Mazda Indonesia Gandeng Pihak Ketiga untuk Kelola Pabrik Daur Ulang Baterai EV
Mazda juga ingin menciptakan ekosistem kendaraan listrik guna mengurangi limbah dari penggunaan baterai.
Industri otomotif di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, tengah giat melakukan percepatan elektrifikasi. Mazda Indonesia juga mulai memasuki segmen kendaraan ramah lingkungan, khususnya yang berbasis hybrid.
Selain berencana untuk memperluas jajaran model hybrid, Mazda memiliki cita-cita untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang dapat mengurangi limbah dari penggunaan baterai kendaraan listrik.
- Mazda Mengumumkan Rencana Peluncuran Global Sedan Listrik EZ-6 dengan Spesifikasi yang Mengagumkan.
- Mazda Berikan Sinyal EZ-6 akan diluncurkan di Indonesia
- Alasannya adalah Mazda belum menghadirkan mobil listrik di GIIAS 2024.
- Hyundai Tarik 500 Ribu Mobil Listriknya di Korsel dan Eropa, Bagaimana di Indonesia?
Salah satu langkah yang diambil adalah membangun fasilitas pabrik recycle baterai. Perusahaan asal Jepang ini akan bekerja sama dengan beberapa mitra untuk mengelola fasilitas pabrik baterai tersebut.
Glenn Reinner, yang menjabat sebagai Produk dan Dealer Marketing PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), menjelaskan, "Dan baterai itu nanti akan di-handling oleh third party. Jadi bukan kami yang akan handling, kita udah kerjasama untuk pengiriman dari third dealer, ditaruh di storage dan baterai itu akan dikelola oleh third party recycling company."
Ia menambahkan, "Kita udah tunjuk company-nya, mereka akan yang bertanggung jawab untuk me-recycle baterai tersebut."
Gandeng Pihak Ketiga
Meskipun tidak disebutkan nama perusahaan yang terlibat, Mazda mengungkapkan bahwa mereka telah menjalin kerjasama dengan dua perusahaan untuk mengoperasikan fasilitas daur ulang baterai. Baterai bekas yang didaur ulang di pabrik tersebut nantinya akan digunakan untuk kendaraan listrik Mazda di masa yang akan datang.
"Tapi yang pasti kita udah menjalin kerjasama dengan dua perusahaan tersebut untuk meng-handling baterai bekas dari mobil Mazda ke depan," ucap Reinner. Dengan langkah ini, Mazda berupaya memberikan kemudahan kepada konsumen dalam menangani baterai bekas, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan.
Produsen otomotif ini juga akan melibatkan tim after-sales untuk membantu proses pengumpulan baterai dari lokasi pengguna. Baterai yang telah dikumpulkan kemudian akan diserahkan kepada perusahaan yang memang fokus pada proses daur ulang baterai.
"Gimana customer tidak susah untuk meng-handling baterai jadi dikasih aja. Jadi di situ team after sales kita bantu engine untuk nge-collect baterai-baterainya dari tempatnya. Terus kita serahkan ke company yang benar-benar spesifik untuk me-recycle si baterai itu sendiri," tutupnya.