3 Cerita selamat dari kematian saat banjir Jakarta
Yang namanya mukjizat Tuhan harus disyukuri.
Hujan dan meluapnya air kali membuat Ibu Kota Jakarta terendam. Tak sedikit kerugian yang dialami masyarakat yang rumahnya menjadi korban kebanjiran.
Tak hanya itu, banjir pun kerap memakan korban jiwa. Entah tewas terseret air atau tenggelam saat berenang.
Namun, yang namanya mukjizat Tuhan harus disyukuri. Mereka berhasil selamat dari banjir meski maut sudah di ujung tanduk.
Berikut cerita selamat dari kematian saat banjir Jakarta yang dirangkum merdeka.com, Senin (20/1).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Apa yang menyebabkan banjir dan mengapa bencana banjir sering terjadi di Indonesia? Banjir adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam suatu daerah. Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir juga bisa disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang buruk.
-
Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Pertanian, yang sangat bergantung pada kondisi cuaca, sering kali paling terdampak.
Terseret arus
Bayangan anak-anaknya yang masih kecil menguatkan tekad Tari (31) untuk bertahan menyelamatkan diri dari derasnya air Kali Ciliwung. Wanita beranak dua ini jatuh ke dasar kali setelah rumah kontrakan yang dihuninya, longsor digerus air hujan pada Minggu (19/1) dini hari.
"Aku sempat ketiban atap, sempat pingsan. Pas sadar dalam hati aku bilang, aku gak mau mati, aku gak mau mati, aku punya anak," tutur Tari kepada merdeka.com saat ditemui di rumah eyangnya, di Tanjung Sanyang, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (19/1).
Wanita yang sehari-hari berdagang di Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Timur, masih ingat ketika rumahnya longsor, dirinya langsung tenggelam ke dasar Kali Ciliwung. Dia pun sempat diputar-putar oleh derasnya arus air.
"Pas aku sudah sampai ke atas lagi, air kalinya kan deras. Aku kayak diputar-putar," ujarnya.
Akhirnya, setelah berpegangan gedebok pisang Tari mampu bertahan hidup. Dia pun berhasil diselamatkan oleh tim SAR dan warga.
Topik pilihan: Banjir Manado | Banjir Bekasi
Terjebak di kolong jembatan
Pada Minggu (12/1) sore, Yuniarta, sedang beristirahat di kolong jembatan Bukit Duri saat air kali Ciliwung mulai naik, sedangkan keluarganya sudah dievakuasi. Yuniarta tetap bertahan di bawah kolong jembatan karena yakin air tidak akan sampai menyentuh kolong jembatan tersebut.
Tapi sayang, air sudah menutup beton sisi kanan dan kiri jembatan, sehingga hanya tersisa ruang sekitar 1,5 meter di kolong jembatan tempat dia berada. Saat itulah perjuangan bertahan hidup Yuniarta dimulai.
Sampai Minggu dan Senin pagi, air terus naik dan menyisakan sedikit saja ruang bernapas di kolong jembatan itu. Dia juga tidak berani ambil risiko menyelam keluar dari gorong-gorong karena tidak bisa berenang.
Di dalam gorong-gorong itu, Yuniarta berjuang melawan rasa dingin yang beberapa kali membuat kakinya keram. Saat itu Yuniarta berpegangan ke besi cor-an jembatan dengan kondisi kepala menengadah ke atas untuk menghirup oksigen.
Singkat cerita, perjuangan bertahan hidup Yuniarta itu dijalani sampai Selasa (14/1) pukul 02.30 WIB ketika dia bisa keluar karena air sudah surut dan membuka ruang gerak di kolong jembatan. Begitu sampai di luar, dia langsung menemui Ibunya yang berada di Mushala yang terletak di seberang jembatan Bukit Duri.
Topik pilihan: Banjir Manado | Banjir Bekasi
Terjebak di basement
Lantai "basement" Gedung Plaza UOB terendam banjir akibat jebolnya Tanggul Latuharhary pada Kamis (17/1/2013). Akibat banjir yang mendadak bak air bah tersebut seluruh "basement" gedung tersebut langsung dipenuhi air.
Berdasarkan penuturan petugas evakuasi korban banjir di basement Plaza UOB dari Komando Distrik Militer (Kodim) Jakarta Pusat, Dheni Suncoko, dirinya merasa terharu bisa menyelamatkan korban banjir dengan selamat.
Menurutnya, korban berhasil bertahan dalam banjir karena berpegangan pada pipa paralon yang ada di basement 1 area parkir Plaza UOB. Kondisi korban saat itu terus berupaya mencari udara di atas pipa.
"Badannya tidur di atas pipa yang terendam air dan berpegangan terus, hanya kepalanya saja naik turun mencoba bernapas. Intinya kami bersyukur korban selamat," kata dia seperti ditulis Antara, Sabtu (19/1).
Saat ditemukan, korban berpakaian teknisi berwarna biru, dalam kondisi lemas. Saat berhasil dievakuasi, korban langsung dilarikan ke RS Mintohardjo, Bendungan Hilir.
Baca juga:
Pintu Air Katulampa siaga 4, Depok normal & Manggarai siaga dua
Pandangan udara Tangerang-Jakarta saat dilanda banjir
Sudah 9 jam, pria yang hanyut di Pesanggrahan belum ditemukan
Ahok blusukan, cek pengungsian korban banjir di Kapuk Muara
Rumah kebanjiran, warga Petogogan pilih nangkring di atap rumah