110 Trenggiling sitaan TNI AL dilepas ke habitat alam liar
110 Trenggiling sitaan TNI AL dilepas ke habitat alam liar. Satwa dilindungi itu rencananya akan dilepasliarkan di hutan Kabupaten Dairi. Pelaku masih dalam pemeriksaan intensif. Pengembangan masih dilakukan.
TNI AL menyerahkan 225 ekor trenggiling ke Balai Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera. Sebanyak 110 ekor di antaranya masih hidup dan akan dilepasliarkan. Satwa dilindungi itu rencananya akan dilepasliarkan di hutan Kabupaten Dairi.
"Kita lepaskan ke habitatnya di Suaka Margasatwa Ciranggas sore ini. Kebetulan alam di sana cukup bagus," kata Kepala Balai Penegakan Hukum Linkungan Hidup dan Kehutanan Sumatera, Halasan Tulus di Markas Satuan Polisi Reaksi Cepat Macan Tutul Mariendal, Medan, Rabu (14/6).
-
Hewan apa saja yang dipastikan ketersediaannya di Kabupaten Sleman menjelang Iduladha? Di Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten setempat memastikan ketersediaan hewan ternak mencapai 8.750 ekor.
-
Untuk apa tulang-tulang hewan diletakkan di tempat tersebut? Tampaknya mereka berkumpul untuk melakukan ritual khusus dalam suatu kegiatan dengan cara menaruh tanduk-tanduk dan tengkorak hewan sebagai bagian dari ritual ritual ini.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang tersebut? Penemuan tersebut meliputi tiga tongkat kerajaan, tiga belati perunggu, kapak ukuran kecil dan sedang, serta alat pahatan.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Hewan apa yang menjadi perwujudan dewi Bastet? Dewi Bastet dalam mitologi Mesir erat kaitannya dengan kucing. Di Mesir Kuno, kucing dihormati sebagai simbol penting dalam agama dan pertanian karena peran mereka dalam melindungi tanaman dan membasmi hewan pengerat, yang membantu mencegah penyakit. Orang Mesir Kuno percaya bahwa Bastet dapat berinkarnasi dalam bentuk kucing.
-
Hewan apa yang ditemukan di sungai Desa Kebonagung? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang. Karena penasaran dengan keberadaan kucing hutan, empat pemuda desa mendatangi lagi lokasi tersebut Minggu (10/9) dini hari. Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
Trenggiling itu diamankan tim gabungan WFQR (Western Fleet Quick Respone) Lantamal I dan Tim Libas Dispamal (Dinas Pengamanan TNI Angkatan Laut) Mabes AL dari kawasan Pergudangan 77 Titi Papan, Jalan Yos Sudarso, Medan Belawan, Senin (12/6) malam. Satwa dilindungi itu diketahui akan diselundupkan ke luar negeri.
Di dalam gudang, tim menemukan 201 ekor trenggiling dalam keadaan hidup, 24 ekor sudah mati, 5 karung besar kulit tenggiling basah, serta 4 karung besar kulit trenggiling kering.
Total terdapat 225 ekor trenggiling dan 5 karung kulit basah serta 4 karung kulit kering. Belakangan tinggal 110 ekor trenggiling yang masih hidup.
Dia orang pekerja diamankan dari gudang itu, yakni Sudirman alias Aeng (43), warga Titi Papan, Medan, dan Ermanto (43) warga Kota Stabat, Langkat. Mereka menyatakan trenggiling itu akan diselundupkan ke Malaysia untuk dijadikan bahan pembuat sabu-sabu.
Halasan menjelaskan, pelaku masih dalam pemeriksaan intensif. Pengembangan masih dilakukan. "Hari ini kita ingin mendapatkan informasi, karena jaringan mereka sangat kuat. Kita ingin mencari tahu hingga cukongnya. Mudah-mudan hari ini bisa kita laksanakan," ungkap Halasan.
(mdk/noe)