Mengenang Masa Kejayaan Majapahit, Sudah Seperti Negara Maju di Zaman Sekarang
Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Saat itu, Majapahit juga memiliki patih yang sangat bisa diandalkan yakni Gajah Mada. Saat itu, kehidupan masyarakat sudah sangat maju.
Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Saat itu, Majapahit juga memiliki patih yang sangat bisa diandalkan yakni Gajah Mada. Raja Hayam Wuruk naik takhta pada tahun 1350 M.
Patih Gajah Mada dengan gagasan politik nusantara akhirnya menundukkan satu per satu daerah yang belum bernaung di bawah panji kekuasaan Majapahit. Bahkan, pengaruh kekuasaan dan kerja sama Majapahit meluas hingga ke luar Nusantara. Majapahit melakukan kerja sama dengan kerajaan lain seperti Malaya, Siam, Ayuthia, Lagor, Siam, Singapura, Campa, kambodia, Anam, India, dan Cina.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Kehidupan Masyarakat Sangat Maju
Pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk, kehidupan masyarakat sudah sangat maju dan teratur. Para pemeluk agama Buddha dan Hindu Saiwa hidup berdampingan secara damai, sebagaimana mengutip dari Buletin Arkeologi DEWARNAMA edisi IV tahun 2007.
Bahkan dalam struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit terdapat jabatan bagi pendeta Budha yaitu dharmadhyaksa kasogatan/Buddha dharmadliyaksa dan pendeta Hindu Saiwa, yaitu dharmadhyaksa kasaiwan/Saiwa dharmadhyaksa. Mereka merupakan pengawas tertinggi mandala di daerah yang menjadi milik keluarga ulama dan agama masing-masing.
Pemerintahan Teratur
©2021 Merdeka.com/jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id
Dalam bidang pemerintahan juga menunjukkan keteraturan dengan adanya jabatan-jabatan fungsional, seperti para pegawai tingkat tinggi (pejabat tinggi) yaitu: tiga orang mantri besar (mandarin-mandarin) Hino, Sirikan, dan Halu. Lalu, di bawahnya ada jabatan Tumenggung, Demang, Kanuruhan, Rangga merupakan kepala departemen bagian sipil, serta Juru Pengatasan alias kepala bagian militer.
Selanjutnya, untuk jabatan pengadilan yang bersifat religius adalah dua orang dharmadhyaksa (Saiwa dan Buddha) yang dibantu tujuh orang uppapati. Kemudian, ada jabatan Mantri bhujangga (cendekiawan) yang berkecimpung dalam berbagai cabang ilmu. Mantri bhujangga diharapkan bisa memberikan nasehat duniawi dan memberi tuntunan rohaniyah.
Lalu, sebagai pelaksana ditingkat bawah ada berbagai pangkat tengahan dan rendahan seperti mantra (mandarin atau pembesar), para tanda (kepala jawatan), para gusti (kepala rendahan), dan wadyahaji.
Bhayangkari yang bertugas menjaga pintu gerbang lingkungan istana merupakan pengawal pribadi raja. Kemudian, pasukan pengatasan yang tak lain adalah kekuatan militer berada di bawah perintah raja.
Seluruh struktur tersebut diperkuat dengan adanya jabatan di daerah bawahan yang disebut bangsawan daerah (mantri akuwu ring pinggir). Bangsawan daerah ini terdiri dari gubernur (adhipati).
Kemajuan di Bidang Kebudayaan
Tak hanya itu, masa kejayaan Majapahit juga ditandai dengan kebudayaannya yang sangat maju. Bahkan, hasil kebudayaan tersebut masih bisa ditemukan hingga hari ini.
Hasil-hasil kebudayaan yang dimaksud antara lain seni bangunan/arsitektur, seni kriya (patung dan handycraft), seni pertunjukan. Selain itu juga banyak karya sastra bernilai tinggi yang ditulis oleh para pujangga. Di antaranya:
Kitab Nagarakartagama (desawamana) yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan diselesaikan pada tahun 1365.
Kakawin Arjunawijaya ditulis oleh Mpu Tantular pada masa pemerintahan Raja Rajasanagara (Hayam Wuruk) 1350 -1389 M.
Kakawin Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular di bawah lindungan Sri Ranamanggala pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yakni sekitar tahun 1385 M.
Kakawin Lubdhaka (Siwaratrikalpa) ditulis oleh Mpu Tanakung pada pertengahan abad XV di bawah lindungan Sri Adisuraprabhawa.
Kakawin Kunjarakarna Dharmakathana ditulis oleh seorang pujangga yang menamakan diri Mpu Dusun.
Kakawin Banawa Sekar ditulis oleh Mpu Tanakung.
Kakawain Wrttasancaya ditulis oleh Mpu Tanakung.
Warisan untuk Indonesia
©2014 merdeka.com/fikri faqih
Dari masa kejayaan Majapahit, terdapat tiga mutiara yang diwariskan sebagai pusaka bangsa Indonesia.
Pertama, Bendera Merah Putih yang merujuk pada Tunggul Bang Tawan Putih dari prasasti Kudadu. Kedua, Wawasan Nusantara (Dwipa Mandala). Selanjutnya, Bhinneka Tunggal Ika (Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa) dalam Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular.