergi meninggalkan daerah tersebut. Mendengar ancaman dari Nabi Saleh kaum Tsamud berencana akan membunuh Nabi Saleh.
Ketika mereka akan membunuh Nabi Saleh tiba-tiba muncullah petir yang menggelegar dan gempa bumi yang sangat sangat dahsyat. Tiba-tiba batu-batu besar yang tidak diketahui dari mana datangnya menimpa kepala mereka.
Saleh dan kaum Tsamud yang beriman selamat dari kejadian tersebut. Al-Qur'an sendiri tidak menjelaskan kehidupan Shaleh setelahnya. Ada yang mengatakan bahwa dia dan pengikutnya pindah ke daerah Ramlah di kawasan Palestina. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka pindah ke Al-Haram Makkah.