1.028 Bidang batu lantai tangga Candi Borobudur aus
Tingkat keausan lantai tangga itu bermula ketika wisatawan naik dari lantai satu ke lantai berikutnya melalui tangga.
Jutaan wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur memberikan dampak buruk dan kerusakan bagi lantai tangga Candi terbesar dan termegah di dunia ini. Dari tahun ke tahun, lantai tangga Candi Buddha yang merupakan salah satu situs keajaiban di dunia itu mengalami aus. Bahkan akibat terlalu banyaknya wisatawan yang menginjak langsung lantai tangga Candi, keausan lantai tangga secara keseluruhan mencapai 49 persen.
Tingkat ke ausan lantai tangga itu bermula ketika wisatawan naik dari lantai satu ke lantai berikutnya melalui tangga. Sehingga, tidak adanya pelapis, antara tangga candi dan alas kaki wisatawan menyebabkan terjadinya gesekan. Kejadian itu terjadi di semua sisi tangga Candi Borobudur yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu.
Jumlah batu pijakan secara keseluruhan ada 2.033 tersebar di 4 titik yaitu di sisi Barat, Timur, Selatan dan Utara. Sementara untuk jumlah keausan batu pijak terdapat 1.028 aus bidang. Sementara untuk presentase keausan terdapat 49,15 persen.
Kepala Seksi Layanan Konservasi Balai Konservasi Borobudur Iskandar M Siregar Kamis(14/8) menilai, keausan itu dikarenakan lantai tangga untuk lewat para wisatawan yang menuju lantai diatasnya. Bahkan di beberapa bagian keausan cukup tinggi.
"Sementara untuk lorong Candi tidak mengalami keausan," ujarnya usai menggelar jumpa pers dalam acara peringatan 200 tahun ditemukannya Candi Borobudur, di Hotel Manohara, komplek Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Iskandar mengatakan, untuk antisipasi keausan tersebut, pihaknya pernah memberlakukan kebijakan soal pembatasan pengunjung di lantai Candi. Namun demikian, saat libur Lebaran kemarin kebijakan itu tidak bisa diberlakukan kembali. Mengingat jumlah pengunjung yang cukup banyak.
Berdasarkan kajian beberapa pihak, BKB berencana melapisi lantai tangga dengan kayu. Namun demikian, pelapis kayu belum kebijakan utuh untuk segera diterapkan.
"BKB besar kemungkinan akan memutuskan pelapis tangga candi itu pada akhir tahun ini. Memilih kayu sebagai lapisan ini karena melalui kajian di negara-negara Asean. Kami menilai kayu lebih aman di banding bahan lain. Pengaruh terhadap batuan Candi yang paling sedikit adalah kayu. Tapi penggunaan kayu ini masih diusulkan. Nanti di kesempatan seminar yang menentukan," ungkapnya.
Iskandar menjelaskan pada awal-awal temuan Candi ini sebenarnya sudah menjadi catatan Wamen Kebudayaan bahwa lantai tangga perlu mendapat perhatian.
"Sesuai pengamatan, memang sedikit banyak ada keausan pada batu-batu candi. Sehingga harus ditanggulangi dengan lapisan tangga dengan kayu. Kayu nantinya akan diuji dengan konstruksi. Tahun lalu kita pernah uji degan kayu jati, tahun sekarang menggunakan kayu besi. Ini merupakan bukan kajian awal. Keputusan penggunaan pelapis lantai nanti Desember pada saat seminar ilmiah. Kalau memang jadi, bisa dibayangkan biayanya," pungkasnya.