Surga di balik penjara
"Setiap tahanan baru masuk di minta uang untuk tidur di atas," ujar mantan narapidana berinisial AY.
"Setiap tahanan baru masuk di minta uang untuk tidur di atas," ujar mantan narapidana berinisial AY, 26 tahun saat berbincang dengan merdeka.com Kamis pekan lalu. AY mengatakan itu agar orang lain tak bertindak di luar akal sehat dengan melakukan tindak kejahatan dan kemudian menghabiskan waktu di balik jeruji besi.
Begitulah faktanya kehidupan di balik penjara. Buat tidur selonjoran pun harus mengeluarkan fulus. Jika tidak, bagi tahanan baru, tidur harus dalam posisi jongkok alias tidak boleh merebahkan badan. Perilaku ini pun memang bukan cerita baru bagi bekas narapidana. Bisnis jual beli tempat tidur ini pun menjadi lahan menjanjikan memperoleh uang dari balik penjara.
AY mengatakan, bisnis itu dilakukan oleh para seniornya juga disegani di dalam penjara. Buat tidur di atas alas papan, kata AY, narapidana baru haru mengeluarkan uang Rp 100 sampai Rp 200 ribu. Kalau tidak, jangan harap bisa tidur nyenyak. "Senior di dalam meminta uang setiap kali ada tahanan baru yang masuk untuk boleh tidur di atas," ujar AY.
AY pun menuturkan kehidupan di balik penjara serba mengeluarkan uang. Penuturannya pun dimulai saat dia menjalani tahanan di salah satu Markas Polsek di Jakarta. Menurut dia, sejak di dalam tahanan Polsek, narapidana baru harus menyetorkan sejumlah uang kepada tahanan lain dianggap sebagai kepala kamar. Jika tidak, tentunya terjadi kontak fisik alias ada kekerasan bakal diterima.
Itu baru perlakuan di dalam sel tahanan Polsek. Saat hendak di pindah menuju rumah tahanan, para narapidana baru ini juga harus menyediakan uang sebagai syarat buat masuk ke dalam blok tahanan. Di sana biasanya, kepala kamar tempat tahanan baru itu bakal di tempatkan juga meminta uang. Istilah ini menurut AY disebut 'Anak Jelas'.
Berdasarkan pengalamannya, banyak dari temannya sesama tahanan mulai mencari informasi harga untuk satu kamar di dalam rutan. Informasi ini yang kemudian dijadikan acuan untuk menyiapkan sejumlah uang. "Solusinya ya kita harus punya uang. Kalau tidak kan kita akan kedinginan karena tidur di atas lantai keramik," katanya.
Karena tekanan itu juga kemudian para tahanan baru ini berusaha untuk mendapatkan uang. Jika memang narapidana baru itu memiliki keluarga dan berkecukupan, tentunya hal ini tidak akan jadi masalah. Namun bagi narapidana tanpa keluarga, atau disebut anak tidak jelas bakal menjadi jongos. Istilah ini di dalam penjara disebut 'Korpe'.
Pemerasan di dalam tahanan itu menurutnya tak cuma berlaku untuk alas tidur, namun ada banyak hal lain dijadikan ladang untuk mencari uang oleh para tahanan senior. Biasanya tahanan ini merupakan kepala kamar atau narapidana disegani dalam satu blok di dalam Rutan. Jadi jangan kaget, jika keluarga menjenguk dan membawakan makanan enak, belum tentu dimakan oleh si tahanan, melainkan akan dimakan dulu oleh kepala kamar. "Sisanya baru kita yang makan. Perih kalau di ingat-ingat," ujar AY.