14 Kapal Perang TNI AL Kelilingi Pulau Bali Amankan KTT G20
Kapal perang TNI AL berstatus full combat itu ditempatkan pada sektor-sektor strategis mengelilingi perairan Pulau Dewata, Bali
Sebanyak 14 Kapal perang Republik Indonesia (KRI) TNI Angkatan Laut berstatus siap tempur mengelilingi Pulau Bali untuk mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Panglima Koarmada II Laksda TNI T.S.N.B. Hutabarat selaku Komandan Satgas Laut mengatakan kapal perang TNI AL berstatus full combat itu ditempatkan pada sektor-sektor strategis mengelilingi perairan Pulau Dewata, Bali, sejak Minggu (13/11).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan KTT ke-20 ASEAN-India dihelat? Presiden Jokowi (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Siapa saja yang terlibat dalam KTT ke-20 ASEAN-India? Presiden Jokowi (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa misi Menko Airlangga Hartarto dalam KTT G20 di India? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
"TNI AL, yang merupakan Satuan Tugas Laut, membagi kekuatannya berdasarkan sektor yang mengelilingi Pulau Bali. Selain itu, dilaksanakan juga pola pengamanan berlapis mulai dari pantai hingga menjauhi pantai menuju laut dan bersinggungan dengan pola sektor tadi," kata Hutabarat.
Empat belas KRI tersebut ialah KRI Raden Eddy Martadinata-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355, KRI Karel Satsuit Tubun-356, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Fatahillah-361, KRI Malahayati-362, KRI Sultan Nuku-373, KRI Surabaya-591, KRI Teluk Banten-516, KRI Wahidin Sudiro Husodo-991, KRI Tarakan-905, serta KRI Bima Suci.
Selain itu, TNI AL juga menerjunkan pasukan elit dari Kopaska, Taifib Marinir, serta Penyelam Dislambair.
Hutabarat mengatakan untuk menjamin keamanan laut pertemuan para pemimpin dunia tersebut, TNI AL tidak hanya menerjunkan kapal perang, tetapi juga unsur udara yang memiliki kemampuan anti-kapal selam yang saat ini telah siap digerakkan kapan saja dari atas KRI.
Pesawat udara dari Puspenerbal yang dilibatkan dalam pengamanan tersebut ialah Heli Bell HU 4205 Onboard KRI Tarakan, Heli Bell HU 4207 Onboard KRI Surabaya, Heli Panther HS 1303 Onboard KRI Raden Eddy Martadinata, Heli Panther HS 1304 Onboard KRI I Gusti Ngurah Rai, dan Heli Phanter HS 1310 Onboard KRI Sultan Hasanuddin.
Selain itu, pasukan pangkalan TNI AL telah mempertebal pengamanan di pelabuhan maupun lokasi strategis lainnya yang menjadi pintu masuk ke Pulau Dewata, seperti Lanal Denpasar, Lanal Mataram, dan Lanal Banyuwangi.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan kapal-kapal perang itu bertugas sebagai pasukan pengamanan mulai 6 November hingga 19 November.
"Salah satu tugasnya melaksanakan hailing terhadap kapal-kapal yang melintas di wilayah ALKI II dan memastikan setiap sektor aman serta tidak ada ancaman bahaya apa pun," ujar Yudo Margono.
(mdk/ray)