12.901 Jiwa Terdampak Korban Banjir di Samarinda
Hendra menerangkan, inventarisir di lapangan itu dilakukan bersama tim gabungan BPBD Kota Samarinda, jajaran kelurahan, serta relawan kebencanaan di Samarinda. Kendati demikian, Pemkot belum menetapkan status tanggap darurat bencana.
Permukiman penduduk di 8 kelurahan yang tersebar di 4 kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, masih terendam banjir sampai hari ini. Warga korban banjir tercatat 12.901 jiwa dari 4.521 Kepala Keluarga (KK). Banjir juga melumpuhkan 2 kawasan bisnis di ibu kota provinsi Kalimantan Timur itu.
BPBD Kota Samarinda mencatat, hingga pendataan sementara per pukul 13.37 WITA siang tadi, 8 kelurahan itu tersebar di kecamatan Samarinda Utara, kecamatan Sungai Pinang, kecamatan Palaran, serta kecamatan Sambutan.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Kenapa banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
"Ketinggian air sampai 1 meter," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Samarinda Hendra, dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (15/1) malam ini.
Hendra menerangkan, inventarisir di lapangan itu dilakukan bersama tim gabungan BPBD Kota Samarinda, jajaran kelurahan, serta relawan kebencanaan di Samarinda. Kendati demikian, Pemkot belum menetapkan status tanggap darurat bencana.
Hendra juga merinci, sejumlah fasilitas umum juga terdampak banjir. Terdata seperti, 9 bangunan fasilitas pendidikan seperti sekolah, 5 bangunan fasilitas kesehatan dan juga 17 bangunan fasilitas keagamaan.
"Termasuk juga 3 fasilitas olahraga, dan 1 bangunan fasilitas kebudayaan," ujar Hendra.
Banjir juga berdampak bagi aktivitas 2 kawasan bisnis di Jalan Ahmad Yani I, Jalan Ahmad Yani II serta Jalan KH Hasan Basri. Sepanjang Jalan Ahmad Yani misalnya, yang terdiri dari pertokoan, perbankan, tempat kuliner, lumpuh akibat akses jalan terendam banjir.
"Benar. Malam ini pun hampir seperti kota mati. Tidak ada motor lewat. Keluarga saya pulang kerja pun, harus jalan kaki jauh sampai ke rumah," kata Arman (40), warga Jalan Pemuda I.
Untuk diketahui, banjir kali ini, disebabkan hujan deras merata yang nyaris terjadi sepanjang hari, di hari Sabtu (11/1) lalu. Imbasnya, debit Bendungan Benanga berada di level waspada, dan mengakibatkan DAS Karang Mumus meluap.
Catatan merdeka.com, banjir di 3 kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang dan Samarinda Ulu, merendam ribuan rumah warga di bulan Juni 2019 lalu. Tercatat, korban terdampak banjir 56 ribu jiwa, dan memaksa Pemkot menetapkan masa tanggap darurat 2 pekan. Banjir hingga 1,5 meter saat itu, melumpuhkan sebagian besar aktivitas ekonomi Samarinda.
Banjir kembali terulang di bulan Desember 2019. Tidak kurang 500 rumah terendam hingga 1 meter. Kedua banjir di tahun 2019 itu, disebabkan luapan DAS Karang Mumus, menyusul peningkatan debit Bendungan Benanga yang berada di atas normal.
(mdk/eko)