4 Cerita misteri Gunung Agung di Bali
Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali kerap erupsi. Sehingga pendakian atau wisata terpaksa ditutup.
Gunung Agung salah satu destinasi wisata di Bali. Wisatawan pun banyak yang sengaja datang ke Bali untuk mendaki gunung tersebut.
Namun belakangan, Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali kerap erupsi. Sehingga pendakian atau wisata terpaksa ditutup. Tapi di balik itu ada cerita misteri tentang Gunung Agung yang dipercayai masyarakat, berikut rangkumannya:
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Bagaimana proses terbentuknya petir saat erupsi gunung berapi? “Explosive dengan kecepatan tinggi, maka yang tadinya senyawa a dan b akan putus menjadi a plus dan b minus, atau dalam konteks yang lebih kecil skala atom. Adanya tekanan yang tinggi itu, elektron-elektron tersebut dipaksa keluar, sehingga menjadi elektron bebas," ungkapnya. Mirzam menambahkan, elektron bebas menjadi cikal bakal utama terbentuknya petir. Partikel-partikel yang terlontar dengan kecepatan tinggi bergesekan satu sama lain yang akhirnya menghasilnya muatan listrik.
Misteri kera putih
Kera putih dianggap sakral oleh warga Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Hal ini lantaran mereka percaya kera jenis ini adalah utusan dari Ida Batara yang menjaga keutuhan Gunung Agung.
Di Bali kera putih disebut 'sang wenara petak' atau bojong putih. Konon saat gunung akan meletus biasanya hewan tersebut akan menampakkan diri kepada warga sekitar sebagai peringatan bahaya. Selain itu, bojong putih juga dikenal sebagai pembawa berita baik. Di mana biasanya muncul di hari-hari besar seperti dalam ritual karya pujawali di Pura Pasar Agung yang diadakan setahun sekali.
Bawa makanan ke gunung tak boleh jumlah ganjil
Warga sekitar Gunung Agung di Bali mempercayai jika mendaki harus membawa makanan dengan jumlah genap. Artinya setiap pendaki tidak boleh membawa makanan berjumlah ganjil.
Entah ada misteri apa di balik gunung dengan makanan genap tersebut. Namun yang pasti ini harus dijalankan.
Dilarang bawa daging sapi
Pendaki yang akan ke Gunung Agung dilarang untuk membawa bekal daging sapi. Konon membawa daging sapi ke gunung akan membuat marah penunggu gaib gunung.
Selain itu dewa-dewa yang bernaung disana juga akan murka. Terlebih lagi dilerengnya terdapat pura Besakih yang suci. Warga dari Agama Hindu Bali selalu menghindari memakan daging sapi karena bagi mereka sapi adalah hewan yang mulia.
Harus ditemani orang suci
Ketika ingin mendaki Gunung Agung, pendaki harus ditemani oleh orang suci. Orang yang dianggap suci itu pendeta atau orang tertentu yang disucikan. Hal ini karena Gunung Agung dianggap suci oleh warga Bali. Di mana tidak sembarang orang bisa mendaki tanpa izin. Sebab jika tidak malapetaka pun akan datang.
Wanita yang tengah datang bulan juga dilarang keras untuk menaiki gunung tersebut. Bagi warga bali Gunung adalah simbol purusa atau laki-laki sedangkan laut adalah ibu. Dengan begitu gunung ini lebih memprioritaskan bagi laki-laki.
(mdk/has)