Temuan Daging Sapi Gelonggongan Bikin Geger Warga Surabaya, Begini Tips Pilih Daging Sehat di Pasar
Jangan sampai keliru, ketahui ciri-ciri daging sapi segar saat berbelanja di Kota Surabaya.
Jangan sampai kecolongan!
Temuan Daging Sapi Gelonggongan Bikin Geger Warga Surabaya, Begini Tips Pilih Daging Sehat di Pasar
Temuan daging gelonggongan di daerah Pegirian, Kota Surabaya, Jawa Timur, bikin geger. Temuan itu berawal dari laporan warga yang menemui daging gelonggongan saat berbelanja.
Protes Konsumen
Konsumen yang mendapati dugaan daging gelonggongan akhirnya melapor ke pihak terkait. Laporan itu ditindaklanjuti oleh pihak Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Surabaya dengan melakukan pengawasan rutin.
- Tinggal Hitungan Hari, Kampung-Kampung di Surabaya Tampil Meriah Sambut Pembukaan Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo
- Warga Surabaya Gotong-royong Tanam Sayur dan Buah, Hasil Panen Dipakai Bangun Kampung
- Begini Cara Pemkot Surabaya Tekan Pernikahan Dini, Salah Satunya Pantau Orang Tua Bercerai
- Cantiknya Bunga Tabebuya Mekar di Tepi Kota Surabaya, Jalan Jadi Romantis
Direktur RPH Surabaya Fajar A. Isnugroho mengaku pihaknya akan proaktif mengawasi peredaran daging di Kota Surabaya, seperti dilansir liputan6. Pasalnya, daging gelonggongan akan berdampak buruk pada kesehatan konsumen.
(Foto: Freepik Racool_studio)
Tips Pilih Daging Sehat
Ruspeni Daesusi, Dosen Biologi UM Surabaya menjelaskan, daging sapi adalah salah satu sumber pangan bergizi tinggi. Daging sapi segar mengandung 19% protein, 70% air, 3,5% lemak, dan 2,5% mineral.
Sementara daging sapi gelonggongan memiliki ciri-ciri yang berkebalikan dengan itu. Praktik penggelonggongan adalah memasukkan air dengan arus cukup tinggi melalui mulut sapi secara paksa menggunakan selang. Tujuannya agar bobot sapi meningkat.
Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya, ada dua waktu penggelonggan yang dilakukan oleh oknum, yakni sebelum sapi diperjualbelikan atau sesaat sebelum dilakukan penyembelihan.
Proses penggelonggongan menyebabkan kadar air pada daging sapi normal yang berkisar antara 60% akan meningkat menjadi sekitar 80%. Kandungan air tinggi pada sel-sel daging menyebabkan daging sapi gelonggongan disukai oleh bakteri Salmonella typhosa, Clostridium dan bakteri lain yang berbahaya bagi manusia.
(Foto: Freepik @aleksandarlittlewolf)
Daging Gelonggongan
Berbeda dengan daging segar, daging sapi gelonggongan berwarna pucat atau kusam. Selain itu, tekstur daging lembek, tidak kesat atau padat, dan berair.
Daging gelonggong tidak bisa diolah menjadi hasil pengolahan bagus, seperti bakso, nuget, abon, atau bentuk olahan daging lainnya. Bahkan, saat dipotong bentuknya juga tidak bisa padat.
Daging gelonggongan tidak bisa bertahan dalam suhu ruang lebih dari enam jam. Daging beraroma tidak sedap (masam), warna menghitam, dan membusuk karena bakteri. Sedangkan daging sapi segar, masih bisa bertahan selama waktu tersebut.
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan UGM Dr. drh. Doddi Yudhabuntara menuturkan, jika air yang dicampur lebih kotor akan lebih membahayakan karena kuman yang berasal dari organ pencernaan Sapi berupa bakteri E. Colli akan menyerang pengonsumsi. Ditandai dengan gejala diare.
(Foto: Freepik jcomp)