PDB adalah Nilai Pasar Semua Barang dan Jasa yang Diproduksi, Ini Selengkapnya
Produk Domestik Bruto atau PDB adalah salah satu indikator perekonomian yang dianggap sebagai ukuran yang baik untuk menilai perekonomian suatu negara. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai Produk Domestik Bruto atau PDB yang perlu Anda ketahui.
Produk Domestik Bruto atau PDB adalah salah satu indikator perekonomian yang dianggap sebagai ukuran yang baik untuk menilai perekonomian suatu negara. Pada dasarnya, PDB adalah jumlah nilai akhir dari seluruh sektor manufaktur dan jasa, baik atas dasar harga berlaku (PDB nominal) dan atas dasar harga konstan (PDB riil). PDB suatu negara dihitung berdasarkan oleh nilai-nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari seluruh daerah di negara tersebut.
Mengutip Sadono Sukirno dalam Makro Ekonomi: Teori Pengantar, Produk Domestik Bruto atau PDB adalah total produksi (output) yang dihasilkan oleh pemerintah. PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan di dalam suatu negara pada suatu periode tertentu. Produk Domestik Bruto merupakan konsep dalam perhitungan pendapatan nasional.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa saja contoh kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
Dalam analisis makro ekonomi, penggunaan istilah “pendapatan nasional” atau “national income” sering dilakukan. Dan biasanya, istilah tersebut dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian, dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).
Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai Produk Domestik Bruto atau PDB yang perlu Anda ketahui.
Sejarah Produk Domestik Bruto (PDB)
Selama lebih dari setengah abad, ukuran yang paling banyak diterima dari kondisi ekonomi suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah perkiraan pasar secara keseluruhan, menjumlahkan semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dan diperdagangkan untuk mendapatkan uang alam jangka waktu tertentu.
PDB biasanya diukur dengan menjumlahkan pengeluaran konsumsi pribadi suatu negara (pembayaran oleh rumah tangga untuk barang dan jasa), pengeluaran pemerintah (pengeluaran publik untuk penyediaan barang dan jasa, infrastruktur, pembayaran hutang, dll.), ekspor neto (nilai ekspor suatu negara dikurangi nilai impor), dan pembentukan modal bersih (peningkatan nilai dari total stok barang modal yang menghasilkan uang).
Sejak pembentukannya, para ekonom yang akrab dengan PDB telah menekankan bahwa PDB adalah ukuran aktivitas ekonomi, bukan ekonomi atau kesejahteraan sosial. Pada tahun 1934, Simon Kuznets, kepala arsitek sistem akuntansi nasional dan PDB Amerika Serikat, memperingatkan agar tidak menyamakan pertumbuhan PDB dengan kesejahteraan ekonomi atau sosial.
Deskripsi dari Biro Analisis Ekonomi AS tentang PDB menyatakan bahwa tujuan pengukuran PDB adalah untuk menjawab pertanyaan seperti seberapa cepat pertumbuhan ekonomi, bagaimana pola pengeluaran barang dan jasa, berapa persen dari peningkatan produksi disebabkan oleh inflasi, dan berapa banyak pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk konsumsi dibandingkan untuk investasi atau tabungan.
Ketika PDB awalnya dikembangkan di AS pada tahun 1930-an dan 1940-an, dunia berada di tengah pergolakan sosial dan ekonomi besar dari dua perang global dan Depresi Besar. Pemerintah Presiden Roosevelt menggunakan statistik untuk membenarkan kebijakan dan anggaran yang bertujuan membawa AS keluar dari depresi.
Penggunaan PDB sebagai ukuran kemajuan ekonomi semakin diperkuat sebagai hasil dari Konferensi Bretton Woods. Faktor utama pecahnya PD II adalah ketidakstabilan ekonomi di sejumlah negara yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang yang tidak stabil dan praktik perdagangan diskriminatif yang menghambat perdagangan internasional.
Pada tahun 1944, para pemimpin dari 44 negara sekutu berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire, untuk membuat proses kerjasama internasional dalam perdagangan dan pertukaran mata uang. Maksud dari pertemuan tersebut adalah untuk “mempercepat kemajuan ekonomi, membantu stabilitas politik dan memelihara perdamaian”.
Perdagangan internasional akan menciptakan lapangan kerja di semua negara. Pekerjaan itu akan memberikan penghasilan, memungkinkan orang di mana pun untuk mendapatkan makanan, perumahan, perawatan medis, dan fasilitas lainnya yang memadai. Dengan demikian, meningkatkan kesejahteraan ekonomi adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dunia yang langgeng. Menumbuhkan ekonomi dipandang sebagai jalan menuju kesejahteraan ekonomi.
Metode Perhitungan PDB
Salah satu metode perhitungan produk domestik bruto atau PDB adalah dengan metode pengeluaran (expenditure method). Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:
- Konsumsi Rumah Tangga/ Household Consumption ( C )
- Konsumsi Pemerintah/ Government Consumption ( G )
- Pengeluaran Investasi/ Investment Expenditure ( I )
- Ekspor Neto/ Net Export ( X – M )
Mengutip Prathama Rahardja dan Mandala Manurung dalam Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi & Makroekonomi, Metode perhitungan PDB berdasarkan pengeluaran adalah nilai total lima jenis pengeluaran tersebut, yakni:
PDB = C + G + I + (X–M)
Di mana:
- C = konsumsi rumah tangga
- G = konsumsi / pengeluaran pemerintah
- I = Investasi
- X = ekspor
- M = impor
Komponen Perhitungan PDB
Adapun komponen dari pada perhitungan PDB berdasarkan pengeluaran adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis pakai dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/ barang tahan lama (non-durable goods).
2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
Konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah. Itulah sebabnya dalam data statistik PDB, pengeluaran konsumsi pemerintah nilainya lebih kecil daripada pengeluaran yang tertera dalam anggaran pemerintah (sisi pengeluaran anggaran negara).
3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Pengeluaran ini dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki kemampuan menciptakan/meningkatkan nilai tambah. Termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.
Untuk mengetahui berapa potensi produksi, akan lebih akurat bila yang dihitung adalah investasi neto (net investment), yaitu investasi bruto dikurangi penyusutan. Penghitungan PMTDB ini menunjukkan bahwa pendekatan pengeluaran lebih mempertimbangkan barang-barang modal yang baru (newly capital goods). Barang-barang modal tersebut merupakan output baru, karena itu harus dimasukkan dalam perhitungan PDB.
4. Ekspor Neto (Net Export)
Ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar dari pada impor. Begitu juga sebaliknya. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).
PDB Harga Berlaku dan PDB Harga Konstan
Produk domestik bruto terbagi atas PDB harga berlaku dan PDB harga konstan. PDB harga berlaku merupakan hasil perkalian harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan.
PDB Berlaku = output x harga berlaku
Perhitungan PDB berdasarkan harga berlaku kurang mencerminkan kondisi perekonomian yang sesungguhnya, karena adanya perbedaan harga pada setiap tahunnya akibat pengaruh inflasi. Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat, maka perhitungan PDB didasarkan pada harga konstan.
PDB Konstan = output x harga konstan
PDB konstan diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan tahun dasar (based year) yang merupakan tahun di mana perekonomian dalam kondisi stabil. Harga barang pada tahun tersebut digunakan sebagai harga konstan. Nilai PDB konstan ini disebut juga sebagai PDB riil. Sedangkan nilai PDB berlaku disebut PDB nominal.