Ini alasan Perang Diponegoro disebut dengan Perang Jawa
Untuk bisa memperkuat kedudukan Pangeran Diponegoro, para ulama dan pengikutnya menobatkannya sebagai seorang raja.
Pernahkah kamu mendengar tentang nama Perang Diponegoro? Perang yang dinamai seperti pejuangnya yaitu Pangeran Diponegoro ini berlangsung bersamaan dengan Perang Padri di Sumatera Barat. Perang ini dimulai tepat di tanggal 20 Juli 1825. Lalu, bagaimana kisah lanjutan tentang Perang Diponegoro ini?
Di tahun-tahun awal perang Diponegoro, Pangeran Diponegoro memberi semangat dengan Perang Sabil. Lalu, semangat ini berbuah hasil, perlawanannya berjalan dengan sangat lancar. Pusat kota bisa segera dikuasai. Gerakan pasukan Diponegoro menuju ke arah timur dan bisa menaklukan Delanggu ketika menguasai Surakarta. Namun, pasukan Diponegoro bisa dicegat oleh pasukan Belanda di daerah Gowok. Secara umum, bisa dibilang pasukan Diponegoro ini sudah mendapat banyak kemenangan. Beberapa pos pertahanan milik Belanda bisa ditaklukkan.
Untuk bisa memperkuat kedudukan Pangeran Diponegoro, para ulama dan pengikutnya menobatkannya sebagai seorang raja dengan gelar Sultan Abdulhamid Herucokro atau Sultan Ngabdulkamid Erucokro. Perluasan perang yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro di berbagai wilayah semakin mengalami peningkatan. Pergerakan pasukan Diponegoro semakin meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang dan Rembang. Lalu, menyebar ke arah timur hingga ke Madiun, Magetan, lalu Kediri dan sekitarnya.
Perang yang dimulai oleh Pangeran Diponegoro itu sudah membuat pergerakan kekuatan di seluruh wilayah Jawa. Karena hal itulah, Perang Diponegoro sering dikenal dengan nama Perang Jawa. Nah, sekarang kamu sudah tahu tentang asal mula nama perang Jawa. Tentunya hal itu tercetus karena melibatkan seluruh wilayah Jawa. Semangat yang ditunjukkan oleh Pangeran Diponegoro dan para rakyatnya itu membuat kita terinspirasi dan sudah seharusnya meniru apa yang sudah mereka lakukan untuk negara. Sebagai generasi muda, itu hal yang penting kan?