Potret Megah Kuburan Orang Eropa di Kota Malang, Ada Makam Pendiri Lokalisasi Terbesar Asia Tenggara
Kuburan orang Eropa di Kota Malang berdiri megah di lahan seluas 120.000 m2. Pendiri lokalisasi terbesar di Asia Tenggara juga dikubur di sini.
Di sini juga ada jejak organisasi Freemason, organisasi rahasia yang anggotanya tokoh-tokoh besar
Potret Megah Kuburan Orang Eropa di Kota Malang, Ada Makam Pendiri Lokalisasi Terbesar Asia Tenggara
Kompleks Kuburan Sukun di Kota Malang ini unik karena punya koridor pintu di bagian depannya. Tak hanya itu, di sisi kanan dan kiri koridor pintu ada gedung yang difungsikan sebagai perkantoran.
(Foto: Google Maps massool)
-
Apa itu Bon Kontan? Sembari menunggu dikeluarkannya alat tukar rupiah, maka pada saat itu diterbitkan Bon Kontan bernilai 100 dan 250 sebagai alat tukar.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kapan Sunan Bonang wafat? Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M di Surabaya, dan wafat pada tahun 1525 di Tuban.
-
Siapa Donny Borgon? Warga Negara Inggris ini Bersepeda Sendirian dari China ke Australia, Begini Keseruannya saat Tiba di Semarang Ia mempelajari budaya dan mencicipi kuliner baru pada setiap negara yang disinggahi Donny Borgon, seorang warga negara Inggris, menjadikan sepeda sebagai alat transportasi untuk keliling dunia. Ia bersepeda dari China menuju Australia. Pada akhir pekan lalu, ia tiba di Semarang.
-
Di mana letak Kubur Kalang di Bojonegoro? Kubur Kalang ditemukan di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
-
Apa itu Mangebang Solu Bolon? Secara umum, Mangebang Solu Bolon memperkenalkan kapal atau Solu Bolon yang baru kepada masyarakat luas.
Kompleks kuburan yang awalnya diperuntukkan bagi orang-orang Eropa ini dirancang oleh arsitek kenamaan, Thomas Karsten. Ia merancang bagian tengah tampak lebih tinggi dan menonjol dari bangunan di sebelah kanan dan kirinya.
(Foto: Google Maps Imam Cahyono)
Bagian tengah otomatis menjadi fokus perhatian karena lebih tinggi dan bentuknya unik. Jika diibaratkan, bagian tengah adalah kepala burung. Sementara bangunan di kanan dan kiri yang difungsikan sebagai kantor diibaratkan sebagai sayapnya.
(Foto: Google Maps)
Selain berfungsi sebagai pintu gerbang, konstruksi ini menjadi akses lalu lalang mobil jenazah atau peziarah yang akan berkunjung ke Koeboeran Soekoen yang saat ini dikenal dengan nama TPU Sukun Nasrani.
(Foto: Google Maps)
Sejarah
Pada awal pembangunannya, makam di Jalan S. Supriadi difungsikan sebagai tempat peristirahatan terakhir kaum Eropa yang berada di Kota Malang. Kompleks makam ini dulu disebut Europese Begraafplaats Soekoen te Malang (Kuburan orang Eropa di Malang).
Pembangunannya pertama kali dilakukan pada masa Bouwplant III yakni pada masa pemerintahan Wali Kota Malang pertama, H I Bussemakaer (1919-1929). Dewan Kota (Gemeenteraad) memilih wilayah Sukun yang terdapat di sebelah tenggara Kota Malang dengan tujuan membuka geliat wilayah Sukun yang saat itu masih terisolasi karena terbelah oleh Sungai Sukun.
Sebelumnya, rencana pembangunan kuburan kaum Eropa di daerah Lowokwaru, Buring dan Kauman menuai protes. Sementara di daerah Sukun, rencana pembangunan diterima warga setempat.
(Foto: Google Maps Peter Af)
- Kenapa Orang Zaman Dulu Suka Bertapa di Gunung?
- Terbesar di Asia Tenggara, Intip Potret Keseharian Santri di Pondok Pesantren Temboro yang Dijuluki Kampung Madinah Indonesia
- Megah Bergaya Eropa, Rumah Dinas Bupati Minahasa Utara Ini Kini Bak Istana yang Terbengkalai
- 5 Orang Paling Kaya dari Setiap Benua di Dunia, Siapa dari Asia?
Wilayah Sukun yang merupakan pintu masuk ke Kota Malang dari arah Blitar juga menjadi pertimbangan kenapa lokasi ini dipilih sebagai kompleks pemakaman
Kuburan Orang Kaya
Mengutip laman resmi Pemkot Malang, kompleks pemakaman Sukun memang diperuntukkan bagi golongan Eropa yang berstrata sosial tinggi. Bangunan makam yang indah dilengkapi jirat, prasasti, patung malaikat bahkan tak jarang ada yang menyematkan puisi di atas marmer berharga mahal.
Salah satu sosok yang dimakamkan di sini adalah pendiri lokalisasi Dolly Surabaya yang dulu dikenal sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, namanya Dolira Advonso Chavid.
(Foto: Google Maps Rudy Prayitno)