135 Hektare lahan dan perkebunan warga di Kepulauan Meranti terbakar
Lahan yang terbakar terdapat tanaman Rumbia atau Sagu. Ada juga lahan semak belukar dan tanaman muda, yang merupakan milik beberapa masyarakat, belum ada tersangka dalam kasus ini.
Lahan dan kebun milik masyarakat di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau terbakar. Kepulan asap membumbung tinggi. Kepolisian diterjunkan untuk membantu masyarakat memadamkan api.
"Ada beberapa lokasi yang terbakar, di antaranya di Desa Lukun dan di kebun sagu di Jalan Abdul Rahman Desa Tanjug Sari Kecamatan Tebing Tinggi Timur," ujar Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek kepada merdeka.com, Rabu (14/2).
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Bagaimana masyarakat setempat menjaga kelestarian hutan di Kutai Timur? “Kita di sini juga hidup beriringan dengan adat. Cuma memang hukum adat itu tidak dominan di sini karena bukan hukum positif. Tapi hukum adat tetap kita hargai suatu norma-norma yang ada di kehidupan masyarakat kita,” papar Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
La Ode menyebutkan, luas area lahan yang terbakar seluruhnya mencapai sekitar 135 Hektare. Lokasinya tepat di titik koordinat N 00°53'13.5", dan E 102°47'58.4".
Pemilik Lahan yang terbakar di antaranya, Anuar (57) warga Desa Lukun, Buhari (54) warga Desa Lukun, Abusar (50) warga Desa Centai, Edy Susanto (48) warga Kelurahan Selatpanjang.
Untuk penyelidikan terhadap kasus kebakaran lahan, polisi mengumpulkan barang bukti berupa kayu bekas terbakar.
"Kita sudah mengirimkan surat permintaan keterangan terhadap 4 orang selaku pemilik lahan untuk dimintai keterangan atau diperiksa," tegas La Ode.
La Ode menyebutkan, tim Satgas Gakkum Karhutla Satuan Reskrim Polres Kepulauan Meranti telah melakukan pemeriksaan lokasi kebakaran pada Selasa (13/2).
"Lahan yang terbakar itu terdapat tanaman Rumbia atau Sagu. Ada juga lahan semak belukar dan tanaman muda, yang merupakan milik beberapa masyarakat, belum ada tersangka dalam kasus ini," katanya.
Baca juga:
Jokowi tegaskan jangan sampai asap karhutla ganggu Asian Games 2018
Jokowi jamin dampak Karhutla tak sampai Singapura & Malaysia
Jika masih ada kebakaran hutan, Jokowi ancam copot Pangdam dan Kapolda
73 Titik kebakaran hutan terdeteksi di Sumatera
Menko PMK: Karhutla tak selesai jika satu pihak memadamkan yang lain membakar