Dibanding Negara Regional, Rasio Kredit ke GDP Indonesia Masih Rendah
Meski demikian, rasio penyaluran kredit ke GDP Indonesia tercatat masih rendah dibanding negara lain. Ini juga berarti ceruk pasar penyaluran pinjaman masih terbuka lebar
Industri keuangan di Tanah Air terus berkembang, terlebih dengan masifnya pertumbuhan teknologi. Industri keuangan kini tak melulu soal perbankan, namun juga muncul financial technology (fintech) yang gencar menyalurkan pinjaman ke masyarakat.
Meski demikian, rasio penyaluran kredit ke GDP Indonesia tercatat masih rendah dibanding negara lain. Ini juga berarti ceruk pasar penyaluran pinjaman masih terbuka lebar.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Di mana De Javasche Bank di Kota Medan terletak? Gedung ini berlokasi di Jalan Balai Kota No. 4, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja sama penerbitan Kartu Kredit Indonesia? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bersama Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) menandatangani kerja sama penerbitan kartu kredit pemerintah domestik (KKPD) atau yang saat ini disebut dengan Kartu Kredit Indonesia (KKI) segmen pemerintah.
"Dibandingkan dengan negara lain di regional, Indonesia masih memiliki rasio kredit to GDP yang relatif lebih rendah," ucap Executive Director Luminor Financial Holdings Ltd, Kwan Yu Wen di Jakarta, Jumat (1/4).
Melihat potensi ini, PT Adiwisista Daya Pratama sebagai perusahaan induk dari platform P2P Lending Danai.id berkolaborasi dengan Starland Axis Pte Ltd yang merupakan anak perusahaan dari Luminor Financial Holdings Ltd (LFHL) Singapura.
CEO Danai.id, Azhar Abdul Wahab berharap kerja sama ini bisa memberi efek positif terhadap industri keuangan di Tanah Air dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
"Kerja sama ini juga menghasilkan strategi bagi kami untuk lebih berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan menjangkau pasar yang lebih luas di Indonesia," ucapnya.
LFHL adalah sebuah holding company yang tercatat di Singapore Exchange (SGX) dan memiliki lini bisnis di bidang keuangan digital yang saat ini telah beroperasi di Singapura dan Malaysia.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari rencana Luminor Financial Holdings Ltd. dan beberapa investor lainnya untuk memperkuat permodalan Grup Adiwisista khususnya dalam rangka pengembangan usaha Danai.id ke depan dalam bentuk pendanaan Pre-Series A.
Rasio Kredit ke GDP Baru Capai 35 Persen
Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Mirza Adityaswara menyebut bahwa rasio kredit perbankan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 35 persen saat ini.
"Bukan suatu angka yang besar, hanya 35 persen," ujar Mirza dikutip dari Antara, Kamis (31/3).
Meski demikian, dia menuturkan dalam sistem pembiayaan di Indonesia, peran sektor perbankan tersebut sudah merupakan yang paling besar dibanding lembaga lain, seperti dana pensiun, asuransi, lembaga pembiayaan, koperasi, dan lainnya.
Adapun dari total kredit perbankan tersebut, kredit konsumer tercatat mencapai sepertiganya atau sekitar 10 persen sampai 12 persen dari PDB.
Dia menjelaskan kredit konsumer perbankan meliputi kredit pemilikan rumah (KPR), kartu kredit, dan pembiayaan lainnya.
Dengan demikian hal tersebut turut menggambarkan masih rendahnya pembiayaan perumahan melalui KPR di Indonesia, lantaran rasio kredit konsumer terhadap PDB yang juga masih belum signifikan.
"Jadi kalau kita bicara tentang pembiayaan perumahan di Indonesia antara kebutuhan memiliki rumah dengan pendanaan yang ada untuk mempunyai rumah, itu sebenarnya masih jauh," ungkap dia.
Maka dari itu, Mirza menilai pendanaan kepada masyarakat untuk memiliki rumah menjadi kebutuhan yang sangat besar bagi tanah air.
Sumber: Liputan6.com