Pendaki Tewas di Gunung Agung Bukan WNA, Korban Dipastikan Warga Semarang
Basarnas Bali akhirnya menemukan identitas pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali.
Basarnas Bali akhirnya menemukan identitas pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali. Korban diketahui pria berkebangsaan Indonesia bernama Alexander Bimo Haryotedjo asal Yogyakarta.
Pendaki Tewas di Gunung Agung Bukan WNA, Korban Dipastikan Warga Semarang
Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya mengatakan, identitas korban bernama Alexander Bimo Haryotedjo dan berusia 60 tahun, kelahiran Yogyakarta dan alamatnya di Desa Bongsari, Semarang Barat, Jawa Tengah.
"Tim sudah mengevakuasi korban, dan ada penambahan personil dari Kantor Basarnas Bali, Jimbaran, menuju Pos Pengubengan," kata Sidakarya, Rabu (13/3).
Sementara, petugas berhasil menuju lokasi korban ditemukan tewas di Gunung Agung sekitar 12.39 Wita.
Sebelumnya, korban diduga seorang warga negara asing (WNA) yang belum diketahui identitasnya. Korban diketahui mendaki Gunung Agung tanpa pemandu.
Penemuan jenazah pria di puncak Gunung Agung juga viral di media sosial Twitter atau X .
Unggahan itu memuat tangkapan layar pesan Instagram dari seseorang yang menemukan jasad manusia saat mendaki Gunung Agung. Si pengirim pesan juga mengirim koordinat lokasi jasad itu.
Kepala Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya mengatakan, jenazah ditemukan pada koordinat 8°20'31.12"S - 115°29'35.81"E di ketinggian sekitar 2.833 mdpl, Selasa (12/3) siang. Ciri-ciri korban menggunakan jaket dan celana panjang warna hitam, rambut putih beruban dan membawa tas berwarna hijau.
Tidak ada yang mengetahui kapan korban memulai pendakian di Gunung Agung, karena sebenarnya sudah ada larangan untuk melakukan pendakian dari pemerintah setempat. Larangan tersebut berkenaan adanya upacara keagamaan "Ida Batara Turun Kabeh".
"Info awal kami terima melalui grup potensi SAR yang menyatakan bahwa seorang pendaki WNA menemukan jenazah. Selanjutnya berkoordinasi dengan BPBD serta pemandu lokal setempat, akhirnya dipastikan informasi tersebut A1 pada pukul 19.00 Wita," kata Sidakarya, Rabu (13/2).
Kemudian, sore itu kurang lebih pukul 17.00 Wita, dua pemandu lokal mendaki melalui Pengubengan dan setelah dua jam lebih perjalanan mereka tiba di lokasi penemuan jenazah. Namun, kondisi cuaca di lokasi berkabut tebal dan angin sangat kencang, maka proses evakuasi tidak memungkinkan untuk dilaksanakan malam kemarin.
"Pagi tadi pada pukul 03.00 Wita, tim SAR gabungan sudah bergerak dari Pos Pengubengan, dan normalnya perjalanan pergi dan pulang sekitar enam jam, tentunya akan memerlukan waktu lebih lama karena mengevakuasi jenazah," ujarnya.