Kalah dari Indonesia, pesilat Malaysia mengamuk & rusak fasilitas TMII
Kalah dari Indonesia, pesilat Malaysia mengamuk & rusak fasilitas TMII. Al Jufferi dinyatakan kalah teknik dari Komang Harik dengan memilih mundur dua detik sebelum ronde ketiga berakhir. Praktis, keunggulan 4-1 Komang berubah menjadi kemenangan teknik pada Asian Games kali ini.
Pesilat Malaysia, Jamari Mohd Al Jufferi melakukan aksi tak terduga. Dia melampiaskan kekecewaan setelah kalah teknik dari atlet Indonesia, Komang Harik Adi Putra, pada final cabor pencak silat nomor 65-70 kg putra Asian Games 2018.
Pesilat berusia 26 tahun itu melampiaskan kekesalannya dengan mengamuk di ruangan ganti Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (27/8).
-
Bagaimana Silat Perisai dimainkan? Mereka akan saling beradu satu sama lain sampai tak mampu bertahan lagi dan bahkan hingga terbunuh.
-
Apa itu Silat Pelintau? Di Aceh, terdapat sebuah suku bernama Tamiang yang memiliki kesenian tradisional bela diri yang sampai sekarang masih terus lestari, yaitu Silat Pelintau.
-
Apa itu Silat Perisai? Silat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
-
Siapa pencipta Silat Pelintau? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Di mana Silat Perisai berasal? Silat Perisai ini memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sudah ada sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
-
Kapan Silat Pelintau diciptakan? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
Al Jufferi memukul ruang ganti yang terbuat dari triplek hingga bolong. Mudah ditebak, Jufferi kecewa lantaran keputusan juri yang dinilainya banyak memihak Komang.
"Iya benar, tadi dia mengamuk dan memukul tembok hingga bolong. Ruang gantinya ada di belakang venue," ujar salah satu panitia kepada Liputan6.com yang identitasnya minta dirahasiakan.
Al Jufferi dinyatakan kalah teknik dari Komang Harik dengan memilih mundur dua detik sebelum ronde ketiga berakhir. Praktis, keunggulan 4-1 Komang berubah menjadi kemenangan teknik pada Asian Games kali ini.
Dari raut wajahnya, Jufferi terlihat sangat kecewa dengan juri. Ia menganggap juri tidak berlaku adil.
"Saya tidak nyaman dengan juri. Saya tidak salah, tetapi yang salah itu pengadil," ujar Al Jufferi setelah pertarungan.
Minta maaf pada Menpora Malaysia
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, datang langsung ke Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Senin (27/8/2018), untuk memberikan dukungan langsung kepada atlet-atlet dari Malaysia yang bertanding di beberapa pertandingan final Asian Games 2018.
Menpora Malaysia, yang berada satu tribune dengan pendukung dan ofisial Malaysia, bangga melihat perjuangan atletnya, terutama Mohd Al Jufferi Jamari, yang memutuskan mundur karena merasa dicurangi jutor yang bertugas.
Syed Saddiq Syed Abdul Rahman datang ke Padepokan Pencak Silat pada siang hari. Ia sempat berada di tribune VVIP, namun kemudian memutuskan untuk menyatu dengan pendukung dan ofisial Malaysia yang berada di seberang tribune VVIP, ketika memberikan dukungan kepada Mohd Al Jufferi Jamari yang tampil di final tarung putra kelas E 65-70 kg Asian Games 2018.
Mohd Al Jufferi Jamari kemudian menghampiri Syed Saddiq Syed Abdul Rahman yang berada di tribune.
Menurut pengakuan Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, pesilat yang juga juara dunia itu meminta maaf kepadanya. Namun, ia merasa tidak ada yang perlu dimaafkan.
"Saya katakan kepada beliau, saya tetap tidak menerima permintaan maaf dia karena saya tidak tahu kenapa dia meminta maaf. Saya melihat dia bermain bagus dan sebagai pendukung, saya merasa sangat bangga melihatnya tadi," ujar Menpora Malaysia.
"Saya berharap dia tidak bersedih. Ia adalah nomor satu dunia dan saya rasa akan banyak kemenangan lagi yang akan beliau raih di masa yang akan datang," lanjutnya.
Insiden yang terjadi di pencak silat tak membuat Menpora Malaysia perlu mengambil sikap terlalu berlebihan di Asian Games 2018. Menurutnya, tetap mendukung atlet yang berkompetisi dan berharap yang terbaik adalah jalan yang paling tepat.
"Saya datang ke sini bukan sebagai menteri, tapi sebagai pendukung. Apa pun yang terjadi lebih baik menatap ke depan. Insya Allah saya tetap yakin. Mereka semua bersemangat dalam bertanding, semoga kita bisa berharap yang terbaik bersama-sama," ujarnya.
(mdk/ian)