Pesan Suara Bocor, Siswa SMP di Banjar Diduga Ancam Bunuh Guru Gara-Gara Tidak Terima Ditegur
Kasus dugaan pengancaman itu terungkap setelah pesan percakapan siswa bocor.
Aksi itu diduga berawal dari diketahuinya sejumlah siswa yang berkeluyuran hingga sore di dua pekan yang lalu.
Pesan Suara Bocor, Siswa SMP di Banjar Diduga Ancam Bunuh Guru Gara-Gara Tidak Terima Ditegur
RD (39), seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Banjar, Jawa Barat diduga diancam dibunuh siswanya. Aksi itu diduga berawal dari diketahuinya sejumlah siswa yang berkeluyuran hingga sore di dua pekan yang lalu.
Saat dihubungi wartawan, RD mengatakan bahwa saat itu ia tengah ada di kawasan kota dan kemudian melihat sejumlah siswa yang masih bermain.
"Waktu itu saya tidak menegur langsung anak-anak. Langsung merespons ke grup WA wali kelas melalui pesan suara," kata RD, Rabu (6/9).
Diduga, pesan suara yang disampaikannya bocor di kalangan siswa, termasuk mereka yang dilihatnya sehingga kemudian merespons dengan tidak senang, termasuk di dalamnya ada nada ancaman.
Hal tersebut terungkap saat salah seorang siswa ketahuan membawa ponsel ke sekolah.
"Saat diperiksa, di ponselnya ada grup kumpulan dari beberapa sekolah dan terjadi percakapan antara mereka dan ada pesan suara mengancam. Ancamannya 'Lamun isuk dipanggil ku si R, aing mah isuk arek ngalawan. Da abi mah izin hungkul bari mawa bedog seeutik. (Kalau besok dipanggil oleh R, saya akan melawan. Saya hanya izin, sambi bawa golok kecil)'," kata RD menirukan ucapan siswa.
Pesan suara tersebut diketahui mendapat respons dari rekannya yang lain. Isi respons itu ‘Lamun teu sanggup ngabunuh si R, urang ge siap bantuan ngabunuh si R. (Kalau tak sanggup membunuh R, saya siap membantu membunuh R)’.
Setelah diketahui adanya percakapan tersebut, pesan itu sampai ke guru di sekolahnya. Saat dilakukan tindak lanjut diketahui pesan tersebut berasal dari siswa di sekolahnya dan sekolah lainnya.
"Total ada tiga orang yang melakukan pengancaman," kata RD.
Diketahui pesan ancaman membunuh itu, RD mengaku sempat khawatir karena saat ini sedang marak aksi berandalan bermotor yang nekat melakukan aksi.
Yang lebih membuatnya khawatir adalah ketika persoalan itu berdampak kepada istri dan anaknya.
Dia mengaku sempat muncul kekhawatiran dan ketakutan rumahnya dicari dan kemudian diserang. Namun setelah proses itu berlanjut, kasus itu saat ini telah diselesaikan secara kekeluargaan setelah dipanggil para orang tua siswa dan siswa dari sekolah lainnya yang terlibat ke sekolah.
Proses tersebut menurutnya memang sempat melibatkan aparat kepolisian. Dalam proses tersebut seluruhnya saling memaafkan dan melakukan evaluasi.
Dalam kesempatan itu, RD mengaku sempat langsung bertanya kepada siswa yang mengancam membunuh dan menjawab cukup mengejutkan.
"Dia hanya bercanda. InsyaAllah tidak serius," ucap RD.
Secara pribadi, RD mengaku bahwa kasihan dan sayang kepada siswa itu.
This is source
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar Kaswad mengatakan bahwa kasus itu memang telah selesai secara kekeluargaan beberapa hari lalu. Meski begitu, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan tetap melakukan penanganan agar serupa itu tak terjadi lagi di kemudian hari.
"Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan melakukan penguatan karakter dan akhlak. Kemudian, di antara para guru juga kami akan melakukan evaluasi dan koordinasi untuk mengatasi hal-hal tersebut," kata Kaswad.
Menurutnya, terjadinya kejadian itu karena adanya miskomunikasi karena persoalan itu tidak akan terjadi manakala disampaikan secara langsung. "Kalau di WA bisa salah persepsi, padahal tujuannya tidak seperti itu," pungkasnya.