3 Kebijakan Anies yang kontra dengan polisi
Beberapa kebijakan Anies Baswedan kontra dengan pihak kepolisian. Salah satu kebijakan tersebut dinilai tak sesuai aturan hukum yang sudah ditetapkan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan beberapa kebijakan yang justru kontra dengan pihak kepolisian. Mereka menilai kebijakan yang dibuat Anies tak sesuai dengan peraturan hukum yang dibuat oleh kepolisian. Tak hanya satu, melainkan ada beberapa kebijakan yang dianggap dilanggar oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
Berikut beberapa kebijakan Anies yang kontra dengan pihak kepolisian:
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Kapan Anies Baswedan dilahirkan? Ia lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969, di Desa Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
Jalan Jatibaru Tanah Abang ditutup
Langkah Pemprov DKI Jakarta menutup Jl Jatibaru, Tanah Abang untuk lapak jualan pedagang pernah mendapat kritikan keras dari Direktorat Lalu lintas Mapolda Metro Jaya. Penutupan itu sudah dilakukan sejak Jumat (22/12) lalu dan hanya dilakukan setengah hari mulai pukul 08.00-18.00 WIB.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya saat itu Kombes Halim Pagarra, menolak penutupan jalan terus dilakukan karena menimbulkan kemacetan yang lebih parah pada daerah lainnya. "Jadi begini, kemarin kan ikut rapat sama Dishub, anggota saya belum laporan terkait hal tersebut. Kalau bagi saya, kalau di situ banyak kendaraan kenapa dibuatkan tempat itu dibikin kaki lima, kalau saya sih nggak bisa sih (tidak setuju), kalau mengganggu lalu lintas," kata dia.
"Tapi kalau memang di situ tidak dilalui sama kendaraan ya bisa saja dimanfaatkan oleh pemda, kalau tidak dilalui oleh kendaraan," katanya saat itu.
Pembatas jalan jadi warna warni
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusuf mempertanyakan maksud dan tujuan pengecatan separator atau pembatas jalan dengan warna warni yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Sebab, Yusuf mengatakan, berdasarkan aturan warna seharusnya adalah hitam putih.
"Untuk marka jalan aturannya adalah warna putih, dengan dasar kalau pun itu trotoar atau pembatas jalan antara pejalan kaki dengan pejalan kali yang lain itu batasnya warna putih atau hitam, hitam putih lah, seperti zebra," kata Yusuf.
Menurut Yusuf, setiap garis berwarna yang menurut aturan itu memiliki arti. "Contoh jalur busway, jalur busway yang melewati jalan yang di luar jalur busway menggunakan warna merah marun, itukan ada. Lalu di persimpangan ada cat kuning silang namanya yellow box junction, itu juga salah satu marka jalan," ujarnya.
Dia menyarankan agar warna trotoar itu bersifat temporer, seperti tulisan dan gambar menuju Asian Games 2018. Tergantung tujuannya.
Jembatan Penyebrangan Orang di Thamrin
Setelah penutupan jalan Jatibaru, JPO di kawasan Thamrin juga akan dirobohkan. JPO dirobohkan di kawasan Thamrin berawal dari tarhalangnya pemandangan Patung Selamat Datang di Bundaran HI. Dari situlah Anies berinisiatif untuk membuat pelican crossing dan merobohkan JPO.
Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa menyesalkan perobohan JPO yang seharusnya menunggu gelaran Asian Games. "Saya juga nggak tahu kenapa itu buru-buru dirobohkan, kan harusnya nunggu Asian Games," kata Royke. Dia menyayangkan sikap Anies yang tidak berkoordinasi dengan polisi. Royke meminta Anies menyelesaikan penyeberangan underpass sebelum merobohkan JPO.
"Terlalu cepat dilakukan eksekusi, karena memang kenyataannya mengganggu, karena penyeberangan sebidang ini, namanya pelican crossing, orang menyeberang di jalan, bukan elevated atau di atas," kata dia.