Beri Dukungan Hingga Akhir Hayat, Ini Kata-Kata Soekarno untuk Palestina
Semasa hidupnya, Bung Karno konsisten membela kemerdekaan Palestina dan mengutuk kejahatan Israel.
Hingga akhir hayatnya, Bung Karno konsisten mendukung kemerdekaan Palestina
Beri Dukungan Hingga Akhir Hayat, Ini Kata-Kata Soekarno untuk Palestina
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel"
- Soekarno, 1962 -
(Foto: Arsip Nasional Republik Indonesia)
-
Apa yang dirindukan Palestina dalam puisi ini? Negeri ini merindukan kedamaian yang tak tergoyahkan.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel terhadap tahanan Palestina? Dengan posisi tangan terikat dan tanpa busana, para tahanan tersebut diperdaya sebagai perisai hidup untuk masuk ke rumah dan terowongan hancur di Jalur Gaza.
-
Mengapa Israel menentang pengakuan negara Palestina? Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan pengakuan tersebut merupakan serangan terhadap kedaulatan Israel dan membahayakan keamanannya, meskipun ia tidak menjelaskan detailnya.
-
Apa yang dialami pria Palestina selama ditahan di penjara Israel? Pria itu dibebaskan oleh Otoritas Zionis Yahudi Israel dengan kondisi memprihatinkan akibat kelaparan dan penyiksaan yang dilakukan kepadanya.
-
Bagaimana semangat Palestina diungkapkan dalam puisi ini? Tapi semangat Palestina tak pernah lunturMereka tetap teguh, berjuang dengan harapan.
-
Bagaimana Israel merespon pengakuan negara Palestina? Sebagai tanggapan, Israel menarik duta besarnya untuk Irlandia, Norwegia, dan Spanyol. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, melakukan tindakan provokatif dengan mengunjungi Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, menyatakan bahwa situs suci tersebut "hanya milik negara Israel."
Teladan Soekarno
Kalimat Soekarno yang menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina banyak berseliweran belakangan ini, terutama usai gencatan senjata antara Hamas dan Israel di jalur Gaza beberapa waktu lalu.
Masyarakat Indonesia sebagaimana kata sang bapak bangsa, menunjukkan solidaritas dalam berbagai bentuk untuk kemerdekaan Palestina dan mengutuk tindakan sewenang-wenang Israel.
Mengutip dari laman resmi dpr.go.id, Presiden Soekarno menolak memberi pengakuan terhadap Israel dan menunjukkan solidaritas terhadap Palestina melalui berbagai upaya.
Jika ditelisik lebih jauh, hubungan Indonesia dengan Palestina sudah terjalin baik sebelum deklarasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Agustus 1945 lalu.
Sebelum kemerdekaan Indonesia, Palestina telah memberikan dukungan terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, memberikan dukungan pada tahun 1944.
(Foto: uici.ac.id)
Sementara itu, selama Konferensi Asia Afrika di Bandung, Ir. Soekarno, dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955, menolak mengundang Israel dalam konferensi tersebut sebagai bentuk komitmen Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina.
(Foto: Freepik natanaelginting)
Tolak Hubungan dengan Israel
Selama pemerintahan Soekarno, Indonesia tidak pernah punya hubungan diplomatik dengan Israel., seperti dikutip dari laman resmi Perpusnas Indonesia.
Tim nasional sepak bola Indonesia menolak berpartisipasi dalam Piala Dunia 1958 di Swedia karena keberadaan Timnas Israel. Mesir dan Sudan juga menolak bertanding sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
(Foto: Freepik)
- Ternyata ini Rahasia Mengapa Israel Larang Warganya Tes DNA, Nenek Moyang Tak Ada Ikatan dengan Tanah Palestina
- Bocah Palestina Ditanya Mau Jadi Apa Saat Besar Nanti, Jawabannya Bikin Mata Berkaca-Kaca
- Ditahan Pejuang Palestina, Tentara Israel ini Menangis Minta Ampun Sampai Umbar Janji
- Dokumen Rahasia Ungkap Israel Racuni Lahan Warga Palestina untuk Bangun Permukiman di Tepi Barat
Konsisten Tolak Israel
Selama Asian Games IV tahun 1962, pemerintah Indonesia tidak memberikan visa kepada kontingen Israel dengan alasan tidak memiliki hubungan diplomatik. Tindakan ini mengakibatkan Indonesia dikenai sanksi oleh Komite Olimpiade Internasional.
Sebagai tanggapan atas sanksi tersebut, Presiden Soekarno mendirikan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) pada tahun 1963. Ganefo yang berhasil diadakan di Jakarta menjadi ajang olahraga tandingan Asian Games IV saat itu.