Pabrikan Otomotif Ramai-ramai Sepakat Tidak Bersaing Berlebihan dan Kasih Diskon Besar!
Merek otomotif besar sepakat untuk tidak bersaing secara berlebihan di pasar otomotif China. Mereka juga sepakat untuk menahan diskon harga jual yang tinggi.
Sebanyak 16 pabrikan otomotif di China meneken perjanjian untuk tidak bersaing berlebihan termasuk dalam hal harga jual.
16 pabrikan otomotif itu termasuk BYD (China), Tesla (Amerika Serikat), dan perusahaan milik negara yang memiliki usha patungan dengan merek otomotif Jepang, Amerika, dan Eropa.
Intinya, mereka setuju untuk menghindari penciptaan persaingan berlebihan di pasar China, termasuk harga jual yang tidak wajar.
Dikutip dari Nikkei Asia, baru-baru ini, rivalitas yang diatur ini justru disarankan oleh pemerintah China, yang ekonominya sedang melandai. Kesepakatan ini diteken dalam sebuah konferensi di Shanghai, pekan lalu. Disaksikan oleh pejabat senior dari Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, yang bertanggung jawab terhadap kebijakan otomotif. Terdapat empat kesepakatan: 1. tidak mengganggu tatanan persaingan pasar yang sehat dengan kebijakan harga jual yang tidak normal. 2. Tidak menyesatkan konsumen dengan produk iklan berlebihan. 3. Menawarkan produk dan layanan dengan kualitas tinggi. 4. Secara aktif memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan.BYD, Tesla, FAW, Geely, dan Li Auto Ikutan
Ke-16 perushaan otomotif yang terlibat itu merupakan pemain mayoritas di pasar domestik China, termasuk SAIC Motor (BUMN) dan China FAW Group yang punya usaha patungan dengan merek Toyota (Jepang) dan VW (Jerman). Kemudian ada Zhejiang Geely Holding Group, perusahaan swata yang memiliki saham di Volvo cars (Swedia), serta pabrikan mobil listrik lokal: BYD, Li Auto, dan Tesla.
seorang pejabat senior di Kementerian Industri dan Teknologi Infromasi, mengatakan, perkembangan industri otomotif China menghadapai sejumlah tantangan, sehingga perlu pengaturan kegiatan penjualan dan promosi, tanpa memberikan diskon harga yang ceroboh. "Sebaiknya berkontribusi untuk menjaga iklim pasar yang menguntungkan," ujarnya.
- Ekonomi China Kalahkan Amerika Serikat, Bakal jadi Negara Adidaya?
- Strategi Harga Murah Mobil China di Indonesia: Gimmick Sesaat atau Keberhasilan Manufaktur?
- Gebrakan Perdana Mobil Listrik Neta Asal China di Indonesia
- Singkirkan Indonesia, Pabrikan Mobil Listrik China Ramai-ramai Investasi di Thailand
Tumbuh 11 persen
Kesepakatan ini sebagai tanggapan pabrikan otomotif terhadap Beijing yang ingin mengatur kompetisi secara berlebihan di China. Pada Januari-Mei 2023, penjualan mobil baru di China tumbuh 11 persen menjadi 10,61 juta unit dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan dobel digit ini buntut pemulihan industri, setelah kebijakan ketat zero-Covid 19 selama pandemi.
Namun, pertumbuhan itu juga akibat dari kebijakan diskon harga jual yang besar dari merek-merek utama. Kompetisi harga jual semakin intensif untuk mobil energi baru atau new energy vehicle (NEV) seperti mobil listrik (EV), yang laris-manis di pasar otomotif China.
Harga pengadaan turun
Apalagi ada rumor, beberapa merek besar akan menurunkan harga pengadaan komponen kepada para pemasok komponennya, yang memicu protes dari para vendor.
Mengatur harga jual
Sebanyak 16 pabrikan otomotif di China termasuk BYD (China) dan Tesla (Amerika Serikat), serta perusahaan milik negara yang memiliki usaha patungan dengan merek otomotif asal Jepang, Amerika, dan Eropa, setuju untuk menghindari penciptaan persaingan usaha yang berlebihan di pasar China, termasuk harga jual yang tidak wajar.