Menilik Cikal Bakal Unair, Kampus yang Perkembangannya Paling Pesat di Asia, Dulunya Sekolah Khusus Dokter
Kampus ini merupakan Perguruan Tinggi Negeri ketiga di Indonesia setelah UI dan UGM
Rektor kampus ini menyatakan akan terus berbenah
Menilik Cikal Bakal Unair, Kampus yang Perkembangannya Paling Pesat di Asia, Dulunya Sekolah Khusus Dokter
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mencatatkan prestasi baru dalam pemeringkatan kampus dunia. Bahkan, kampus ini dinobatkan sebagai perguruan tinggi yang perkembangannya paling pesat di Asia.
Peringkat Dunia
QS World University Rankings (QS WUR) menempatkan Unair pada urutan 308 perguruan tinggi terbaik di dunia.
”Sejak awal menjadi bagian dari top 500 dunia sudah jadi karunia luar biasa. Apalagi sekarang posisi kami berada pada 308, tentu menjadi karunia yang luar biasa,” ungkap Rektor Unair, Mohammad Nasih, Sabtu (8/6/2024), dikutip dari situs resmi Unair.
Faktor Pendorong
Mengutip Liputan6.com, ada beberapa indikator penilaian yang membuat prestasi Unair di tingkat dunia meningkat.
Pertama, reputasi lulusan di dunia kerja. Unair berada pada peringkat 80 dunia dan peringkat 2 di Indonesia dengan kenaikan 15 poin dari tahun sebelumnya.
Kedua, indikator international research network (IRN), Unair berada pada nomor 1 di Indonesia dan 701+ di dunia.
Ketiga, pada indikator reputasi akademik, Unair menduduki posisi 232 dunia dan nomor 4 di Indonesia dengan kenaikan poin sejumlah 22.
Cikal Bakal
Berdirinya Universitas Airlangga (Unair) pada tahun 1954, tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang pendidikan tinggi di Indonesia. Sebelum menjadi kampus umum, perguruan tinggi ini dulunya bernama Dokter Djawa School (Sekolah Dokter Jawa).
Berangsur-angsur Sekolah Dokter Jawa ini berubah nama menjadi STOVIA pada tahun 1903, kemudian NIAS pada tahun 1913.
Pada masa kolonial Jepang tahun 1942, STOVIA di Jakarta dan NIAS di Surabaya ditutup tahun 1942. Kedua perguruan tinggi ini dilebur menjadi “Ika Dai Gaku”.
Setelah berakhirnya kekuasaan Jepang tahun 1945, pemerintah RI mengambil alih dan mengganti namanya menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran RI. Pada masa agresi Belanda perguruan ini ditutup.
Kemudian, pada tahun 1948 diganti dengan Faculteit der Geneeskunde Cabang Surabaya sebagai cabang Fakultas Kedokteran Universitet Indonesia.
Perguruan Tinggi
Pada tahun 1954, Presiden RI Ir. Soekarno meresmikan berdirinya Unair. Kampus ini merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ketiga di Indonesia setelah Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.
Universitas Airlangga merupakan PTN pelopor di kawasan Indonesia Timur.
Pada awal berdirinya, kampus ini terdiri dari lima fakultas. Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Hukum yang berkedudukan di Surabaya (Cabang FH UGM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan berkedudukan di Malang, dan Fakultas Sastra yang berkedudukan di Denpasar-Bali.
Dari lima fakultas pendiri UNAIR tersebut, dua fakultas sudah ada sebelum Perang Dunia I. Pertama, Fakultas Kedokteran yang berasal dari NIAS tahun 1913. Kedua, Fakultas Kedokteran Gigi yang berasal dari STOVIT tahun 1928.