Gubernur BI Optimis Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 13 Persen di Era Pemerintahan Prabowo
Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga.
Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan kredit perbankan tahun 2024 dikisaran 10-12 persen, dan di tahun 2025 pada masa Pemerintahan Prabowo Subianto diproyeksikan bisa menembus angka 10-13 persen.
"Kami masih yakin bahwa pertumbuhan kredit tahun ini bisa mendekati batas atas 10-12 persen, tahun depan 11-13 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Oktober 2024, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (16/10).
Adapun pertumbuhan kredit pada September 2024 tetap kuat, mencapai 10,85 persen (yoy). Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga, berlanjutnya re-alokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM Bank Indonesia.
Perry mencatat, hingga minggu kedua Oktober 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp256,5 triliun kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp119 triliun, bank BUSN sebesar Rp110,2 triliun, BPD sebesar Rp24,6 triliun, dan KCBA sebesar Rp2,7 triliun.
"Insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu Hilirisasi Minerba dan Pangan, UMKM, Sektor Otomotif, Perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), serta sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," ujarnya.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga. Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor Jasa Dunia Usaha, Perdagangan, Industri, Pertambangan, dan Pengangkutan.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi, masing-masing sebesar 10,01 persen (yoy), 10,88 persen (yoy), dan 12,26 persen (yoy) pada September 2024.
Kemudian, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,37 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 5,04 persen (yoy), membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pendukung Pertumbuhan Kredit
Perry juga menjelaskan dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga. Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor Jasa Dunia Usaha, Perdagangan, Industri, Pertambangan, dan Pengangkutan.
Kemudian, BI mencatat pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,37 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 5,04 persen (yoy), membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan tetap berada pada kisaran 10-12 persen," ujarnya.
Secara keseluruhan, kata Perry, pertumbuhan kredit pada September hingga minggu kedua Oktober 2024 tetap kuat. Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM Bank Indonesia.