25 Ribu siswa lulusan SD di Depok belum dapat ijazah
25 Ribu siswa lulusan SD di Depok belum dapat ijazah. Belum diberikannya ijazah pada mereka dikarenakan ada kesalahan dari pusat. Blanko yang dikirim adalah untuk kurikulum 2013. Sedangkan mayoritas sekolah di Depok masih mengacu pada kurikulum 2006.
Ribuan siswa lulusan sekolah dasar (SD) di Depok belum mendapatkan ijazah. Mereka adalah lulusan SD tahun ajaran 2017/2018.
"Ya betul ada 25.000 yang belum dapat ijazah. Mereka dari 400 sekolah yang ada di Depok," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Mohammad Thamrin, Kamis (20/9).
-
Mengapa Octa merehab Sekolah di Depok? “Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki dan memperbesar infrastruktur pendidikan lokal untuk mengakomodasi penambahan jumlah siswa di wilayah tersebut. Tujuan utama lainnya adalah memberi para siswa dorongan moral serta memotivasi mereka untuk proaktif dalam mengejar ilmu dan mempelajari sains,” tulis keterangan resminya, Senin (13/5).
-
Dimana kecelakaan maut pelajar Depok itu terjadi? Kecelakaan teranyat tepatnya di Jalan Raya Kampun Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Kapan kecelakaan bus pelajar Depok terjadi? "Waktu kejadian pada hari Sabtu, 11 Mei 2024 sekira pukul 18.45 WIB," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast saat dikonfirmasi, Jakarta, Sabtu (11/5).
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
Belum diberikannya ijazah pada mereka dikarenakan ada kesalahan dari pusat. Blanko yang dikirim adalah untuk kurikulum 2013. Sedangkan mayoritas sekolah di Depok masih mengacu pada kurikulum 2006.
"Jadi emang ada kesalahan dalam pengiriman, yang dikirim Kemendikbud ke kami itu kurikulum 2013 sementara di Depok itu kita masih menggunakan kurikulum 2006," akunya.
Hal itu menyebabkan lulusan SD Tp 2017/2018 belum menerima ijazah. Dia menjelaskan dari 25.110 siswa, 7.935 diantaranya blankonya tidak sesuai.
"Jadi memang ada penundaan pemberian ijazah," tandasnya.
Atas dasar pemerataan maka pihaknya memutuskan untuk menunda pemberian ijazah. Jika blanko sudah diterima semua baru pihaknya akan memberikan ijazah pada siswa.
"Kita sengaja emang dari awal tidak membagikannya karena gak merata ijazahnya dibagiin, jadi ditunda semua biar berbarengan aja pembagiannya sampai blangkonya sudah ada," ucapnya menjelaskan.
Selanjutnya dinas akan meminta blanko lagi pada pemerintah pusat. Setelah disetujui baru dikirimkan ke daerah dan selanjutnya diberikan pada siswa.
"Saya sudah mengirim surat kembali ke Kemendikbud untuk penukaran blanko dan hari ini tim saya akan mengambil blanko kurikulum 2006nya dari pusat," tuturnya.
Baca juga:
Mendagri beri semangat kepada pelajar di Atambua
Kasus SPN Dirgantara, Kompolnas sebut polisi dilarang pakai cara militer
Kemenristekdikti resmikan Institut Teknologi Telkom Surabaya
Biar siswa tak bosan, Guru Farmasi di Banjarnegara mengajar sambil main sulap
Menristekdikti nilai perlu modernisasi sistem agar pendidikan di Indonesia merata
Siswa SPN Dirgantara yang diborgol dikenal pendiam dan bermasalah