31 Bilik Disediakan untuk Para Pengungsi Merapi di Boyolali
Ratusan warga lereng Merapi yang masuk dalam kategori rentan, telah mengungsi di lokasi yang disediakan. Berdasarkan pantauan, warga menempati sebuah gedung yang dijadikan Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali.
Ratusan warga lereng Merapi yang masuk dalam kategori rentan, telah mengungsi di lokasi yang disediakan. Berdasarkan pantauan, warga menempati sebuah gedung yang dijadikan Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali.
Desa tersebut memang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi. Di desa tersebut ada 3 dukuh yang warganya mengungsi. Yakni dukuh Stabelan, Belang, Takeran dan Gumuk. Selain Desa Tlogolele dua desa lainnya juga masuk dalam KRB III, yakni Desa Klakah dan Jrakah. Sebanyak 133 warga di 4 dusun sudah mengungsi sejak Senin kemarin.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Bagaimana cara menjelajahi area sekitar Gunung Merapi? Lava Tour Merapi merupakan salah satu wisata Merapi yang menawarkan petualangan menyusuri area sekitar Gunung Merapi. Ada banyak agen wisata yang membuka Lava Tour Merapi. Biasanya paket Lava Tour Merapi berupa berkeliling area bekas letusan Merapi lengkap dengan Jeep dan pemandu.
-
Bagaimana cara BPPTKG mengamati aktivitas Gunung Merapi? Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan selama enam jam, lava pijar mengalir ke arah barat daya atau ke arah Kali Bebeng.
"Ada 133 warga Desa Tlogolele yang mengungsi di TPPS sejak kemarin. Mereka golongan rentan, difabel, lansia, ibu hamil dan anak-anak," ujar Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur ES, Selasa (10/11).
Di tempat pengungsian tersebut, lanjut Neigen, warga ditampung dalam 31 bilik yang dibangun dengan kayu lapis. Hal tersebut dilakukan untuk penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19.
"Bilik yang kita bangun berukuran 2x2 meter. Ini tidak termasuk untuk pengungsi balita dan ibu hamil. Mereka kita tempatkan di rumah penduduk yang kosong dan diperbolehkan untuk digunakan," jelasnya.
Dalam satu bilik, dikatakannya, bisa ditempati maksimal empat orang yang masih dalam satu keluarga atau saudara dekat. Bilik ini beralaskan tikar, namun sejumlah warga ada yang juga membawa kasur untuk alas tidurnya.
"Pengungsian ini akan dilakukan hingga instruksi berikutnya dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Klaten," ucapnya.
Guna mengantisipasi penularan Covid-19, pihaknya membatasi aktivitas warga, terutama selain pengungsi. Siapapun yang hendak masuk ke daerah pengungsian, harus menjalani pengecekan suhu tubuh di pos kesehatan. Selain itu, juga diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.
Baca juga:
Pemkab Klaten Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Merapi
Merapi Erupsi, 1.047 Warga di Tiga Wilayah Mengungsi
Tinjau Pengungsian, Sultan HB Ingatkan Jangan Ada Diskriminasi Agama
Gunung Merapi Siaga, Puluhan Warga di Radius 3 Kilometer Dievakuasi
Cegah Penularan Covid-19, Relawan di Barak Pengungsian Sleman Ikuti Rapid Test