Data OJK: Pangsa Pasar Perbankan Syariah Baru Capai 7,03 Persen per Agustus 2022
Selain itu, pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), serta Pembiayaan yang Diberikan (PyD) industri perbankan syariah nasional pun terus tumbuh positif meskipun di masa pandemi Vovid-19.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pangsa pasar atau market share perbankan syariah Indonesia per Agustus 2022 mencapai 7,03 persen.
Pangsa pasar tersebut tercatat dengan komposisi industri yang terdiri dari 13 Bank Umum Syariah (BUS) dengan pangsa sebesar 66,14 persen dari total industri perbankan syariah, 20 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan pangsa 31,39 persen, dan 166 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan pangsa 2,47 persen.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Dari tahun ke tahun Alhamdulillah perbankan syariah selalu menunjukkan perbaikan," ungkap Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Nyimas Rohmah dalam LPPI Virtual Seminar #86 di Jakarta, Kamis (13/10).
Selain itu, pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), serta Pembiayaan yang Diberikan (PyD) industri perbankan syariah nasional pun terus tumbuh positif meskipun di masa pandemi Vovid-19.
Aset perbankan syariah Indonesia berhasil tumbuh 17,91 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp744,68 triliun pada Agustus 2022, DPK meningkat 18,08 persen (yoy) mencapai Rp591,97 triliun, dan PyD naik 18,56 persen (yoy) menjadi sebesar Rp483,81 triliun.
Jumlah rekening perbankan syariah nasional pun terus menunjukkan pertumbuhan, sehingga pada posisi Agustus 2022 jumlah rekening DPK mencapai 49,12 juta rekening atau bertambah 1,54 juta rekening dari Juli 2022, sedangkan untuk rekening PyD mencapai 7,61 juta atau bertambah 120 ribu rekening.
Sisi Permodalan
Dari sisi permodalan, dia menjelaskan Rasio Pemenuhan Kecukupan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio/CAR) terus dapat dipertahankan dengan sangat memadai di angka 23,63 persen pada Agustus 2022, yang dinilai cukup baik.
Jika dilihat dari sisi risiko pembiayaan yang dicerminkan oleh rasio pembiayaan macet (Non Performing Financing/NPF), dipertahankan dalam tingkat yang cukup rendah, yaitu NPF bruto 2,55 persen serta NPF neto 0,88 persen.
Kemudian rasio pembiayaan terhadap simpanan atau (Financing to Deposit Ratio/FDR) juga sangat bagus, yaitu di angka 81,14 persen, yang menunjukkan fungsi intermediasi berjalan dengan baik dan di sisi lain likuiditas juga tetap terjaga.
Sementara dari sisi rentabilitas, Net Operating Margin (NOM) berada di angka 2,35 persen, rasio profitabilitas (Return On Assets/ROA) di level 1,95 persen, serta rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 81,4 persen, yang menunjukkan tingkat efisiensi perbankan syariah Indonesia cukup baik.