Dulu korupsi semua kebagian dan semua senang
"Ternyata setelah Pak Harto lengser, ganti lima presiden, hidup mereka tidak lebih enak," kata Titiek Soeharto.
Enam tahun sudah berlalu sejak Presiden Soeharto wafat. Lima belas tahun telah lewat sehabis presiden kedua ini dilengserkan.
Namun bagi sebagian besar penduduk, terutama di daerah daerah, pesona Soeharto tidak memudar. Bukan sekadar namanya tidak hilang dari ingatan, tapi sejarah telah membuktikan rakyat masih mencintai mendiang Soeharto dan merasa zaman Orde Baru dia pimpin lebih baik ketimbang era reformasi.
"Ternyata setelah Pak Harto lengser, ganti lima presiden, hidup mereka tidak lebih enak," kata Siti Hediati Hariyadi, akrab disapa Titiek Soeharto, Rabu sore lalu usai rapat di ruang Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat. "Ternyata setelah 15 tahun orang tahu dia masih dicintai rakyat dan zaman beliau terbaik.
Berikut penuturan Titiek Soeharto kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com dalam wawancara hampir setengah jam.
Setelah era reformasi, Anda anak Soeharto pertama terjun ke politik. Apa motif Anda?
Apa ya...Saya punya perhatian khusus dengan Indonesia jalan di tempat. Pasar-pasar tradisional masih kumuh dan becek. Pemerintah harus tangan, kan nggak seberapa buat bangun pasar tradisional lebih bagus. Lalu ada kelangkaan pupuk.
Kebetulan saya ada di Golkar. Saudara-saudara saya lain nggak mau terjun lagi. Mereka bilang, "Biarin lah Titiek aja perwakilan kita." Kebetulan saya terpilih dari daerah pemilihan Yogyakarta.
Bagi sebagian orang, Soeharto masih dianggap sebagai diktator, pemimpin korup dan pelanggar hak asasi. Butuh waktu berapa lama bagi Anda untuk mantap berpolitik?
Saya tidak merasa bapak saya koruptor. Ternyata setelah 15 tahun orang tahu dia masih dicintai rakyat dan zaman beliau terbaik. Di negara mana pun pasti ada korupsi tapi waktu itu semua orang gembira.
Ada pembangunan, proyek, masyarakat dapat pekerjaan. Kalau kita utang, utang itu jadi proyek, dan proyek itu menghasilkan pendapatan. Mungkin kalau sekarang utang kita un tuk belanja pegawai, nggak jadi apa-apa. Dulu utang buat bangun infrastruktur sehingga daerah-daerah bisa berkembang.
Korupsi itu...semua kebagian, semua senang, enak. Dari semua dilakukan Pak Harto yang bagus-bagus, yang ditiru jeleknya. Kalau toh Pak Harto dulu korupsi, yang ditiru korupsinya. Malah lebih berjamaah (tertawa).
Saya juga perlu hadir untuk membersihkan keluarga kami tidak seperti itu. Pak Harto tidak seperti itu. Bapak bekerja untuk rakyat, semua untuk rakyat. Dari muda dia berjuang untuk rakyat tanpa pamrih apa-apa.
Bapak itu prinsipnya wong kalau mati saya nggak bawa apa-apa. Semua yang didapat, itu yayasan dikembalikan kepada rakyat, menjadi taman mini, rumah sakit anak dan bersalin, rumah sakit jantung, rumah sakit kanker, Mekarsari. Semua itu dikembalikan lagi untuk kepentingan masyarakat.
Kapan Anda mulai sadar rakyat masih mencintai Soeharto?
Kita sih sadar bapak kita tidak seperti itu. Mungkin setelah sepuluh tahun reformasi, ternyata hidup mereka tidak lebih enak. Baru mereka merasa. Ternyata setelah Pak Harto lengser, ganti lima presiden, hidup mereka tidak lebih enak.
Dengan adanya perbandingan-perbandingan itu, masyarakat bisa melihat ternyata enakan zaman Pak Harto.
Dengan terpilihnya Anda sebagai anggota DPR, itu membuktikan rakyat masih mencintai Soeharto?
Saya terpilih bukan karena semata-mata ank Pak Harto. Saya juga kerja. Sebelum saya kampanye, baru Pak Harto lengser, saat saya ke daerah-daerah, orang-orang di bawah bilang presiden saya cuma Soeharto.
Apakah Anda memang memilih Yogyakarta sebagai daerah pemilihan karena itu basis dukungan?
Karena di situ kampung halaman keluarga kami.
Bagi keluarga kan Soeharto menjadi korban politik. Apakah Anda tidak merasa trauma sehingga berani terjun ke politik?
Nggak, nggak. Tiap warga negara punya hak untuk berpolitik. Jadi terlepas dari saya anak Pak Harto atau bukan, saya merasa terpanggil untuk ke sini (terjun ke politik).
Apakah ada pesan khusus dari Soeharto untuk Anda?
Sama saya secara khusus nggak ada karena bapak sayang kepada semua anaknya. Tidak membeda-bedakan. Sebelum lengser bapak bilang sejarah akan membuktikan apa yang sudah bapak dan ibu buat untuk bangsa ini. Terserah orang mau bilang apa.
Ternyata setelah berapa tahun, sejarah membuktikan rakyat sangat mencintai Pak Harto. Bukan kita membikin spanduk 'Enak zamanku toh."
Apakah Anda bakal menerima kalau ada tawaran masuk pemerintahan?
Ditawar siapa? Siapa mau tawar-tawar (tertawa). Sekarang konsentrasi di sini aja dulu (sebagai anggota DPR).