194 balita di Bekasi kena gizi buruk, diduga karena orangtua malas
Salah satu pola asuh itu seperti banyaknya orangtua lebih mempercayai pembantu mengasuh anaknya.
Sebanyak 194 balita (bayi usia di bawah lima tahun) di wilayah Bekasi didiagnosa mengidap gizi buruk. Data itu diperoleh pada kurun waktu sejak 2015 hingga Januari 2016.
"Jumlah itu terhitung sejak 2015 hingga saat ini," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Pusporini, di Bekasi, Selasa (2/2).
-
Dimana bayi-bayi yang mengalami gizi buruk dirawat? Di bangsal gizi buruk rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, bayi-bayi yang baru beberapa hari lahir ke dunia dan kebanyakan prematur, bertarung untuk tetap hidup.
-
Apa dampak buruk gula berlebih pada kesehatan anak? Konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. "Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," ujar Dr. Tan.
-
Apa aja bahaya jajan sembarangan untuk kesehatan anak? Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebiasaan jajan sembarangan pada anak: Keracunan Makanan, Diare, Tipes, Kekurangan Gizi, Masalah Gigi, Radang Tenggorokan, Obesitas, Kerusakan Usus, Kematian.
-
Apa tujuan utama dari tes kesehatan yang dilakukan kepada bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta? “Ini bukan sehat atau tidak sehat ya, tapi mampu atau tidak mampu secara jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas sebagai gubernur dan wakil gubernur selama 5 tahun ke depan,” jelasnya.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Apa dampak buruk berteriak pada anak? Masalah lain yang juga mungkin muncul adalah kebiasaan ini tidak mengajarkan anak secara tepat mengenai bagaimana cara mengendalikan perilaku mereka. Hal ini bisa berdampak buruk secara jangka panjang dan membuat anak jadi sering berteriak juga.
Pusporini memaparkan, sebanyak lima balita di antaranya dilaporkan meninggal dunia akibat kurang gizi.
"Pasien tersebut meninggal karena penyakit penyerta. Rata-rata penderita gizi buruk ini adalah para balita," terang Pusporini.
Lanjut dia, mayoritas penderita gizi buruk ini terjadi karena pola asuh yang salah dari kedua orangtua. Salah satu pola asuh itu seperti banyaknya orangtua lebih mempercayai pembantu mengasuh anaknya.
Adapun penyebab gizi buruk ini terbagi dalam dua faktor, yakni secara langsung karena adanya infeksi penyakit, serta ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga yang minim.
Pasien gizi buruk itu saat ini tersebar di Kecamatan Jatiasih sebanyak 27 pasien, Jatisampurna 20 pasien, Bekasi Utara sebanyak 15 pasien, Jatibening sebanyak 12 pasien, dan Jatiwarna serta Bantargebang sebanyak 11 pasien.
"Sisanya terbagi di beberapa kecamatan yang lain," kata Pusporini, seperti dilansir dari Antara.
Pihaknya berjanji terus mengawasi pertumbuhan balita di Kota Bekasi melalui sejumlah kegiatan posyandu.
"Salah satunya (kegiatan posyandu), apabila ada yang terdeteksi kekurangan gizi buruk, kami segera menyalurkan pemberian makan tambahan (PMT)," pungkasnya.
(mdk/cob)