Melawan tradisi, Belanda bisa sulitkan Spanyol
Dengan formasi 5-3-2, Belanda melawan kodrat. Belanda sebagai tim dengan tradisi menyerang, kini memilih bertahan.
Kabar buruk menimpa Belanda sebelum berangkat ke Brasil. Pemain kunci Kevin Strootman dilanda cedera parah. Padahal, pemain AS Roma ini komponen utama di antara tiga pemain tengah dalam formasi 4-3-3 yang identik milik Belanda.
Tampil tanpa Strootman membuat otak pelatih Louis van Gaal berputar. Van Gaal butuh garansi untuk pertahanan solid saat melawan Spanyol dan Cile. Dia juga butuh gelandang tipikal box to box dengan inisiatif serangan seperti Strootman. Sayang, tidak ada pemain pengganti setaraf Strootman.
Problem lain muncul karena Van Gaal juga tidak punya full back kiri setangguh Giovani van Bronckhorst (pensiun). Terence Kongolo dan Bruno Martins Indi adalah bek tengah dengan kemampuan kidal sementara Daley Blind lebih nyaman beroperasi di sektor gelandang sayap kiri daripada sebagai bek kiri.
Plan B harus diambil van Gaal. Tepat 40 tahun formasi 4-3-3 yang melegenda digunakan Belanda pada 1974, van Gaal berkeputusan meninggalkannya di Brasil 2014. Laga lawan Spanyol di Arena Ponte Nova, Salvador, Sabtu (14/6) dinihari nanti akan menjadi pemantapan formasi 5-3-2 yang sudah dipakai pada ujicoba lawan Ekuador, Ghana, dan Wales.
Dengan 5-3-2 akan ada tiga bek tengah di depan kiper. Biasanya diisi oleh Stefan de Vrij, Ron Vlaar, dan Bruno Martins Indi. Dua sayap adalah Daley Blind di kiri dan Daryl Janmaat di kanan. Dari tiga gelandang, dua di antaranya berkarakter bertahan, Nigel de Jong serta Jordie Clasie atau Jonathan de Guzman jika ingin memperkuat lini serang. Satu lagi pemain di posisi gelandang serang hampir pasti milik Wesley Sneijder yang akan menyokong duet Robin van Persie dan Arjen Robben.
Pada level klub, sulit ditemukan ruang eksperimen perubahan formasi. Masuk akal karena sebuah klub bisa main bagus kalau terus menerus bekerja dengan sistem sama pada sekitar 38 laga. Adaptasi seperlunya dilakukan berdasarkan cedera atau kelemahan tertentu dalam tim.
Tetapi tidak untuk Piala Dunia. Dengan jumlah pertandingan yang sedikit, pelatih bisa saja mengubah formasi yang sudah biasa dipakai setelah mengamati kelemahan calon lawan. Itulah yang dilakukan van Gaal.
Dengan formasi 5-3-2, ini artinya Belanda harus melawan kodrat. Belanda sebagai tim dengan tradisi menyerang, menyiapkan strategi bertahan dengan senjata serangan balik.
Bagaimana dengan Spanyol? Sempat muncul keraguan La Furia Roja akan tetap menggunakan tiki taka sebagai senjata utama seiring memburuknya performa Barcelona musim ini. Belum lagi tahun lalu tiki taka Barcelona dipukul telak pasukan Bayern Munich di bawah Jupp Heynckes dan kekalahan Spanyol dari Brasil di final Piala Konfederasi. Manuver untuk membalikkan strategi tiki taka sepertinya sudah terformulasi, yaitu menekan sejak lapangan tengah, kekuatan fisik yang konstan, dan serangan balik secepat kilat, dibarengi penyelesaian akhir yang clinical.
Dalam sebuah wawancara, pelatih Spanyol Vicente del Bosque mengatakan jika timnya bukan "tiki taka Taliban" yang artinya fanatik pada strategi yang sama. Pada setiap situasi, strategi yang digunakan bisa berbeda.
Tetapi, ketika Belanda memilih strategi bertahan, Spanyol mau tak mau kembali berharap pada keampuhan sepak bola berbasis penguasaan bola itu. Pertanyaan yang kemudian mengemuka, apakah Del Bosque tetap percaya kepada Cesc Fabregas sebagai false number 9 atau kali ini akan memercayai striker murni sebagai ujung tombak. Publik Spanyol, seperti tergambar dalam polling Marca menghendaki Del Bosque memasang Diego Costa sejak menit pertama. Publik Spanyol sadar perlu striker murni untuk membongkar pertahanan tiga bek tengah Belanda.
Latihan terakhir menjelang duel lawan Belanda, Del Bosque menggenjot striker murni yang dibawa ke Brasil, Diego Costa, Fernando Torres, dan David Villa. Pada satu sesi permainan, Costa dipasang di tim A, sementara Torres di tim B.
Indikasi striker murni yang akan dipasang Del Bosque juga tampak dalam pertandingan uji coba terakhir Spanyol. Melawan Bolivia, Torres yang main. Lawan El Salvador giliran Costa merumput. Pada final Euro 2012, Cesc bermain sebagai false number 9 sementara saat final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Villa sebagai goleador.
Apakah Cesc atau Costa yang akan dipasang Del Bosque, alur duel Spanyol lawan Belanda sepertinya akan mengulang kejadian empat tahun lalu di Johannesburg. Bisa jadi duel akan berlangsung keras meski wasit tidak akan seroyal empat tahun lalu dengan merogoh 13 kartu kuning dan satu kartu merah.
Dengan masih tampilnya Robben dan van Persie, serangan balik Belanda bisa sangat mematikan. Bursa taruhan memang jauh mengunggulkan Spanyol untuk menang. Tetapi, De Oranje bukan tim kacangan yang mudah ditelan La Furia Roja.