4 Cerita kekerasan yang dilakukan ibu tiri pada anak
Tak jarang, aksi kekerasan yang dilakukan ibu tiri kepada anaknya dipicu oleh persoalan sepele.
Peribahasa 'sekejam-kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu kota' akrab di telinga masyarakat. Namun, belakangan aksi kekerasan yang dilakukan ibu tiri kepada anaknya membuat pilu hati.
Tak jarang, aksi kekerasan yang dilakukan ibu tiri kepada anaknya dipicu oleh persoalan sepele. Misalnya, telat bangun, telat makan, menghabiskan makanan, dan lain-lain.
Bahkan, aksi kekerasan yang dilakukan bisa berujung maut dengan hilangnya nyawa si anak tiri. Padahal, meski bukan ibu kandung si anak, seorang wanita yang memiliki kodrat sebagai ibu harusnya memiliki sifat penyayang kepada setiap anak.
Berikut 4 cerita kekerasan yang dilakukan ibu tiri pada anak.
-
Apa yang dimaksud dengan KDRT? Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di Indonesia. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang menjadi korban KDRT? Bagaimana tidak, seorang gadis di Sulawesi Utara menjadi korban KDRT oleh sang suami.
-
Siapa saja yang bisa menjadi korban KDRT? Kekerasan ini tidak terbatas pada satu gender atau usia tertentu; sebaliknya, ia merajalela di berbagai lapisan masyarakat, merusak kehidupan individu yang terjebak di dalamnya.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan korban melapor kasus KDRT? Laporan yang dilayangkan korban pada 7 Agustus 2023 lalu telah diterima Unit PPA Polres Metro Bekasi dan masih dalam proses penyelidikan.
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
DS tempeleng DL karena susah bangun
DL bocah berusia 5 tahun tewas setelah dipukul dan didorong ibu tirinya, DS (19) di kamar mandi rumahnya di bilangan, Binong, Curug, Kabupaten Tangerang. DS tega memukul dan mendorong karena korban susah dibangunkan untuk mandi.
"Pengakuan ibunya karena malas bangun dan disuruh mandi makanya dia tempeleng," kata Kapolsek Curug Kompol Gatot Hendro kepada merdeka.com, Sabtu (16/3).
Gatot mengatakan, emosi DS memuncak saat melihat anak tirinya tak beranjak dari tempat tidurnya. DS kemudian mendorong korban hingga kepalanya terbentur keramik saat korban berjalan menuju kamar mandi.
Akibat kejadian itu korban tidak sadarkan diri karena mengalami pendarahan pada bagian kepala. "Lukanya memar di kepala, benjol dan langsung sekarat," ujarnya.
Melihat korban dalam kondisi sekarat, DS kemudian dibawa ke RS Siloam untuk dilakukan pertolongan. Nahas, nyawa korban tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia.
Lambat makan, Nabila disetrika
Seorang bocah berusia 9 tahun, Nabila mengalami tindak kekerasan oleh ibu tirinya bernama Monica dan nenek tiri bernama Munika (47). Kepada polisi, Nabila mengaku pernah ditempelkan benda panas di pipinya dan pernah disetrika.
"Pipinya digituin sama sodet panas sama tante (ibu tiri) dan disetrika sama nenek," kata Nabila di Mapolres Jakarta Selatan, pada 22 Oktober 2012.
Bocah kelas 3 SD itu dengan polos mengatakan perbuatan kejam yang dilakukan oleh ibu tiri dan nenek tirinya itu lantaran dia lambat saat makan. "Digituinnya karena lama makannya," kata Nabila.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Hermawan mengatakan, kasus penganiayaan anak ini baru dilaporkan oleh ayah korban pada tanggal 18 Oktober lalu.
Dalam laporan tersebut, Nabila menjadi korban kekerasan anak dengan cara disetrika bagian paha dan betisnya. Wajahnya dilukai dengan alat memasak dan kepalanya dicocok dengan menggunakan gunting rumput.
Hermawan menjelaskan kejadian baru diketahui oleh ayah Nabila, Beni Harahap berdasarkan laporan pihak sekolah ke tempat RW di mana Nabila tinggal.
"Motifnya neneknya mempunyai kebencian karena anaknya dari mantan istri terdahulu," papar dia.
Sumiati tampar Dameria karena habisi lauk
Sumiati (24) ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap dua anak tirinya, Dameria (3) hingga tewas dan Kristopan (6) yang mengalami luka-luka di tubuhnya.
Ibu tiri itu dijerat pasal berlapis tentang penganiayaan dengan ancaman 15 tahun penjara. Sumiati mengaku kondisi Dameria sudah kurus sejak satu bulan sebelum meninggal.
Menurutnya saat itu, Dameria tengah sakit demam. Dia mengakui menamparnya karena menghabiskan lauk makan.
"Dia memang saya tampar satu kali, karena dia ngabisin lauk. Saya sayang kok sama dia," tukasnya.
Dia membantah tak memberi makan Dameria. Menurutnya, Dameria selalu diberinya makan.
"Dia (Dameria) dikasih makan. Dua kali sehari makannya," jelas Sumiati.
Tak habiskan makan, paha Lia ditempel telur panas
Suyanti, warga Desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, tega memukul anak tirinya, Lia (10), dengan sapu hingga kuku jari tengah korban copot. Aksi kekerasan itu dilakukan Suyanti lantaran korban meletakkan celana dalam yang telah digunakannya di kamar.
Kejadian itu tak hanya sekali terjadi, selang berapa hari kemudian, Suyanti memukul kepala korban karena melakukan hal serupa. Tak hanya itu, Suyanti juga menganiaya Lia karena tak menghabiskan makanannya dan dibuang ke tempat penyimpanan Elpiji.
Pelaku lantas mencubit paha korban hingga memar. Tak sampai di situ, pelaku kemudian menempelkan telur panas ke paha korban hingga melepuh.
"Saya khilaf Pak Hakim melakukan itu semua," terang Suyanti di persidangan, pada Maret 2012 lalu.
Baca juga:
Perwira polisi babak belur dipukuli 2 anggota ormas pemuda
Masalah ekonomi picu Desi sering siksa anak tiri
4 Cerita kekerasan yang dilakukan ibu tiri pada anak
Ibu tiri aniaya anak di Tangerang karena malas mandi
Ibu tiri pukul anak hingga tewas di Tangerang
Ditolak 'balikan', pemuda aniaya mantan pacar di Kemang