2 Penumpang tewas dan 2 hilang usai speedboat tabrakan di Jembatan Ampera
2 Penumpang tewas dan 2 hilang usai speedboat tabrakan di Jembatan Ampera. Penumpang yang panik langsung keluar dari kapal karena khawatir tenggelam. Dari 25 penumpang speedboat Rahendi Putra, hanya 23 orang di antaranya yang selamat, sisanya tewas.
Kecelakaan melibatkan speedboat kembali terjadi di Sungai Musi Palembang. Kali ini, dua speedboat tabrakan yang menyebabkan dua penumpang tewas dan dua lainnya hilang.
Peristiwa itu terjadi di sekitaran Jembatan Ampera, Rabu (30/5) pukul 10.00 WIB. Saat itu, speedboat Rahendi Putra hendak menepi di dermaga Bekangdam dengan kecepatan tinggi. Lalu, muncul speedboat ukuran kecil bertuliskan 5 Saudara dari arah depan sehingga terjadilah tabrakan.
-
Kapan kapal Situbondo-Madura ramai penumpang? Ramai Para Santri Pada musim lebaran, biasanya kapal Situbondo-Madura itu ramai pemudik. Mereka biasanya berasal dari kalangan para santri di Madura yang menempuh pendidikan di Jawa Timur.
-
Kenapa Lak masuk ke Palembang? Konon, Lak masuk ke Palembang diperkirakan pada zaman awal berdirinya Kerajaan Palembang sekitar abad 16.Saat itu, banyak dijumpai gaya arsitektur rumah Palembang yang dibangun dalam bentuk limas.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Apa yang dimaksud dengan Songket Palembang? Songket Palembang adalah kain tradisional dari Sumatra Selatan yang dikenal dengan tenunannya yang rumit dan motifnya yang indah. Kain ini merupakan warisan budaya takbenda yang telah ada sejak zaman Sriwijaya, dan telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Palembang.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Penumpang yang panik langsung keluar dari kapal karena khawatir tenggelam. Dari 25 penumpang speedboat Rahendi Putra, hanya 23 orang di antaranya yang selamat, sisanya tewas.
Sementara speedboat 5 Saudara berpenumpang lima orang diketahui tiga orang di antaranya hilang. Para korban selamat dievakuasi ke tiga rumah sakit, yakni RS AK Gani, RSUD Bari, dan RS Muhammadiyah. Sedangkan korban tewas sudah dibawa ke RS AK Gani.
Menurut saksi mata, tabrakan begitu kuat sehingga membuat kapal langsung tenggelam. Beruntung, kedua kapal itu cepat ditarik warga dan korban dievakuasi keluar.
"Saya dengar ada dua orang meninggal, dua hilang, sepertinya ada anak-anak juga," ungkap Suep (35).
Menurut dia, beberapa penumpang sempat hanyut terbawa arus sungai deras hingga puluhan meter. Namun, berhasil diselamatkan pengemudi kapal yang tengah beraktivitas di Sungai Musi.
"Ada berapa orang tadi yang hanyut, masih selamat," ujarnya.
Saat ini, tim gabungan dari Basarnas, TNI dan Polri tengah melakukan pencarian terhadap para korban hilang. Bangkai kapal sudah dievakuasi di dermaga Bekangdam dan dermaga 7 Ulu.
Dikabarkan, speedboat Rahendi Putra mengangkut 25 penumpang dari jalur 14 Banyuasin menuju Palembang. Sementara speedboat 5 Saudara hendak mengantar lima penumpangnya dari 5 Ulu menuju dermaga 16 Ilir Palembang.
Baca juga:
Korban tewas dan luka speedboat tabrak pohon di Kaltara dibawa ke RSUD Tarakan
Speedboat rute Malinau tujuan Tarakan tabrak pepohonan, 5 orang tewas
2 Kapal tabrakan, 1 nakhoda terpental & hilang di laut Indragiri Hilir
Wajah rusak dimakan ikan, korban speedboat tenggelam sulit diidentifikasi
TKP tenggelamnya speedboat di Banyuasin setiap tahun makan korban
3 Pekan kabur usai tewaskan 12 penumpang, sopir speedboat tenggelam serahkan diri
Pengendara speedboat di Nunukan yang hilang ditelan ombak ditemukan tewas