6 Cara Membesarkan Anak agar Tidak Serakah dan Bisa Bersyukur dengan Apa yang Dimiliki
Orangtua memiliki peran besar terhadap perkembangan kepribadian anak dan menghindarkan rasa serakah.
Di tengah arus modernisasi dan budaya konsumerisme yang semakin kuat, anak-anak sering kali menunjukkan keinginan yang tak terpuaskan untuk memiliki barang-barang baru—mulai dari mainan terkini, pakaian yang sedang tren, hingga perangkat teknologi terbaru. Sebagai orang tua, mungkin kita merasa terdorong untuk memenuhi keinginan tersebut, baik karena ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita atau mungkin untuk menghindari kekecewaan mereka.
Namun, tindakan ini bisa mengaburkan nilai-nilai yang sesungguhnya penting dalam hidup, seperti rasa syukur dan kesadaran akan kebahagiaan yang tidak tergantung pada materi. Padahal, sebagai orangtua penting bagi kita untuk mengajarkan rasa bersyukur dan merasa cukup terkait hal yang kita miliki.
-
Apa itu parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
-
Bagaimana cara agar anak tetap sehat? Dengan memahami makanan yang mendukung pertumbuhan tulang anak, kita dapat melindungi mereka dari risiko osteoporosis di masa dewasa. Dalam memastikan pertumbuhan tulang anak yang optimal, pemilihan makanan menjadi kunci utama.
-
Bagaimana mengajarkan anak agar tidak selalu menginginkan sesuatu? 'Saya pikir penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa mereka tidak selalu bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dan bahwa hanya karena Anda punya uang, bukan berarti Anda harus menghabiskannya.'
-
Bagaimana cara membuat MPASI 6 bulan yang sehat? Resep MPASI 6 bulan pertama setidaknya cukup karbohidrat, protein hewani, lemak, vitamin, dan mineral.
-
Bagaimana cara agar anak mendapatkan cukup nutrisi seimbang? Pastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang setiap harinya, termasuk karbohidrat, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral.
-
Bagaimana caranya agar anak makan makanan sehat? Selain itu, menanamkan kebiasaan makan sehat pada anak juga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Berikut ini adalah enam cara yang dapat membantu Anda mendidik anak agar tumbuh menjadi individu yang bersyukur, tidak serakah, dan mampu menghargai apa yang dimilikinya.
1. Prioritaskan Kehadiran Anda
Ketika anak Anda mulai menunjukkan sikap yang menuntut, cobalah untuk melihat lebih dalam apakah kebutuhan mereka yang sebenarnya adalah kehadiran Anda, bukan sekadar benda-benda yang mereka minta. Mungkin Anda merasa bersalah karena kurang waktu bersama mereka, atau mungkin Anda telah menggunakan barang sebagai alat untuk mendapatkan kerja sama mereka.
Luangkan waktu untuk berinteraksi secara langsung dan ciptakan tradisi atau ritual yang memperkuat ikatan emosional Anda. Libatkan anak dalam percakapan mengenai pengalaman apa yang ingin mereka jalani sebagai sebuah keluarga. Dengan begitu, mereka akan belajar bahwa kehadiran Anda jauh lebih berharga daripada barang-barang material.
2. Ajarkan Anak untuk Mengusahakan Keinginan Mereka
Adalah hal yang wajar bagi anak untuk menginginkan sesuatu dan merasa kecewa ketika tidak mendapatkannya. Namun, daripada membuat mereka merasa bersalah atau tidak berdaya, doronglah mereka untuk mencari cara mendapatkan apa yang mereka inginkan. Misalnya, ajak mereka untuk melakukan tugas-tugas tambahan di rumah sebagai imbalan untuk barang yang mereka inginkan. Madeline Levine, seorang psikolog anak, menyatakan bahwa memberdayakan anak dengan cara ini sangat penting.
“Kita tidak boleh melakukan hal-hal untuk anak yang bisa mereka lakukan (atau hampir bisa lakukan) sendiri,” kata Levine. Ketika anak-anak harus bekerja keras—baik melalui tugas rumah atau pekerjaan sampingan jika mereka sudah cukup umur—mereka akan belajar keterampilan untuk menjadi mandiri dan memahami nilai uang.
3. Tunjukkan Rasa Syukur dalam Kehidupan Anda Sendiri
Anak-anak sangat mudah meniru perilaku orang tua mereka. Jika Anda sering menghabiskan waktu untuk berbelanja atau dengan mudah membuang barang-barang yang masih bisa diperbaiki, anak Anda akan cenderung mengikuti kebiasaan tersebut. Levine menekankan bahwa penting bagi kesejahteraan anak bahwa orang tua menjalani kehidupan yang mereka anggap bermakna.
“Tidak ada orang tua yang lebih rentan terhadap ekses dari over-parenting selain orang tua yang tidak bahagia,” tulis Levine. Dengan menunjukkan—bukan sekadar mengatakan—bahwa Anda menghargai hal-hal non-material, seperti hubungan dengan teman dan keluarga atau mengejar tujuan karier dan minat pribadi, anak Anda akan belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kepemilikan barang.
4. Diskusikan dengan Anak
Jika anak Anda pernah meminta mainan baru setelah melihat iklan di televisi, Anda telah melihat bagaimana dopamin di otak mereka terpicu oleh sesuatu yang baru dan menarik. Anak-anak sangat mudah terpengaruh oleh iklan karena sering kali mereka belum bisa membedakan antara acara dan iklan.
Selain membatasi waktu layar, Anda juga dapat memilih program tanpa iklan atau mengajarkan anak untuk menjadi konsumen yang kritis terhadap media dengan menunjukkan bahwa iklan dibuat untuk membuat orang ingin membeli produk.
5. Dorong Anak untuk Mengejar Penghargaan yang Berkelanjutan
Salah satu cara paling efektif untuk melawan budaya konsumerisme adalah dengan mendorong anak untuk menemukan kepuasan jangka panjang melalui pengembangan keterampilan, bukan melalui kepemilikan barang. Baik itu olahraga, memasak, seni, atau musik—mengejar passion membangun rasa percaya diri, mengajarkan kemampuan untuk menetapkan tujuan jangka panjang, dan memberikan rasa pencapaian.
Levine menyebut motivasi ini sebagai “motivasi penguasaan,” yang merupakan bentuk pembelajaran yang paling mungkin menghasilkan keterlibatan, ketekunan, dan pada akhirnya, keahlian.
6. Berikan Anak Kesempatan untuk Memberi Balik
Ketika anak-anak melihat bahwa ada orang lain yang memiliki lebih sedikit, mereka secara alami menjadi lebih sedikit fokus pada apa yang mereka inginkan dan lebih menghargai apa yang mereka miliki. Pengalaman langsung dapat membantu anak memahami ini.
Berikan anak kesempatan untuk memberi kembali, misalnya dengan menyumbangkan mainan yang masih layak pakai atau membantu orang-orang yang membutuhkan. Dengan begitu, mereka akan belajar untuk lebih menghargai apa yang mereka miliki dan merasa bersyukur.
Membesarkan anak yang merasa bersyukur atas apa yang mereka miliki, daripada merasa berhak atas segala sesuatu, bukanlah tugas yang mudah. Namun, seperti halnya dalam mendidik anak, semakin dini Anda memulai, semakin besar kemungkinan kebiasaan ini akan terbentuk.