18 Hari mengungsi, nasib 125 eks Gafatar di Kaltara tidak jelas ?
Pemerintah Kabupaten Bulungan dan Pemprov Kaltara, belum ada rencana untuk memulangkan mereka.
Nasib 32 kepala keluarga atau sekitar 125 orang mantan Gafatar yang berada di pengungsian, di gedung badan pendidikan dan pelatihan (Bandiklat) Bulungan, Kalimantan Utara, masih belum jelas. Selama 18 hari ini, baik pemerintah Kabupaten Bulungan dan Pemprov Kaltara, belum ada rencana untuk memulangkan mereka.
"Sejauh ini belum ada rencana pemulangan, masih proses pembinaan," kata Kapolres Bulungan AKBP Ahmad Sulaiman, kepada merdeka.com, Rabu (10/2).
Saat ini, baik Pemkab maupun Pemprov Kaltara, tengah dalam proses transisi pergantian kepemimpinan kepala daerah terpilih, hasil pilkada 2015 lalu. Kedua kepala daerah baru itu, bakal dilantik dalam pekan ini.
"Kita lihat nanti (kelanjutan keberadaan pengungsi mantan Gafatar). Pembahasan kan tidak bisa satu pihak saja, tapi banyak pihak," ujar Ahmad.
Dalam rapat koordinasi terakhir bersama unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida) kabupaten, mantan Gafatar berada di pengungsian selama 14 hari dan akan dilakukan evaluasi setelahnya, untuk kemudian disampaikan kepada Gubernur Kaltara.
"Keputusan ada di tangan Pak Gubernur. Apkah dipulangkan, tetap dilakukan pembinaan atau ada solusi lainnya," sebut Ahmad.
Ahmad tidak menampik kemungkinan, ada kejenuhan di benak para pengungsi mantan Gafatar selama berada di pengungsian. Namun demikian sejauh ini, anak-anak di pengungsian, tetap terlihat gembira seperti sedia kala.
Di pengungsian, 2 kegiatan utama pembinaan yang dilakukan terhadap mantan Gafatar adalah memberikan pemahaman ajaran agama Islam yang benar, serta pembinaan berbangsa dan bernegara.
"Semua ada proses. Bisa jadi ada kejenuhan. Kita kan tidak bisa tahu isi di kepala masing-masing mereka kan. Kejenuhan 1-2 orang, tidak bisa digeneralisir bahwa semua jenuh," tutup Ahmad.
Diketahui, Minggu (24/1) pagi lalu, seratusan orang mantan Gafatar, diungsikan ke Tanjung Selor, Bulungan, dari permukiman mereka di Jalan Penisir, desa Pejalin, Bulungan. Dari hasil pendataan, mereka berasal dari Lampung, Palembang, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Mereka diungsikan, untuk memudahkan pengawasan, mengingat permukiman mereka, berada jauh dari pusat pemerintahan kabupaten Bulungan, yang juga ibu kota Provinsi Kalimantan Utara.
Baca juga:
50 Orang eks Gafatar asal Riau akhirnya dipulangkan
301 eks Gafatar asal Jawa Barat dipulangkan
Klaim punya banyak stok, PKB sebar 1.000 kiai perangi radikalisme
Pemkab Kukar alokasikan Rp 1,5 miliar pulangkan 363 mantan Gafatar
Ketum PBNU minta eks pimpinan Gafatar dihukum
Mendagri minta warga tak diskriminasi eks pengikut Gafatar
Semakin hari nasib pengungsi eks Gafatar makin tak jelas
-
Apa yang terjadi di Ganting, Sumatera Barat? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Dimana lokasi retakan tanah yang membentang di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan.
-
Apa saja tempat wisata alam yang ditawarkan di Garut? Garut menawarkan berbagai macam wisata alam, seperti wisata gunung, wisata pantai, wisata air terjun, wisata kebun teh, wisata hutan, dan wisata air panas.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.