20 Ekor lumba-lumba diselamatkan nelayan Sabu
Lumba-lumba itu diselamatkan setelah diduga terseret arus keras.
20 ekor lumba-lumba terdampar di Pulau Sabu, Pantai Wuihebo, Kecamantan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, berhasil diselamatkan sekelompok nelayan setempat, Senin (14/4).
Hal ini dibenarkan oleh Bupati Sabu Raijua Marthen Luther Dira Tome, seperti dilansir dari Antara, Rabu (16/4). Menurut dia, lumba-lumba itu diselamatkan setelah diduga terseret arus keras.
"Saat itu air laut surut. Ketika ditemukan, kawanan lumba-lumba itu masih dalam keadaan hidup sehingga langsung dilepas kembali ke laut oleh nelayan yang menemukan," katanya.
Sebelumnya beberapa waktu yang lalu sekitar 40 ekor paus biru (mamalia laut yang dilindungi) juga ditemukan terdampar dan sebagiannya mati di wilayah pantai Pulau Sabu.
Diduga habibat mereka sudah tercemar akibat ledakan kilang minyak Montara di Laut Timor pada 21 agustus 2009 yang hingga kini belum ada upaya untuk merestorasinya.
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Kenapa Nelayan Indramayu melakukan Nadran? Mengutip indramayukab.go.id, makna tradisi nadran secara garis besar adalah mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas lancarnya kegiatan mencari ikan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa "Gerbang Neraka" disebut demikian? Julukan "gerbang neraka" disematkan warga lokal karena ngerinya sejarah tempat ini.
-
Kapan Ndalem Yudanegara dibangun? Bangunan itu dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII, tepatnya antara tahun 1877-1921.
-
Kapan Tania Nadira dilantik? Pada saat pelantikannya, Tania tampil cantik dengan mengenakan kerudung. Ia menutupi rambutnya dengan kerudung, meskipun tidak mengenakan hijab sepenuhnya.
Hal itu di jelaskan oleh Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) yang juga pemerhati masalah laut timor, Ferdi Tanoni.
"Berdasarkan penelitian para ahli dari Australia, hampir 90 persen wilayah perairan Indonesia di Laut Timor sudah tercemar minyak mentah (Crude oil) serta zat beracun lainnya yang dimuntahkan dari kilang Montara serta zat beracun dispersant yang di semprotkan Otorita keselamatan maritim Australia (AMSA) untuk menenggelamkan tumpahan minyak ke dasar Laut Timor, " jelas Ferdi Tanoni yang juga merupakan mantan agen imigrasi kedutaan besar Australia.
Dia juga menegaskan, upaya restorasi serta pemulihan kembali wilayah perairan yang tercemar menjadi sebuah keharusan yang patut dilakukan oleh perusahaan pencemar PTTEP Australasia dengan melibatkan para ahli kelautan dari Australia dan Indonesia serta negara-negara lain untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah guna mengetahui tingkat pencemarannya.
Penelitian ilmiah yang indenpenden ini dinilai sangat penting untuk mengetahui kadar kerusakan ekosistem laut serta tingkat pencemaran minyak sebagai bahan dasar untuk melakukan restorasi, seperti yang dilakukan Amerika Serikat atas kasus pencemaran minyak di Teluk Alaska dan Meksiko beberapa tahun yang lalu.
"Wilayah perairan Laut Timor dan Kawasan Konservasi Laut Sawu merupakan habibatnya mamalia laut seperti paus biru dan lumba-lumba laut, sehingga perlu dipulihkan guna menghindari kepunahan mamalia yang dilindungi tersebut," ujar Ferdi Tanoni.
Baca juga:
Atraksi spektakuler paus pembunuh dalam 'Shamu Show' di Seaworld
Dua ekor Paus Sperma mati terdampar
Paus berbobot 40 ton terdampar di pantai Tambala Minahasa
Sekelompok Paus Pilot ditemukan mati terdampar di pantai Florida
Paus raksasa ditemukan mati terdampar di pantai Florida