Menelisik Umpak Songo, 9 Batu Peninggalan Kerajaan Blambangan
Puing-puing reruntuhan bangunan Umpak Songo kemudian ditemukan kembali pada 1916 oleh warga Bantul, mbah Nadi Gede dalam kondisi tertimbun saat dirinya tengah membabat hutan. Saat digali, reruntuhan tersebut menyerupai sebuah candi.
Umpak Songo berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Situs ini berwujud sembilan batu besar yang menyerupai bentuk kubus dengan lubang di bagian tengah yang tertata.
Situs peninggalan Kerajaan Blambangan ini diyakini menjadi balai pertemuan antara Bupati Blambangan, Raden Tumenggung Wiraguna saat bertemu dengan bawahannya dan menyimpan sejarah besar terkait Kerajaan Blambangan pada abad ke-14 Masehi berdasarkan Prasasti Balawi (1227 Saka atau 1305 M).
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Bagaimana Rumah Mahalini menghadirkan nuansa kerajaan Hindu Bali? Dekorasi yang menawan ini memberikan gambaran tentang kemegahan dan keindahan budaya Bali yang khas.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Kenapa situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit? Sehingga tak heran bahwa keberadaan situs di Desa Negeri Baru, Ketapang, langsung dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
-
Siapa Raja Kediri yang terkenal dengan ramalan masa depan Nusantara? Prabu Jayabaya adalah tokoh yang identik dengan ramalan masa depan Nusantara.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
Dahulu, situs ini terdiri dari 49 batu besar, sembilan di antaranya memiliki lubang di tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak. Nama Umpak Songo berarti sembilan penyangga dalam bahasa Jawa.
Umpak Songo, Saksi Bisu Kerajaan Blambangan Melawan VOC
©2023 Merdeka.com
Kerajaan Blambangan didirikan pada abad ke-13 Masehi yang diyakini sudah ada sejak era Majapahit. Terletak di kawasan ujung Jawa Timur, Kerajaan Blambangan menjadi satu-satunya kerajaan Hindu yang memiliki kekuasaan besar di tanah Jawa pasca runtuhnya Majapahit pada abad ke-15.
Pada abad ke-18, Kerajaan Blambangan runtuh setelah ditaklukkan oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Runtuhnya Kerajaan Blambangan membuat situs Umpak Songo menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan sejarah besar kekalahan Kerajaan Blambangan terhadap VOC.
VOC memindahkan ibu kota kerajaan ke daerah dekat Pelabuhan Ulupampang yang kini dikenal dengan Pelabuhan Muncar. Alasannya karena lokasi tersebut dekat dengan Selat Bali, yang ingin dipantau VOC karena mencoba mengambil alih Kerajaan Blambangan.
Situs Umpak Songo adalah situs penting untuk memahami sejarah Kerajaan Blambangan dan keterlibatannya dalam perang melawan VOC. Sebab, Umpak Songo menjadi situs sisa Kerajaan Blambangan.
Kala itu ibukota kerajaan pindah ke Ulupampang setelah Blambangan dipecah menjadi dua, yakni Blambangan barat dan Blambangan timur pasca pemberontakan Jagapati melawan VOC pada Oktober 1772.
Runtuhnya Umpak Songo
©2023 Merdeka.com
Melansir dari jurnal berjudul Eksistensi Pura Agung Blambangan di Banyuwangi karya Sofyan Kriswantoni dkk, Umpak Songo terbengkalai sejak Raden Tumenggung Wiraguna memindahkan ibukota Blambangan ke lokasi yang pada 1774 beralih digunakan sebagai pendopo Kabupaten Banyuwangi.
Tidak terawatnya Umpak Songo membuat bangunannya mengalami kerusakan parah sehingga menyebabkan runtuhnya Umpak Songo. Puing-puing reruntuhan bangunan Umpak Songo kemudian ditemukan kembali pada 1916 oleh warga Bantul, mbah Nadi Gede dalam kondisi tertimbun saat dirinya tengah membabat hutan. Saat digali, reruntuhan tersebut menyerupai sebuah candi.
Raja Mangkubumi IX pada 1928 kemudian mengakui bahwa reruntuhan tersebut merupakan peninggalan dari Kerajaan Blambangan. Saat ini, Situs Umpak Songo berupa runtuhan bangunan yang menyisakan 49 batu besar dengan 9 batu di antaranya memiliki lubang pada bagian tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak.
Daya Tarik Situs Umpak Songo
Umpak Songo menjadi bagian penting dari Kerajaan Blambangan yang merupakan kerajaan Hindu di Jawa Timur, tak ayal situs ini banyak dikunjungi sebagai wisata religi.
Umpak songo memiliki daya tarik tersendiri bagi pemeluk Hindu yang melakukan ritual atau doa, puncak ramainya Umpak Songo ialah saat hari raya kuningan. Pemeluk ajaran hindu di berbagai daerah lain berdatangan ke situs Umpak Songo.
Tak hanya pemeluk Hindu, bagi penganut ajaran Kejawen, Umpak Songo juga memiliki daya tariknya tersendiri. Pada malam Sabtu Pahing dalam penanggalan Jawa Situs Umpak Songo akan ramai dikunjungi, sebab para penganut ajaran Kejawen mengadakan ritual tirakatan yang digelar semalaman penuh.