4 Hal ini membuktikan Freddy Budiman taubat sebagai bandar narkoba
Besarnya bisnis haram dimilikinya, membuat dia bisa melakukan apapun bahkan di dalam penjara.
Freddy Budiman dikenal sebagai gembong narkoba kelas kakap. Besarnya bisnis haram dimilikinya, membuat dia bisa melakukan apapun bahkan di dalam penjara.
Gaya hidup ugal-ugalan menjadi hal biasa dilakukan Freddy. Meski sudah ditahan, dia bahkan masih mampu mengelola bisnis narkoba dari balik jeruji besi. Bukan hanya bisnis, bercinta dengan kekasih juga kerap dilakukan.
Kehidupan Freddy mendadak berubah 180 derajat. Semenjak divonis mati, dia berpenampilan lebih religius. Kabar beredar dia mendalami agama Islam selama di dalam penjara. Apalagi Freddy berada satu blok sel dengan tahanan teroris selama berada di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Di sana Freddy belajar mengaji dari terpidana kasus terorisme, Abrori bin Al Ayubi. Rupanya hal itu terus berlanjut hingga dia pindah ke lapas lain. Hingga penampilan dia terlihat lebih religius.
Perubahan sikap juga ditunjukkan Freddy. Dia diyakini telah taubat dari bisnis dunia hitam narkoba. Padahal pundi-pundi didapatnya selama ini begitu besar dari narkoba. Apalagi dia merupakan bagian jaringan narkoba internasional.
Berikut pelbagai fakta membuktikan Freddy Budiman taubat sebagai bandar narkoba, Kamis (2/5):
-
Di mana penangkapan kelima tersangka kasus narkoba terjadi? Dia mengatakan rute patroli di Sunggal, yakni Jalan KM 19,5 Kampung Lalang , Jalan PDAM Tirtanadi, Jalan Sunggal dan Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11, Medan.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Siapa saja yang ditangkap dalam kasus narkoba ini? Polisi mengatakan, penangkapan ini dilakukan polisi karena adanya laporan dari masyarakat terhadap pihaknya. Polisi telah menangkap Aktor senior Epy Kusnandar (EK) atau yang akrab disapa Kang Mus dalam sinetron ‘Preman Pensiun’. Penangkapan ini dilakukan diduga terkait penyalahgunaan narkotika. Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Panjiyoga mengatakan, tak hanya menangkap Kang Mus. Polisi juga menangkap satu orang lainnya yakni Yogi Gamblez (YG) yang bermain di film 'Serigala Terakhir'.
-
Kapan terjadi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Taubat nasuha
Freddy membacakan surat pernyataan taubat nasuha di PN Cilacap, Rabu (25/5) lalu. Dalam pernyataannya, Freddy berharap melalui surat tersebut bisa mengabulkan PK yang diajukannya.
"Sebagai bahan pertimbangan majelis hakim, tanpa ada paksaan dari orang lain. (Surat ini) sebagai pernyataan taubat nasuha saya, kepada Allah dan sebagai dasar permohonan pengampunan saya melalui majelis hakim agung," ucapnya.
Dalam pernyataannya, Freddy mengaku sudah berhenti menjadi pengedar dan produsen narkoba. Dia mengaku selama ini sudah bertaubat kepada Allah SWT dengan menyerahkan sepenuhnya hidup serta matinya kepada sang pencipta.
"Saya berjuang keras, serta berusaha betul-betul menjadi manusia baru. Berpasrah kepada Allah SWT dengan melaksanakan semua kewajiban sebagai muslim dan meninggalkan semua perlakuan dan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT," terangnya.
Mengaku menjadi manusia baru
Freddy mengaku sudah berhenti menjadi pengedar dan produsen narkoba. Dia mengaku selama ini sudah bertaubat kepada Allah SWT dengan menyerahkan sepenuhnya hidup serta matinya kepada sang pencipta.
"Saya berjuang keras, serta berusaha betul-betul menjadi manusia baru. Berpasrah kepada Allah SWT dengan melaksanakan semua kewajiban sebagai muslim dan meninggalkan semua perlakuan dan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT," ucapnya.
Ia mengemukakan, taubat nasuha yang dilakukannya, selain meminta ampun kepada sang pencipta juga berharap bisa melihat masa depan keluarganya secara utuh. Tak hanya itu, Freddy menyatakan penyesalannya karena memiliki ambisi besar dalam jaringan narkoba internasional.
"Menyadari dan menyesal karena ambisi yang begitu besar dalam jaringan narkoba, juga pengaruh karena kondisi sebagai pemakai 20 tahun," jelasnya.
Dapat hidayah di penjara
Usai menjalani sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri (PN) Cilacap, terpidana mati kasus penyelundupan 1,4 juta butir ekstasi, Freddy Budiman mengaku sudah taubat nasuha.
Dia mengaku, taubat nasuha yang dijalankannya sudah mulai dilakukan saat mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu. "Sejak dapat hidayah sewaktu di Lapas Batu. Saya pelajari Islam," katanya, Rabu (1/6).
Freddy mengatakan harapannya, agar masih memiliki kesempatan untuk bisa bertaubat. "Saya berharap dikasih waktu taubat dalam penjara," ujarnya.
Selain itu Freddy juga berpesan kepada terpidana mati kasus narkoba lainnya yang menunggu pelaksanaan eksekusi untuk segera bertaubat. "Para terpidana mati kasus narkoba, cepat cari Tuhannya," katanya.
Freddy: Allah tak restui bisnis narkoba
Terpidana mati kasus penyelundupan narkoba dari China, Freddy Budiman menjalani sidang Peninjauan Kembali (PK) lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Cilacap, Rabu (1/6). Dalam kesempatan tersebut, Freddy yang mengakui menjalani taubat nasuha menyampaikan pesan kepada pengedar narkoba yang berada di luar jeruji penjara. Dia berharap agar pengedar narkoba meninggalkan pekerjaan haram tersebut.
"Saya berpesan, (mengedarkan) narkoba enggak ada hasilnya. Di mana-mana usaha (narkoba) pasti ditangkap, kalau enggak ditangkap ya ini, ya bikin hancur keluarga dan masa depan. Saya rasakan itu," katanya.
Dia mengatakan bekerja sebagai pengedar narkoba kerap berurusan dengan hukum. "Setiap kerja ditangkap, setiap kerja ditangkap. Ini berarti Allah enggak merestui," katanya.
Â
(mdk/tyo)