Denyut pemuas syahwat di sisi ruang ramah anak
Denyut pemuas syahwat di sebelah tempat bermain anak. . Bisnis syahwat di Kalijodo belum mati dengan dalih kebutuhan hidup para pekerjanya. Lokalisasi hanya berjarak 200 meter dari ruang anak. Hanya dipisah sungai besar.
Amin (40), warga Jembatan V, Kecamatan Tambora biasa menghabiskan malam dengan berjualan di sekitar Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo. Sebelum menjadi ruang bermain bagi anak dan remaja, di tanah RPTRA itu berdiri rumah-rumah dan kafe remang-remang. Setelah digusur pada Februari 2016, Kalijodo yang dulu dikenal sebagai kawasan lampu merah itu ingin diubah citranya menjadi ruang publik untuk anak dan keluarga.
Malam itu, Selasa (6/6), Amin mengajak merdeka.com memandang suasana di seberang RPTRA. Bangunan-bangunan semi permanen mirip bedeng, berdiri di bawah tol Pluit-Tomang. Sekitar pukul 21.30, truk besar bergantian parkir di bawah jalan tol itu. Jika memandang dari RPTRA memang tidak terlalu terlihat jelas aktivitas para sopir di bangunan semi permanen itu.
-
Di mana RPTRA Kalijodo berada? Kawasan Kalijodo sebelumnya dikenal sebagai sarang judi dan prostitusi.
-
Di mana saja di Jakarta yang terlihat dipenuhi salju dalam foto ilustrasi? Dalam foto-foto tersebut nampak Monas dipenuhi salju. Bahkan puncak Monas yang terbuat dari emas tertutup warna putih dari salju. Sementara itu, Bundaran Hotel Indonesia juga nampak dipenuhi salju. Stasiun KRL juga begitu sejuk dilihat karena dipenuhi salju. Bak stasiun kereta di luar negeri. Hal yang sama juga terjadi pada Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Stadion sepakbola nampak dipenuhi salju.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Dimana saja lokasi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
Berjalan menuju Jalan Kepaduan I, mulai terlihat aktivitas tak biasa di situ. Ada tiga bangunan mirip warung remang-remang yang berada di dekat sutet. Kursi kayu dan meja panjang disiapkan di depan warung tersebut. Beberapa botol minuman keras sudah tersaji di atas meja, lengkap dengan makanan ringan dan rokok.
Ada tiga lelaki yang duduk ditemani dua perempuan yang sibuk bersolek. Perempuan tersebut berambut panjang dengan celana pendek dan baju minim berwarna merah. Bangunan yang berada di bagian ujung disulap menyerupai kamar-kamar kecil. Ada empat kamar yang terlihat terbuka dan satu kamar tertutup. Ukuran kamar sekitar 1x1 meter. Dari luar jelas terlihat ada kasur serta lampu kecil di dalam kamar.
Beberapa perempuan dengan dandanan menor keluar dari warung, sesekali menggoda para pemuda yang hilir mudik menggunakan sepeda motor. Lampu berawarna warni dan lantunan musik dangdut remix menemani malam itu. "Sudah lama di kolong tol itu jadi tempat gituan," kata Amin.
Sekitar pukul 23.00 WIB, saat RPTRA mulai sepi, giliran aktivitas pengumbar syahwat di bawah jalan tol itu yang ramai. Musik dangdut remix biasanya mengalun sampai jelang subuh. Bisnis syahwat di Kalijodo belum mati dengan dalih kebutuhan hidup para pekerjanya. Lokalisasi hanya berjarak 200 meter dari ruang anak. Hanya dipisah sungai besar.
Keesokan harinya, Rabu (7/6), merdeka.com kembali ke Kalijodo. Kami berkenalan dengan seorang pria. Sebut saja namanya Dendi, seorang calo yang biasa membantu para perempuan di sana untuk menawarkan kencan satu malam. Tarifnya disesuaikan dengan kantong pelanggan yang umumnya dari golongan kelas bawah. Mulai dari Rp 120.000 sampai Rp 200.000 untuk sekali kencan. Tarif itu sudah termasuk biaya jasa untuk sang calo. Tapi belum termasuk biaya sewa tempat untuk berkencan. Pembayaran dilakukan usai berkencan.
"Sewa tempat paling tinggal ditambahin saja Rp 30.000, terus lagi ditambah sama kita minum bir. Pokoknya total bisa Rp 250.000," kata Dendi.
Dari kejauhan terlihat perempuan paruh baya memaki seorang perempuan yang baru saja selesai berkencan. Ternyata perempuan itu kena semprot karena mematok tarif lebih mahal kepada pelanggannya. Itu diketahui si Mami setelah pelanggan komplain karena tarifnya tak seperti biasanya.
"Itu dia ngasih harga ke tamunya Rp 350.000, padahal si Mami sudah ngasih harga cuma Rp 150.000 doang ke tamunya. Mungkin si cewek pikir itu tamu enggak bakal ngadu kali ke Mami karena lagi mabuk," cerita Dendi.
Perempuan malam di sana rata-rata baru berusia 20-30 tahun. Mereka bukan orang baru. Dari pengakuan Dendi, mereka pemain lama yang dulu pernah beroperasi di lokalisasi Kalijodo sebelum berubah menjadi RPTRA.
Jarum jam menunjukkan pukul 23.00 WIB, Dendi semakin bersemangat menceritakan aktivitas di sana. Kebanyakan perempuan di sana sudah mempunyai suami dan anak. Tapi ada juga yang menjadikan tempat itu sebagai pelarian.
"Terus juga ada yang baru cerai sama suaminya, ada juga yang hamil di luar nikah," ucapnya.
Persaingan mendapatkan pelanggan terbilang keras. Dendi cukup sering melihat para perempuan itu bertengkar dengan rekannya sendiri. Mereka berebut tamu dan pelanggan. Kalau sudah bertengkar, mereka saling menjelekkan dan membuka 'kartu' rekannya ke para pelanggan atau tamu. Mereka sakit hati jika tamu langganannya direbut. Beberapa kali Dendi mencoba mendamaikan mereka.
"Sesama mereka saja pada berantem, sudah pernah saya bilangin sih ke mereka. kita di sini sama-sama cari duit, jadi enggak usah pada berantem," katanya.
Lokalisasi Kalijodo yang kembali berdenyut sudah sampai ke telinga Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Berulang kali Djarot sudah memerintahkan anak buahnya untuk membongkar bangunan semi permanen liar yang berdiri di bawah jalan tol itu. Apalagi setelah mengetahui bangunan itu untuk prostitusi.
"Makanya kemarin kan saya silaturahim ke Jakarta Utara, sekaligus konsolidasi untuk segera kita lakukan operasi. Dan kolong tol Pluit yang di dekat kalijodo itu, sebenarnya masih kewenangan dari Bina Marga. Tetapi itu tidak bisa ditolerir," ujar Djarot di Kepulauan Seribu, Sabtu (10/6).
Djarot mendapat laporan hasil razia yang dilakukan Satpol PP di lokasi tersebut. Ditemukan ada narkoba jenis sabu, minuman alkohol dan kondom bekas. Mantan Wali Kota Blitar ini geram. "Sebelum Lebaran dibersihkan," titah Djarot.
Baca juga:
Sebelum subuh di Kalijodo
Menginduk pada Mami di Kalijodo
Kalijodo, legenda prostitusi yang belum mati
Kalijodo tak kunjung berubah
Melihat lebih dekat wajah baru Kalijodo
Sejak Kalijodo digusur, nelayan Kepulauan Seribu betah di rumah