'33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' dituding bayaran
"Apa yang aneh kalau Denny JA yang berlebih uang itu menukar modal finansialnya dengan modal sosial?"
Tim 8 bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin belum lama ini merilis buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'. Buku ini pun menuai kontroversi lantaran memasukkan Denny JA sebagai salah satu tokoh sastra yang dimaksud. Padahal, Denny lebih dikenal publik sebagai konsultan politik.
Sastrawan asal Yogyakarta, Puthut Ea, mengaku tidak kaget dengan Denny JA yang masuk dalam kategori 33 tokoh sastra paling berpengaruh.
"Ketika kasus Denny JA muncul lalu merebak di media sosial, bagi saya justru yang mengherankan adalah kenapa banyak orang yang merasa kaget? Seakan-akan persoalan Denny JA tidak mungkin terjadi di dalam kenyataan sosial kita. Ujug-ujug alias makjegagik (tiba-tiba)," kata Puthut seperti merdeka.com kutip dari catatan Facebooknya, Senin (6/1).
Puthut mengatakan, "Apa yang aneh kalau Denny JA yang berlebih uang itu menukar modal finansialnya dengan modal sosial?"
"Masih saja ada yang mencoba mengulik betapa lemahnya argumen yang menempatkan Denny ke dalam himpunan 33 tokoh yang berpengaruh di dunia sastra," kata Puthut dengan bahasa satire.
Puthut juga heran dengan mereka yang tidak habis pikir kenapa Sapardi Djoko Damono dan sastrawan lain menobatkan Denny JA menjadi sastrawan yang memiliki terobosan dalam bidang penulisan esai puisi.
"Kok repot amat analisanya? Panitia atau kuratornya jelas dibayar (mahal). Soal teori atau himpunan itu dibuat-buat saja supaya di dalam pembaiatan tidak terlalu vulgar," ujar dia.
"Makanya tidak usah repot juga bertanya soal 33. Mau 33 kek, mau 50, mau 100 ya tidak apa-apa yang penting bagi Denny dan panitia: nama Denny masuk," tuding Puthut.
Seperti diberitakan, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin mengumumkan 33 tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Denny JA, yang selama ini lebih dikenal sebagai konsultan politik dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Tim Juri menjelaskan Denny JA terpilih karena ia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai. Jenis puisi ini kini menjadi salah satu tren sastra mutakhir yang sudah direkam dalam kurang lebih sepuluh buku.
"Genre puisi esai ini memancing perdebatan luas di kalangan sastrawan sendiri. Aneka perdebatan itu sudah pula dibukukan. Terlepas dari pro kontra pencapaian estetik dari puisi esai, pengaruh puisi esai dan penggagasnya Denny JA dalam dinamika sastra mutakhir tak mungkin diabaikan siapapun," kata Ketua Tim Juri, Jamal, seperti dikutip Antara.
Berikut 33 tokoh sastra tersebut:
1. Kwee Tek Hoay
2. Marah Roesli
3. Muhammad Yamin
4. HAMKA
5. Armijn Pane
6. Sutan Takdir Alisjahbana
7. Achdiat Karta Mihardja
8. Amir Hamzah
9. Trisno Sumardjo
10. H.B. Jassin
11. Idrus
12. Mochtar Lubis
13. Chairil Anwar
14. Pramoedya Ananta Toer
15. Iwan Simatupang
16. Ajip Rosidi
17. Taufik Ismail
18. Rendra
19. NH. Dini
20. Sapardi Djoko Damono
21. Arief Budiman
22. Arifin C. Noor
23. Sutardji Calzoum Bachri
24. Goenawan Mohammad
25. Putu wijaya
26. Remy Sylado
27. Abdul Hadi W.M.
28. Emha Ainun Nadjib
29. Afrizal Malna
30. Denny JA
31. Wowok Hesti Prabowo
32. Ayu Utami
33. Helvi Tiana Rosa
Baca juga:
Benarkah Denny JA penggagas genre sastra baru 'puisi-esai'?
Tim Juri lebih pilih Denny JA ketimbang Seno Gumira
Denny JA samakan diri dengan Winston Churchill
Masuk 33 tokoh sastra paling berpengaruh, Denny JA jadi polemik
Denny JA masuk 33 tokoh sastra paling berpengaruh