KSAD Asal Malang Ini Tak Segan Mengkritik Atasan, Ibu Negara hingga Presiden Pernah Merasakannya
Ia pernah menolak perintah Presiden Soeharto dan menjelaskan kesalahan sang kepala negara memberi perintah tersebut
Ia pernah menolak perintah Presiden Soeharto dan menjelaskan kesalahan sang kepala negara memberi perintah tersebut
KSAD Asal Malang Ini Tak Segan Mengkritik Atasan, Ibu Negara hingga Presiden Pernah Merasakannya
Pria kelahiran Malang, Jawa Timur ini merupakan salah satu pejabat era Orde Baru yang bisa diandalkan. Presiden Soeharto menaruh kepercayaan tinggi terhadapnya. Meski demikian, ia dikenal sebagai pejabat Orde Baru yang bersih dan tidak korup.
-
Siapa yang menjadi KSAD termuda di Indonesia? Lahir pada tahun 1918, ia resmi menjadi KSAD ke-2 menggantikan GPH Jatikusumo di usia yang cukup muda yaitu 31 tahun.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Siapa yang pernah bertugas sebagai KSAD dan Ketua KONI? Ia merupakan bungsu dari enam bersaudara buah hati pasangan R. Arismunandar dan Ny. Sri Wuryan. Sang ayah, Arismunandar adalah pegawai rendahan di pemerintahan Belanda, ia bekerja di daerah Bondowoso. Wismoyo merasakan betapa berat tantangan hidup di zaman revolusi kemerdekaan. Bersama kedua orang tuanya, Wismoyo yang saat itu masih berusia 7 tahun harus mengungsi ke daerah yang lebih aman. Di tempat pengungsian, selama 1,5 tahun Wismoyo mengisi hari-harinya dengan mengembala kambing.
Latar Belakang
Pria bernama Rudini ini lahir dari pernikahan R. Ismangun Puspohandoyo dan Kusbandiah. Rudini lahir pada 15 Desember 1929.
Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas di Malang. Kedua orang tua Rudi menginginkannya menjadi dokter, namun ia bersikeras mendaftar sebagai tentara.
Setelah lulus SMA, ia mengenyam beragam pendidikan militer.
KSAD Rudini
Karier
Sebagai anggota TNI AD, Rudini pernah mendapat sejumlah tugas penting. Mulai dari Resimen Tim Pertempuran menumpas pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan, instruktur di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang.
Mengutip merdeka.com, selain di bidang militer, Rudini juga pernah dipercaya menjadi Menteri Dalam Negeri dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Inisiator IPDN
Pada tahun 1990, Rudini membentuk Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Nasional di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Pada tahun 1992, Presiden Soeharto meresmikan dan meningkatkan status perguruan tinggi ini menjadi STPDN (kini menjadi IPDN).
Tak Segan Kritik Presiden
Rudini pernah menghadap Ibu Negara, Tien Soeharto, dan Presiden Soeharto karena urusan serius. Pertama, ia menemui ibu Tien Soeharto untuk meluruskan namanya usai salah satu perwira TNI AD mengadu pernah ditindak Rudini gara-gara sering bisnis tanah. Rudini mengungkap bahwa sertifikat tanah yang diproses sang perwira adalah palsu. Ia meminta Tien Soeharto mengembalikan sertifikat palsu melalui dirinya. Rudini kemudian memberikan sertifikat tanah yang asli kepada Ibu Negara.