Sosok Riyanarto Sarno Profesor ITS yang Rutin Masuk Daftar Ilmuwan Penting Dunia, Punya Tujuan Mulia dari Setiap Penelitiannya
Riyanarto Sarno merupakan profesor ITS pertama yang masuk jajaran 2 persen ilmuwan penting dunia
Riyanarto Sarno memulai kariernya sebagai dosen pada tahun 1989 lalu. Pada tahun 2020, setelah 31 tahuh berkarier, untuk pertama kalinya nama Riyanarto Sarno masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientists.
“Saya juga tidak menduga hal ini. Kawan dosen dari Jepang yang memberitahukan nama saya termasuk di dalamnya,” ujar dosen yang akrab disapa Riyan ini, dikutip dari situs its.ac.id.
- Sosok Profesor Pensiunan Jenderal TNI AL Sigap Beri Hormat Namanya Disebut Menko Luhut
- Sosok Sutan Muhammad Zain, Profesor Pakar Bahasa Indonesia Asal Sumbar
- Sosok Ramadhita Putra Purnomo, Pemuda Nganjuk yang Bisa Bikin Minyak Jelantah Kembali Bening Pakai Kulit Bawang Merah
- Kepala LAN RI Adi Suryanto Meninggal Dunia, Ini Sosoknya
Tahun 2024 ini, dosen di Departemen Teknik Informatika Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS ini masuk dalam jajaran atas peneliti dengan 519 sitasi sepanjang tahun 2023.
Menurut matriks penilaian yang digarap guru besar Stanford University itu, dalam bidang Information and Communication Technologies, Riyan paling banyak menyumbang publikasi ilmiah dalam subbidang Artificial Intelligence (AI) dan Image Processing. Sementara subbidang kedua banyak berbicara dalam subbidang Networking dan Telecommunications.
Prestasi
Tak hanya masuk dalam daftar ilmuwan penting dunia secara berturut-turut sejak tahun 2020 hingga 2024, Riyan juga pernah meriah peringkat pertama dalam pemeringkatan Scopus.
Salah satu karya monumental pria yang meraih gelar doktoral University of New Brunswick, Kanada ini ialah penelitiannya di bidang AI untuk keperluan medis.
"Operasi otak memerlukan penentuan posisi dengan akurasi tinggi, untuk itu saya kembangkan AI untuk membantu penentuan posisi bedah otak pada pasien Parkinson, tumor dan stroke untuk membantu tenaga medis,” jelasnya.
Selain aktif dalam bidang keilmuan, Riyan juga tercatat pernah menduduki sejumlah posisi manajerial penting di kampus ITS. Pada tahun 2006-2010, ia diamanahi sebagai Dekan Fakultas Teknologi Informasi.
Kemudian pada tahun 2015-2019, Kepala Laboratorium Manajemen Informasi. Sejak tahun 2020 lalu hingga sekarang, ia dipercaya sebagai Kepala Laboratorium Manajemen Cerdas Informasi ITS.
Tujuan Mulia
Terkenal sebagai dosen paling produktif di ITS, Riyan ternyata tidak semata-mata memperbanyak publikasi karya ilmiah untuk kepentingan pribadinya. Bagi dia, sebagai manusia yang berkecimpung di dunia pendidikan, ia harus bisa meninggalkan karya.
“Bukan hanya karya yang bisa berkelanjutan diteliti, tetapi juga bermanfaat bagi umat manusia,” tuturnya, dikutip dari situs resmi its.ac.id.
Menurut Riyan, Indonesia perlu memperbaiki lingkungan riset dan lingkungan akademik agar tak kalah dari negara-negara lain.
“Dalam pemilihan buku teks untuk bahan ajar, misalnya. Mari kita benahi, bukan hanya berdasar pada produk riset lama,” imbuh Riyan.
Menurut Riyan, sudah saatnya menunjukkan pada para mahasiswa, kebaruan dari artikel ilmiah yang dibuat sendiri oleh dosennya. Ia berharap dapat membangun atmosfer penelitian yang lebih baik serta mampu mewujudkan sifat inovatif dalam diri mahasiswa dan peneliti muda Indonesia.
“Ketertinggalan Indonesia pun akan terkejar dan lebih banyak lembaga penelitian yang turut menyumbangkan nama (dalam daftar pemeringkatan ilmuwan penting dunia),” kata dia.