Jembatan layang (4): Proyek akan selesai tepat waktu
Tidak ada ada korupsi dalam pembuatan jalan layang ini, itu untuk kepentingan rakyat."
Pembangunan jalan layang non-tol yang akan menghubungkan Tanah Abang-Kampung Melayu akan terus berjalan sesuai rencana. “Perihal pendanaan kita tepat waktu pada pemegang proyek. Tiap bulan bagian jalan layang sudah dikerjakan langsung kita bayar,” kata Heru Suwondo, Kepala Seksi Simpang Tak Sebidang Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta kepada merdeka.com Sabtu lalu.
Proyek itu diperkirakan selesai November tahun ini. Ada lima perusahaan yang ikut mengerjakan, yakni Nindya Karya, Istaka Karya, Adi Karya, Wijaya Karya-Wijaya Konstruksi KSO (Kerjasama Sistem Operasi), dan Propelat. Proyek ini terdiri dari tiga paket pengerjaan, yakni paket Mas Mansyur, Dr. Satrio, dan Casablanca.
Mengenai teknologi yang digunakan dalam mengejar target itu, Dinas Pekerjaan Umum terus berkoordinasi dengan pemegang proyek karena terkait lokasi pembangunan jembatan layang dengan struktur tanah berbeda. Seorang sumber merdeka.com dari sebuah perusahaan pemegang proyek membenarkan koordinasi dengan dinas itu tetap berjalan karena kemungkinan ada perubahan di lapangan.
Sumber itu menyebutkan beberapa tempat yang dilalui proyek jembatan layang non-tol Casablanca ini memiliki perbedaan dalam penggunaan tiang pancang. Hanya di paket Mas Mansyur yang menggunakan satu tiang pancang karena di lokasi itu terdapat pipa gas bawah tanah yang tidak mungkin dipindah. Bedanya, ukuran tiang pancangnya diperbesar ketimbang yang memakai dua tiang pancang.
Keyakinan ketepatan waktu pengerjaan proyek juga muncul dari Seno, kepala proyek lapangan dari PT. Nindya Karya. “Jika keadaan negara normal seperti sekarang, akan sesuai target. Kecuali ada keributan atau demo,” ujarnya saat dihubungi merdeka.com. Pengerjaan lokasi proyek yang digarap Nindya Karya sempat terganggu karena demo buruh di Cikarang, Bekasi. Suplai pengiriman bahan baku tertunda ke lokasi, lantaran ada bagian beton yang dibuat di Cikarang.
Heru menjelaskan pihaknya memberikan aturan ketat bagi pemegang proyek. Semua bahan yang digunakan selalu diperiksa dan harus lulus uji laboratorium independen. “Bila ada yang tidak lolos uji, kami minta ganti. Bahkan bila ada pemasangan besi terbalik kami suruh bongkar,” ucap Heru dengan nada serius.
Dia menegaskan pihaknya tidak mau main-main mengerjakan proyek itu. “Tidak ada ada korupsi dalam pembuatan jalan layang ini, itu untuk kepentingan rakyat, akan cepat roboh bila dananya ditilep.”