3 Pelaku lagi tertangkap, penyebar hoaks gempa Sulteng menjadi 12 orang
Dengan begitu, total ada 12 tersangka penyebar hoaks yang ditangkap, namun tak ada yang ditahan.
Polri kembali menangkap tiga pelaku penyebaran hoaks tentang bencana alam usai gempa dan tsunami melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Dengan begitu, total ada 12 tersangka penyebar hoaks yang ditangkap, namun tak ada yang ditahan.
"Sudah ditangkap lagi tiga orang pelaku penyebaran berita hoaks bencana alam. Jadi sampai saat ini total pelaku yang sudah diamankan ada 12 orang," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Kenapa BMKG memastikan bahwa berita tentang tsunami di Batam dan Tanjungpinang adalah hoaks? Berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara.Dia menyebut berita tersebut hanya isu dan membohongi masyarakat."Karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas," ujarnya.
-
Mengapa video itu diklaim sebagai berita bohong? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran dan berhasil menemukan bahwa narasi yang termuat dalam video viral tersebut adalah hoaks. Pasalnya, terdapat tulisan “Bukit Siguntang” pada bagian depan kapal laut yang disorot.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
Dari tiga pelaku yang diringkus, salah satunya bernama Eddy Anggara Setiawan. Dia ditangkap di Barito Kuala pada Jumat 5 Oktober 2018 lalu karena memposting hoaks erupsi Gunung Soputan di Sulawesi Utara.
"Padahal video yang diposting itu erupsi Gunung Guatemala," katanya.
Pelaku lainnya yang ditangkap yakni Rod Yudah Hermon Brighthunder Tengger Sumilat di Surabaya. Dia ditangkap di hari yang sama setelah terbukti menyebarkan hoaks soal prakiraan BMKG mengenai Megatrust Pulau Jawa dengan kekuatan 8,9 SR.
Terakhir, tersangka bernama Yunan Anies ditangkap di Gorontalo Utara pada Sabtu 6 Oktober lalu. Dia ditangkap lantaran ikut memosting hoaks soal erupsi Gunung Soputan.
Sebelumnya, Polri juga telah menangkap sembilan tersangka penyebaran hoaks bencana alam pascagempa Palu. Mereka yakni Epi Wariani, Joni Afriadi, Uril Unik Febrian, Bobby Kirojan, Ade Irma Suryani Nur, Dhany Ramdhany, Martha Margaretha, Malini, dan Royke Salendo.
Setyo menuturkan, para pelaku dijerat dengan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tengang KUHP yang berbunyi; barang siapa menyiarkan kabar yang tidak pasti, berkelebihan atau tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidaknya patut diduga mengetahui kabar tersebut dapat menimbulkan keonaran di masyarakat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun.
Karena ancaman hukuman maksimal kurang dari lima tahun, maka Polri tidak wajib menahan para tersangka. "Jadi karena ancaman hukumannya hanya dua tahun, tidak ditahan," kata Setyo.
Reporter:Nafiysul Qodar
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
MKD masih verifikasi laporan 4 anggota DPR terkait hoaks Ratna Sarumpaet
Larung tokoh wayang, warga Yogyakarta harap tak ada hoaks di Pilpres 2019
Siang ini, pelapor hoaks Ratna Sarumpaet diperiksa Polda Metro
Polisi kejar penyebar hoaks adopsi anak korban gempa Palu di Makassar
Ma'ruf Amin ingatkan MUI sudah keluarkan fatwa soal penyebaran hoaks di medsos