Keramat Jumat kliwon di Desa Sidakaton
"Setiap malam Jumat Kliwon pasti mereka pulang," ujar Haji Untung.
"Setiap malam Jumat kliwon, pedagang-pedagang warteg biasanya pulang," ujar Dastoro, salah seorang pedagang Warung Tegal saat berbincang dengan merdeka.com dua pekan lalu. Menurut Dastoro, dia juga termasuk dari orang-orang asal Kampung Warteg Sidakaton ikut melakukan ritual leluhur di desanya itu.
"Kita ngaji di kuburan orang tua. Itu bagi orang sini wajib," katanya.
Ritual mengaji dan mendoakan arwah mendiang kedua orang tua memang wajib dilakukan oleh para pedagang-pedagang warteg di perantauan. Setiap sebulan sekali, saban malam Jumat kliwon pedagang-pedagang itu akan pulang kampung. Mereka melakukan pengajian di pusara orang tua mereka. Tradisi ini memang turun temurun masih berkembang hingga kini. "Itu bagi orang tuanya yang sudah tidak ada," ujar Dastoro.
Tujuan para pedagang-pedagang warteg asal Desa Sidakaton itu memang bukan tanpa alasan. Menurut Darsono, itu dilakukan untuk menghormati arwah mendiang orang tua mereka yang telah tiada. Apalagi sukesnya mereka di perantauan juga berkat doa kedua orang tua.
Haji Untung, Kepala Desa Sidakaton juga hingga kini masih memiliki satu warteg di Jakarta juga menuturkan hal yang sama. Tradisi setiap malam jumat kliwon memang dilakukan oleh orang asli khususnya Desa Sidakaton. "Setiap malam Jumat Kliwon pasti mereka pulang," ujar Haji Untung.
Selain melakukan tradisi itu, para pedagang-pedagang warteg itu juga kerap melakukan bakti sosial. Kegiatan itu sering kali dilakukan untuk membantu para tetangganya masuk tergolong tidak mampu. Kesuksesan mereka di perantauan dengan berdagang warteg memang diimbangi dengan menolong tetangga satu desa. Termasuk juga untuk pembangunan Desa Sidakaton, pedagang-pedagang warteg ini memiliki sumbangsih besar terhadap pembangunan kampung halamannya.
"Kalau ada apa-apa mereka langsung merespon dengan cepat," ujar Haji Untung.
Jika tradisi malam jumat kliwon itu dilakukan oleh para pedagang-pedagang warteg usia tua, beda hal dengan pedagang Warung Tegal dari kalangan muda. Menurut Haji Untung, kegiatan berbasis sosial juga sering dilakukan oleh perkumpulan pedagang warteg muda di Jakarta. Contohnya ialah membagi santunan kepada anak yatim saat lebaran. Kegiatan ini terus dilakukan setiap tahun oleh pedagang warteg.
"Di Jakarta juga bagi yang muda ada perkumpulannya. Mereka juga melakukan santunan kepada anak yatim," tutur Haji Untung. Bahkan saking pedulinya dengan kampung halaman mereka, pedagang muda warteg ini juga mudah untuk dimintai bantuan untuk pembangunan desa. "Seperti misalnya gapura desa. Itu atas urunan dari mereka," ujarnya.