Pandai Ambil Hati Bangsawan hingga Warga Biasa, Begini Kisah Fatimah binti Maimun Pendakwah sebelum Walisongo
Fatimah binti Maimun merupakan pendakwah Islam di tanah Jawa sebelum Walisongo. Sosok Fatimah mencuri perhatian masyarakat biasa hingga bangsawan.
Pendakwah Islam di Jawa sebelum Walisongo
Pandai Ambil Hati Bangsawan hingga Warga Biasa, Begini Kisah Fatimah binti Maimun Pendakwah sebelum Walisongo
Fatimah binti Maimun merupakan pendakwah Islam di tanah Jawa sebelum Walisongo. Sosok Fatimah mencuri perhatian masyarakat biasa hingga bangsawan di wilayah Jawa Timur.
Pandai Ambil Hati
Siti Fatimah binti Maimun disebut sebagai tokoh kunci proses Islamisasi di tanah Jawa yang mampu menembus dinding kerajaan Majapahit. Meskipun berbeda kepercayaan, para bangsawan bersikap baik terhadap Fatimah.
Sementara itu, metode dakwah yang dilakukan sambil berdagang memungkinkan ia bertemu dan bercengkrama dengan masyarakat lokal.
-
Bagaimana Fatimah dibunuh? Korban dibunuh diduga dengan cara menjerat leher korban dengan kabel catokan rambut, kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/5).
-
Dimana Fatimah ditemukan? Jasadnya ditemukan dalam kondisi telanjang dan lehernya dijerat dengan kabel. Korban ditemukan tak bernyawa di satu penginapan, Jalan Raya Pemogan, Kamar Nomor 26, Lingkungan Banjar Taman, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 11. 30 Wita.
-
Siapa pelaku pembunuhan Fatimah? Pelaku ditangkap di sekitaran Pelabuhan Benoa, Denpasar, Sabtu (4/5) sekitar pukul 20.30 Wita. dan pihak kepolisian menembak kedua betisnya karena berusaha kabur dan melawan polisi saat dilakukan pengembangan. "Pada saat pelaku diamankan di daerah Pelabuhan Benoa berusaha melarikan diri dan melawan petugas. Jadi petugas melakukan tindakan tegas dan terukur," kata Kapolresta Denpasar Kombes Pol Wisnu Prabowo.
-
Mengapa pelaku membunuh Fatimah? Motifnya, tersangka kesal serta emosi karena korban (saat berhubungan badan) terus mendesak meminta bayaran untuk berhubungan badan yang kedua. Dan mengancam akan berteriak meminta pertolongan. Selain itu tersangka juga ingin menguasai harta korban," ujarnya.
-
Apa yang menjadikan Masjid Fatimah terkenal sebagai Masjid Pengantin? Selain itu, Masjid Fatimah juga disebut Masjid Pengantin karena sering digunakan sebagai tempat acara resepsi pernikahan.
-
Mengapa Masjid Fatimah diberi nama Fatimah? Nama Fatimah sendiri terinspirasi dari orang tua Santosa Doelah, pemilik Batik Danarhadi.
Saudagar
Fatimah tidak hanya dikenal sebagai seorang pendakwah Islam. Ia juga merupakan saudagar yang datang dari Kedah Malaka dan bermukim di Gresik, Jawa Timur.
Fatimah binti Maimun meninggal pada hari Jum’at 12 Rabiu’ul Awal, tahun 495 Hijriah atau 1101 Masehi. Ia dimakamkan di kompleks makam Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Kompleks makam Leran merupakan bukti adanya masyarakat muslim di pantai utara Jawa pada abad ke-11. Sekaligus membuktikan adanya rute perdagangan saudagar muslim melalui Selat Malaka dan Semenanjung Malaya hingga ke Tiongkok yang berdampak adanya kontak langsung dengan pantai utara Jawa.
Teladan
Kisah hidup Fatimah binti Maimun dapat menjadi teladan bagi masyarakat hari ini, terutama perempuan. Fatimah adalah saudagar perempuan yang mandiri, cerdas, dan menghargai doktrin islam tanpa mencela orang yang berbeda keyakinan.
Selama dakwah, Fatimah dikenal sebagai sosok yang tetap menghargai budaya masyarakat Gresik saat itu. Ia tidak memaksakan warga masuk Islam.Adapun di kawasan Leran, tempat Fatimah dan ayahnya bermukim, tidak hanya dihuni penduduk lokal, tetapi juga keturunan Cina, bahkan Arab. Usia Fatimah ketika itu 17 tahun dan telah berjilbab. Banyak orang mempertanyakan jilbab yang dikenakannya. Fatimah pun menjawab berbagai soal perihal kerudung yang dia kenakan, beserta hukum dan hikmah di balik tuntunan tersebut.
Penjelasan Fatimah yang disampaikan dengan lemah lembut membuat banyak warga sekitar tertarik masuk Islam.
Didatangi Raja Majapahit
Mendengar banyak warga lokal masuk Islam, Raja Majapahit marah besar khawatir kekuasaannya hancur. Ia pun bertekad turun tangan langsung untuk menyerang kawasan Leran.
Raja tidak membawa persenjataan lengkap seperti perang-perang sebelumnya karena Fatimah dan ayahnya hanya datang bersama 14 orang kawanannya.
Raja pergi bersama dengan 13 pengawalnya dengan berkuda. Sesampainya di sana, sang raja kagum dengan kedamaian penduduk Leran. Mereka rajin datang ke surau dan bershalawat untuk Rasulullah SAW. Tak lama setelah melihat keadaan penduduknya, dia bertemu dengan Fatimah dan terpukau dengan kecantikannya.
Ada literatur yang menyebutkan Raja Majapahit yakni Raja Brawijaya memiliki hubungan khusus dengan Fatimah binti Maimun. Namun, informasi ini belum bisa dipastikan kebenarannya.
(Foto: Kemdikbud RI)
Makam Leran
Kompleks makam ini terdiri dari beberapa makam, yakni makam Fatimah binti Maimun, serta terduga makam audara dan pengikutnya. Kompleks makam ini memiliki arsitektur khas yang identik dengan ciri bangunan era kerajaan Hindu-Buddha, seperti dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id.
(Foto: Kemdikbud RI)