2 Pekan dirawat, berat Orangutan albino langka naik jadi 12,7 kg
2 Pekan dirawat, berat Orangutan albino langka naik jadi 12,7 kg. Serangkaian pemeriksaan kesehatan terus dilakukan tim medis. Dua hari lalu misalnya, hasil tes kesehatan kepada sang Orangutan albino itu menunjukkan dia terbebas dari penyakit hepatitis.
Kondisi Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) albino bergenetik langka yang dirawat di pusat rehabilitasi Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, secara umum terus membaik. Berat badannya pun dilaporkan naik menjadi 12,7 kilogram.
Hari ini, perawatan Orangutan Albino betina usia 5 tahun itu memasuki pekan kedua. Perawatan dan pemantauan 24 jam diberikan tim medis hewan di BOS Nyaru Menteng.
"Berat badannya naik ya. Dari semula masuk 8,3 kilogram, sekarang jadi 12,7 kilogram," kata Juru Bicara Yayasan BOS Nyaru Menteng, Monterado Fridman, kepada merdeka.com, Minggu (14/5).
Serangkaian pemeriksaan kesehatan terus dilakukan tim medis. Dua hari lalu misalnya, hasil tes kesehatan kepada sang Orangutan albino itu menunjukkan dia terbebas dari penyakit hepatitis.
"Terbebas dari hepatitis baik itu hepatitis A, B maupun hepatitis C," ujar Fridman.
Dari video yang diterima, Orangutan albino itu begitu lahap memakan potongan batang pohon tebu. Sebelumnya, dia memang begitu menyukai tebu. Hanya saja, tim medis perlu membatasinya agar tidak memengaruhi kesehatan giginya.
"Ya, selain tebu dia juga suka minum susu. Itu perlu diatur, agar tidak berisiko dengan giginya," sebut Fridman.
Senin (15/5) besok, rencananya, Orangutan albino itu segera memiliki nama, hasil dari penjaringan penamaan albino yang dilakukan BOS, baik melalui email, maupun media sosial. Sampai siang ini, sekira pukul 13.00 Wib, tercatat 2.852 nama yang diberikan netizen kepada sang albino. "Besok, kami akan umumkan resmi siapa namanya," demikian Fridman.
Diketahui, Orangutan albino diselamatkan di Desa Tanggirang, Kapuas, Kalimantan Tengah, 29 April 2017 lalu. Dia sebelumnya, sempat di tangkap warga, lantaran terlihat berjalan dengan lemah di sekitar ladang warga. Kuat dugaan, dia sebelumnya dipisahkan dari induknya.
Temuan Albino ini menjadi sangat langka, lantaran sebelumnya hanya mendengar cerita orangtua adanya orangutan berambut dan kulit putih di Kalimantan. (Nur Aditya)