Ideologi PDIP sejalan dengan ideologi saya
Islamnya Bung Karno adalah islam pluralistik, tidak mengkafirkan orang lain.
Tokoh Syiah Jalaluddin Rakhmat memiliki alasan kuat menerima tawaran menjadi calon legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ).
"Karena tidak akan ada satu pun partai Islam mau menerima saya," kata Jalaluddin saat dihubungi melalui telepon selulernya Selasa pekan lalu. SElain itu, dia menilai ideologi partai banteng itu sejalan dengan ideologinya. Apalagi dia mengaku mengagumi Bung Karno.
Berikut penjelasan Jalaluddin kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com.
Kenapa Anda terjun ke politik?
Saya ingin membela kelompok minoritas karena pengalaman. Dengan bersandar pada pemerintah dalam kasus Sampang, bersandar pada hukum, saya gagal. Jadi saya sudah tidak percaya lagi pada hukum berlaku di bawah sekarang.
Saya ingin memperkuat hukum itu dari atas. Saya akan mengupayakan keluarnya undang-undang perlindungan warga negara. Karena undang-undang yang ada sekarang kebanyakan undang-undang karet. Misalnya menyebarkan kebencian. Itu pasal karet bisa ditafsirkan seenaknya.
Kita harus membuat gerakan nasional untuk melindungi tiap warga negara. Kita melindungi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dari perpecahan karena isu-isu agama.
Apa Anda yakin mampu mengubah itu?
Saya kira saya dapat dukungan dari semua kelompok minoritas, semua orang berpikir sehat, dan kalangan nasionalis mencintai NKRI. Sata merasa dan yakin dan bisa dengan dukungan semua pihak.
Lalu kenapa Anda memilih PDIP?
Karena tidak akan ada satu pun partai Islam mau menerima saya. Kedua, PDIP itu satu-satunya partai punya ideologi cocok dengan ideologi saya, yaitu partainya wong cilik, memihak rakyat kecil. Ketiga, saya dari dulu pengagum Bung Karno, terutama keberpihakan Bung Karno kepada kaum Marhaen.
Saya kira saya sangat menjiwai perjuangan Bung Karno. Bung Karno itu adalah orang sangat religius dan amat mencintai Islam. Islamnya Bung Karno bukanlah Islam mudah mengkafirkan orang lain, tapi Islam lebih pluralistik. Ideologi pluralisme itu juga mendorong saya masuk PDIP .
Apakah Anda memang diminta oleh PDIP untuk menjadi calon legislator?
Saya diminta. Saya mula-mula ragu tapi akhirnya saya terima kesempatan itu. Saya mulai melihat ada kesamaan antara ideologi PDIP dan ideologi saya.
Siapa yang minta?
Pokoknya pimpinan PDIP .
Megawati?
Termasuk di dalamnya beliau. Artinya saya memang dikehendaki oleh struktur partai.
Apa tawaran mereka?
Tidak ada tawaran apa-apa. Katanya ingin agar ada tokoh Sunda bersifat nasional mewakili PDIP di Jawa Barat. Karena itu dalam kampanye saya memakai pakaian Sunda. Saya juga ingin memasukkan "Islam" dalam PDIP . Paling tidak ada Islam moderat dan nasionalis.
Kapan Anda diminta?
Empat hari sebelum penutupan pendaftaran calon legislator.
Permintaan itu lewat telepon?
Iya, lewat telepon.
Anda langsung mengiyakan?
Saya minta waktu untuk salat istikharah. Besoknya ditelepon dan saya menerima tawaran itu. Saya tidak sempat salat istikharah karena menyiapkan bahan kuliah di Unpad.
Anda menerima tawaran itu karena tahu PDIP bakal menang?
Survei-survei soal itu belum saya lihat. Tapi tentu saja kalau mau masuk partai, saya harus memilih partai yang memungkinkan saya bakal menang. Kalau tidak, rugi kan.
Apa memang Anda sudah berencana masuk politik tahun ini?
Saya belum ancang-ancang malah sudah ditawarkan masuk.
Kalau tidak ada tawaran dari PDIP , apakah akan melamar ke partai?
Saya tidak akan melamar ke mana-mana. Saya akan kembali sebagai guru bangsa tidak terlibat dalam partai mana pun. Selama ini saya tidak terlibat dalam partai mana pun.
Siapa menentukan daerah pemilihan buat Anda?
Partai. Kebetulan daerah pemilihan itu pas di kampung saya.
Di mana kampung Anda?
Di Rancaekek. Alhamdulillah di kampung saya, saya menang mutlak sekitar 90 persen dan tidak memilih partai. Artinya saya sudah cukup dikenal di kampung saya.
Menurut hasil rekapitulasi KPU, Anda memperoleh berapa suara?
Sebanyak 56 ribu suara.
Sebelumnya Anda bernazar jika terpilih?
Saya tidak bikin nazar apa-apa tapi para pendukung saya nazar. Ada yang puasa, menggunduli kepala, dan menyumbang ke fakir miskin.
Baca juga:
Aktivis Syiah: Jika menolak perbedaan pergilah dari Indonesia
Saya terpilih pukulan telak bagi yang anti-Syiah
Asal tak anarkis, Aher tak larang gerakan anti-Syiah di Bandung
Menteri Agama tak tahu ada gerakan anti Syiah di Bandung
Ribuan umat Islam hadiri deklarasi anti Syiah di Bandung
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Kapan Syamsidar Yahya wafat? Hj. Syamsidar Yahya wafat pada tahun 1975 di Pekanbaru, Riau di usianya yang ke-61 tahun.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.