Pernah Tak Punya Uang untuk Makan, Pasutri Asal Blitar Ini Jadi Pengusaha Sukses Berdayakan Puluhan Guru
Kisah pasutri pernah tak punya uang untuk makan besok, kini jadi pengusaha sukses berdayakan puluhan guru muda.
Kisah perjuangan membangun bisnis dari nol ini bikin haru
Pernah Tak Punya Uang untuk Makan, Pasutri Asal Blitar Ini Jadi Pengusaha Sukses Berdayakan Puluhan Guru
Kisah inspiratif datang dari pasangan suami istri asal Blitar Jawa Timur, Yusuf dan Muallifah. Sebelum dikenal sebagai pasutri sukses seperti sekarang, keduanya pernah ada di masa tidak punya uang untuk makan esok hari.
(Foto: Freepik 8photo)
-
Kenapa kata-kata semangat puasa lucu penting? Kata-kata semangat puasa lucu ini dapat membuat suasana Ramadan lebih riang dan ceria. Memberi semangat kepada mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa merupakan salah satu hal baik yang perlu kamu lakukan.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan sebuah Hadis dianggap sah? Menurut Ta'rif Muhadditsin, suatu hadis bisa dikatakan shahih apabila telah memenuhi lima syarat penting berikut: Sanadnya Bersambung Periwayat Bersifat Adil Perawi Bersifat Dhabit Tidak Tanggal atau Syadz Terhindar dari 'Illat
-
Bagaimana ciri khas Pura Giri Salaka Alas Purwo? Ciri Khas Pura Giri Salaka Alas Purwo memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pura lain di Banyuwangi. Pelinggih padmasana di Pura Giri Salaka Alas Purwo menghadap ke utara, sedangkan kebanyakan pura di Banyuwangi padmasananya menghadap ke timur. Selain itu, ada bangunan rajahkolocokro pada Pura Giri Salaka Alas Purwo yang tidak ditemukan di pura lain.
-
Apa ciri khas Kucing Merah? Kucing Merah memiliki karakteristik bulu berwarna oranye kemerahan dengan corak huruf M di dahinya. Bentuk tubuhnya juga lebih berotot dibanding sesamanya.
Alih-alih bertemu calon pembeli, sekitar pukul delapan malam ia justru bertemu ibu muda yang anaknya tengah sakit. Sang ibu tidak bisa membawa anaknya berobat karena tidak memiliki uang. Melihat kondisi tersebut, Yusuf yang memiliki uang Rp100 ribu dan merupakan uang terakhir di dompetnya saat itu bimbang. Ia ingin menolong, namun sekaligus ingat dirinya dan sang istri tidak punya uang lagi untuk makan besok.
Pendek cerita, Yusuf kemudian memberikan uang terakhirnya itu kepada sang ibu muda agar yang bersangkutan bisa membawa anaknya berobat. Sesampainya di rumah ia dan istrinya bingung bagaimana keduanya bisa makan besok sementara tidak ada lagi uang yang dimiliki untuk belanja. Keduanya kemudian berupaya mencari uang receh di berbagai tempat di rumahnya dan menemukan pecahan Rp2 ribu.
Keesokan harinya, uang pecahan Rp2 ribu itu dibelikan tempe. Beruntung, pasutri tersebut masih punya beras yang bisa ditanak hari itu. Alhasil, keduanya pun bisa makan nasi berlauk tempe.
Sebelumnya, ibu muda yang anaknya sakit bermaksud meminjam uang dan akan mengembalikan kepada pasutri tersebut setelah punya rezeki. Namun, Yusuf dan Muallifah memilih memberikan uang tersebut secara cuma-cuma untuk membantu biaya pengobatan anak dari ibu muda tersebut.
(Foto: Freepik jcomp)
Balasan Kebaikan
Pasutri tersebut yakin uang yang mereka sedekahkan akan mendapat dibalas kebaikan berlipat oleh Tuhan. Keyakinan keduanya sempat diuji hingga tiga hari.
Setiap hari, Muallifah menunggu balasan apa yang akan mereka dapat, namun tidak kunjung ada jawaban. Baru pada hari keempat usai peristiwa tersebut, Muallifah dan Yusuf merasa memanen buah dari uang yang mereka sedekahkan.
Menurut penuturan Yusuf, pembayaran rumah kecil bekas warung nasi pecel itu dilakukan setiap bulan. Pasalnya saat itu ia dan sang istri belum punya uang untuk membayar kontrak tahunan.
Setelah jumlah muridnya mencapai puluhan, Yusuf mencoba mengajak para guru yang ia kenal untuk mengelola bimbel miliknya. Namun, hanya ada dua guru yang mau bergabung mengelola bimbel bersama Yusuf dan Muallifah.
(Foto: Freepik gpointstudio)